AKARTA. PT Perkebunan Nusantara
(PTPN) VI menggandeng PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) untuk membangun
tangki penimbunan minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO).
Sekretaris Perusahaan PTPN VI Benny Soebagia menuturkan, tangki timbun itu akan
dibangun di kawasan Talang Duku, Sumatera Selatan. Rencananya, tangki tersebut
untuk menampung produksi CPO dari perkebunan PTPN maupun petani.
"Tujuannya, mempermudah proses bongkar muat CPO, dan efisiensi waktu. Saat
ini, jumlah tangki penimbun masih belum memenuhi kebutuhan," katanya.
Sayang, Benny belum mau membeberkan besaran investasi untuk pembangunan tangki
tersebut. Dia hanya bilang, PTPN VI dan Pelni akan membangun sebanyak 10
tangki timbun, berkapasitas total 200 tandan buah segar (TBS).
Nantinya, PTPN akan menggunakan sistem sewa. Namun, kendala terbesar dalam
pembangunan tangki adalah soal lahan. Maklum, dibutuhkan lahan lima hektare
untuk membangun tangki timbun. Selain pembebasan lahan cukup sulit, harga lahan
juga mahal. "Tapi akan kami kerjakan sesuai instruksi Kementrian
Perdagangan," ucap Benny.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Khrisnamurti menyatakan, tangki
timbun CPO dibutuhkan untuk menjaga supaya harga tidak jatuh. Dengan tangki
timbun, petani dan pengusaha bisa menyimpan CPO ketika harga rendah, dan
menjualnya ketika harga sedang tinggi.
Selain membangun tangki timbun, PTPN VI juga berencana membangun dua pabrik
kelapa sawit (PKS) berkapasitas masing-masing 30 ton-40 ton TBS per jam. Nilai
investasinya mencapai Rp 180 miliar. Pabrik tersebut ditargetkan
beroperasi akhir tahun ini.
Kamis, 29 Januari 2015
tangki penimbunan minyak sawit


a
membentuk Tim Bersama untuk mempersiapkan rencana kerjasama, melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait, serta mempersiapkan perangkat-perangkat
hukum yang diperlukan.
"Segala persiapan segera dilakukan agar kerjasama ini dapat
berjalan secepatnya. Pembangunan harus segera direalisasikan untuk mendorong
pertumbuhan perdagangan khususnya di sektor curah cair. Seperti disampaikan
Menteri BUMN, Bengkulu harus menjadi pemantik aktif kegiatan perekonomian
pantai barat Sumatera," ungkap Direktur Utama IPC, RJ Lino.
Pada tahun 2010, realisasi arus barang di Pelabuhan Pulau Baai
berdasarkan perdagangan tercatat sebanyak 2.368.794 ton, sedangkan arus barang
berdasarkan distribusi sebanyak 2.677.984 ton. Jumlah ini meningkat hampir dua
kali lipat pada tahun 2012, menjadi sebanyak 4.597.576 ton.
Derasnya arus lalu lintas di pelabuhan ini berdampak positif
pada pendapatan IPC cabang Bengkulu. Pelabuhan Pulau Baai yang sebelumnya
selalu mengalami kerugian, pada tahun 2012 mencatat rekor pendapatan sebesar
Rp100 miliar.
Memasuki tahun 2013, manajemen IPC Cabang Bengkulu telah
melaksanakan serangkaian pembenahan sistem dan infrastruktur untuk meningkatkan
produktivitas pelabuhan. Pelabuhan mengimplementasikan sistem 24/7, yang
memungkinkan jasa kepelabuhanan dapat berjalan selama 24 jam sehari dan tujuh
hari seminggu. Pelabuhan juga terus melakukan pembenahan dan penambahan
fasilitas seperti dermaga dan peralatan bongkar muat di pelabuhan.
Selain itu, IPC selaku operator pelabuhan juga telah melakukan
pengerukan alur hingga -12 mLws. Pengerukan ini memungkinkan kapal-kapal peti
kemas bersandar di pelabuhan tersebut, sehingga menumbuhkan kembali pasar peti
kemas yang sempat terhenti sepanjang tahun 2005 hingga 2011.
Dalam lima tahun terakhir, jumlah kapal yang bersandar di
Pelabuhan Pulau Baai naik sebanyak 18 persen. Di samping jumlah kapal, ukuran
kapal yang berlabuh di Pelabuhan Pulau Baai pun lebih besar dari sebelumnya.
Hal ini terlihat dari gross tonnage (GT) kapal yang tumbuh sebesar 34%
sejak tahun 2007.
Pembangunan tangki curah cair di Pelabuhan Pulau Baai akan
menambah daftar panjang upaya IPC dalam menjadikan Pelabuhan Pulau Baai sebagai
infrastruktur pokok yang mampu mendorong peningkatan aktivitas ekonomi Bengkulu
pada khususnya dan pantai barat Sumatera pada umumnya.
Sekedar
informasi, MoU ditandatangani oleh Direktur Utama IPC, Richard Joost Lino
dengan Direktur Utama PT Apex Indopacific, Jimmy Dharmadi, Direktur Utama PT
Asianagro Agungjaya, Fandy Fong, Direktur Utama PT Louis Dreyfus Commodities,
Sanjay Joneja, Direktur Utama PT Sandabi Indah, Lestari H. Soenarto, serta
Direktur Utama PT Trinity Palm Trans Indonesia, James Halim. Ikut hadir pada
acara tersebut General Manager Pelabuhan IPC cabang Bengkulu, Nurhikmat. Ke
depannya, IPC juga akan menandatangani MoU yang sama dengan PT Pasko Bengkulu
Jaya. (wan)
(wdi)
0 komentar:
Posting Komentar