KGI-PALM KAMI MENGERTI NILAI HIDUP , PENYEDIA PALM OIL GO GREEN

Kamis, 29 Januari 2015

tangki penimbunan minyak sawit



AKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI menggandeng PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) untuk membangun tangki penimbunan minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO).

Sekretaris Perusahaan PTPN VI Benny Soebagia menuturkan, tangki timbun itu akan dibangun di kawasan Talang Duku, Sumatera Selatan. Rencananya, tangki tersebut untuk menampung produksi CPO dari perkebunan PTPN maupun petani. "Tujuannya, mempermudah proses bongkar muat CPO, dan efisiensi waktu. Saat ini, jumlah tangki penimbun masih belum memenuhi kebutuhan," katanya.

Sayang, Benny belum mau membeberkan besaran investasi untuk pembangunan tangki tersebut. Dia hanya bilang,  PTPN VI dan Pelni akan membangun sebanyak 10 tangki timbun, berkapasitas total 200 tandan buah segar (TBS).

Nantinya, PTPN akan menggunakan sistem sewa. Namun, kendala terbesar dalam pembangunan tangki adalah soal lahan. Maklum, dibutuhkan lahan lima hektare untuk membangun tangki timbun. Selain pembebasan lahan cukup sulit, harga lahan juga mahal. "Tapi akan kami kerjakan sesuai instruksi Kementrian Perdagangan," ucap Benny.

Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Khrisnamurti menyatakan, tangki timbun CPO dibutuhkan untuk menjaga supaya harga tidak jatuh. Dengan tangki timbun, petani dan pengusaha bisa menyimpan CPO ketika harga rendah, dan menjualnya ketika harga sedang tinggi.

Selain membangun tangki timbun, PTPN VI juga berencana membangun dua pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas masing-masing 30 ton-40 ton TBS per jam. Nilai investasinya mencapai Rp  180 miliar. Pabrik tersebut ditargetkan beroperasi akhir tahun ini.

a membentuk Tim Bersama untuk mempersiapkan rencana kerjasama, melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, serta mempersiapkan perangkat-perangkat hukum yang diperlukan.
"Segala persiapan segera dilakukan agar kerjasama ini dapat berjalan secepatnya. Pembangunan harus segera direalisasikan untuk mendorong pertumbuhan perdagangan khususnya di sektor curah cair. Seperti disampaikan Menteri BUMN, Bengkulu harus menjadi pemantik aktif kegiatan perekonomian pantai barat Sumatera," ungkap Direktur Utama IPC, RJ Lino.
Pada tahun 2010, realisasi arus barang di Pelabuhan Pulau Baai berdasarkan perdagangan tercatat sebanyak 2.368.794 ton, sedangkan arus barang berdasarkan distribusi sebanyak 2.677.984 ton. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2012, menjadi sebanyak 4.597.576 ton.
Derasnya arus lalu lintas di pelabuhan ini berdampak positif pada pendapatan IPC cabang Bengkulu. Pelabuhan Pulau Baai yang sebelumnya selalu mengalami kerugian, pada tahun 2012 mencatat rekor pendapatan sebesar Rp100 miliar.
Memasuki tahun 2013, manajemen IPC Cabang Bengkulu telah melaksanakan serangkaian pembenahan sistem dan infrastruktur untuk meningkatkan produktivitas pelabuhan. Pelabuhan mengimplementasikan sistem 24/7, yang memungkinkan jasa kepelabuhanan dapat berjalan selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu. Pelabuhan juga terus melakukan pembenahan dan penambahan fasilitas seperti dermaga dan peralatan bongkar muat di pelabuhan.
Selain itu, IPC selaku operator pelabuhan juga telah melakukan pengerukan alur hingga -12 mLws. Pengerukan ini memungkinkan kapal-kapal peti kemas bersandar di pelabuhan tersebut, sehingga menumbuhkan kembali pasar peti kemas yang sempat terhenti sepanjang tahun 2005 hingga 2011.
Dalam lima tahun terakhir, jumlah kapal yang bersandar di Pelabuhan Pulau Baai naik sebanyak 18 persen. Di samping jumlah kapal, ukuran kapal yang berlabuh di Pelabuhan Pulau Baai pun lebih besar dari sebelumnya. Hal ini terlihat dari gross tonnage (GT) kapal yang tumbuh sebesar 34%  sejak tahun 2007.
Pembangunan tangki curah cair di Pelabuhan Pulau Baai akan menambah daftar panjang upaya IPC dalam menjadikan Pelabuhan Pulau Baai sebagai infrastruktur pokok yang mampu mendorong peningkatan aktivitas ekonomi Bengkulu pada khususnya dan pantai barat Sumatera pada umumnya.
Sekedar informasi, MoU ditandatangani oleh Direktur Utama IPC, Richard Joost Lino dengan Direktur Utama PT Apex Indopacific, Jimmy Dharmadi, Direktur Utama PT Asianagro Agungjaya, Fandy Fong, Direktur Utama PT Louis Dreyfus Commodities, Sanjay Joneja, Direktur Utama PT Sandabi Indah, Lestari H. Soenarto, serta Direktur Utama PT Trinity Palm Trans Indonesia, James Halim. Ikut hadir pada acara tersebut General Manager Pelabuhan IPC cabang Bengkulu, Nurhikmat. Ke depannya, IPC juga akan menandatangani MoU yang sama dengan PT Pasko Bengkulu Jaya. (wan)
(wdi)

diagnostic_api_kiri = 0.0008 || diagnostic_api_kanan = 1.0622 || diagnostic_web = 19.3725




0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger