KGI-PALM KAMI MENGERTI NILAI HIDUP , PENYEDIA PALM OIL GO GREEN

Senin, 19 Januari 2015

Kelayakan Perkebunan

INTISARI: Keputusan untuk melakukan investasi pada perkebunan kelapa sawit harus diperhitungkan dengan cermat.mengingat karakteristik investasi dibidang perkebunan kelapa sawit teramat berbeda apabila kita bandingkan dengan investasi di bidang industri lainnya. Kebutuhan dana yang besar dan terus menerus, tanaman yang baru menghasilkan setelah empat tahun, jangka waktu pengembalian yang bersifat jangka panjang membuat industri perkebunan kelapa sawit memiliki profil risiko yang tinggi. Namun demikian, seiring dengan prospek industri perkebunan kelapa sawit yang masih cerah, maka banyak investor yang tertarik untuk masuk ke dalam industri ini.Indonesia adalah produsen CPO terbesar di dunia, dan lokasi usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia terkonsentrasi di pulau Sumatera dan Kalimantan. Peluang investasi perkebunan kelapa sawit saat ini adalah melalui pembukaan kebun baru di Papua. Namun demikian, berdasarkan pengamatan penulis belum terdapat cerita sukses mengenai keberhasilan perkebunan kelapa sawit di Papua. PT XYZ merupakan perusahaan swasta yang berencana membangun kebun kelapa sawit seluas 18.000 hektar dan 2 (dua) unit pabrik pengolahan kelapa sawit kapasitas total 90 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, yang berlokasi di Kabupaten Keerom, Papua. Berdasarkan hasil analisa kelayakan usaha terhadap aspek keuangan proyek tersebut, maka didapatkan kesimpulan bahwa proyek ini layak dengan parameter Net Present Value (NPV) adalah sebesar Rp 286.305.812.000,00, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15,90% dan payback period selama 10,5 tahun. Berdasarkan hasil analisa sensitivitas, proyek ini dinilai lebih sensitif terhadap perubahan harga jual produk CPO dibanding perubahan tingkat suku bunga, maupun perubahan biaya–biaya.

Kebutuhan Data Studi Kelayakan Perkebunan Kelapa Sawit

Data / dokumen yang dibutuhkan dalam  penyusunan studi kelayakan proyek Perkebunan Kelapa sawit  adalah sebagai berikut :
  1. Latar belakang proyek perkebunan kelapa sawit (inti)
  2. Maksud dan Tujuan penyusunan studi kelayakan
  3. Data Perseroan seperti Akte Pendirian Perseroan, Akte Perubahan Terakhir, NPWP, TDP, SIUP, ITUP, Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, dan Perijinan-perijinan lainnya (dilampirkan)

Data perijinan yang dilampirkan, termasuk kontrak kerjasama dengan pihak III seperti :
  • Akte Pendirian dan Akte Perubahan
  • Semua perijinan yang sudah dimiliki (ijin perpanjangan atau perubahan terakhir, jika ada)
    1. NPWP, TDP, SIUP
    2. Ijin HGU
    3. Surat pemberian ijin lokasi untuk perkebunan kelapa sawit.
    4. Surat keputusan Bupati tentang ijin pemanfaatan kayu (IPK) Land Clearing.
    5. Surat keputusan Bupati tentang Pemberian ijin usaha perkebunan kepada Perseroan.
    6. Surat keputusan kepala badan pertahanan nasional tentang pemberian Hak Guna Usaha atas Tanah.
    7. Ijin HO (gangguan/huru-hara)
    8. Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit (SP2B-KS) Sumber Benih Dalam Negeri
    9. AMDAL
    10. Surat Rekomendasi UKL / UPL

4. Company Profile

5. Kegiatan Usaha Perseroan
  • Kegiatan usaha saat ini
  • Luas areal perkebunan kelapa sawit + ______ hektar
  • Kondisi lahan saat ini (detail yang sudah ditanam TBM / TM termasuk umurnya)

6. Data Struktur Organisasi dan Manajemen perseroan, meliputi :
  • Struktur organisasi Perusahaan & job diskripsinya.
  • Struktur organisasi di perkebunan
  • Curriculum Vitae pengurus (direksi dan komisaris).
  • SDM, meliputi jumlah karyawan (detail per bagian) berdasarkan jabatan atau fungsinya dan rencana gaji yang diberikan dalam sebulan.

7. Laporan Keuangan audit 5 tahun terakhir per 31 desember. Atau laporan keuangan pendirian, jika perusahaan baru berdiri.

8. Data Pesaing (jika ada)


9. Lokasi proyek dan iklim di daerah kelapa sawit
  • Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit
  • Alasan / latar belakang pemilihan lokasi (disertai peta dan gambar/foto)
  • Peta dan Koordinat Lokasi
  • Peta Tophografi
  • Iklim
  • Berdasarkan kriteria kesesuaian lahan berdasarkan data di atas untuk perkebunan kelapa sawit, perusahaan termasuk kelas S 1, 2 atau 3?

10. RAB untuk proyek perkebunan kelapa sawit - inti, yang meliputi :
a. Investasi Tanaman (detail TBM 0, TBM 1, TBM 2 dan TBM 3)
  • Land clearing
  • Pengawetan tanah
  • Penanaman kelapa sawit
  • Pembuatan prasarana survey dan sensus
  • Biaya pemeliharaan (piringan dan gawangan, pengendalian lalang, pemupukan tanaman, pengendalian hama dan penyakit dll)

b. Investasi nontanaman
  • Tanah
  • Bangunan
  • Kendaraan dan alat berat
  • Mesin-mesin
  • Inventaris kantor

Dari nilai investasi tersebut, masing-masing disertai detailnya, seperti berikut ini :
  • Tanah, disertai sertifikat tanah.
  • Gedung, disertai gambar layout gedung.
  • Nilai mesin disertai dengan penawaran dari supplier mesin / invoice.
  • Inventaris kantor, terdiri dari ___________________________________
  • Kendaraan, terdiri dari ________________________________________

11. Rencana sumber dana untuk proyek pembangunan fisik perkebunan kelapa sawit adalah sebagai berikut :
a. Investasi  ( pinjaman ____ % ; modal sendiri  ____ %)
b. IDC ( pinjaman ____ % ; modal sendiri  ____ %)
c. Modal Kerja ( pinjaman ____ % ; modal sendiri  ____ %)

Note :
Rencana pencairan kredit KI pada bulan ____ tahun __ dan KMK pada bulan ____ tahun___.  (sesuai skedul proyek point 13).
Tingkat bunga KI _____%, bunga KMK ____%
Jangka waktu pinjaman ____ tahun.
Grace period ___ bulan.

12. Skedul proyek pembangunan kelapa sawit inti dari perencanaan, pengurusan ijin, pembangunan, penanaman bibit kelapa sawit sampai menghasilkan.

13. Sistematika Perkebunan Kelapa Sawit.
  • Pengadaan bibit dan Persemaian
  • Pengadaan sarana dan prasarana
  • Penanaman dan pemeliharaan

14. Skedul proses penanaman kelapa sawit dari land clearing s/d menghasilkan (waktu yang dibutuhkan)

15. Produksi kelapa sawit
Asumsi profil produksi (sesuai umur tanaman), dalam Ton TBS/ha per tahun (kelas ___)


16. Asumsi Harga Jual TBS per ton (jika sdh ada kontrak, dilampirkan)

17. Rincian biaya dari TBM

a. Rincian biaya dari TBM tahun 0  yang meliputi :
  • Land clearing
  • Pengawetan tanah
  • Penanaman kacang-kacangan
  • Penanaman kelapa sawit
  • Pembuatan prasarana
  • Survey dan sensus

b. Rincian biaya dari TBM tahun 1  yang meliputi :
  • Piringan dan gawangan
  • Pengendalian lalang
  • Pemupukan tanaman
  • Pengendalian hama dan penyakit
  • Penyisipan dan konsolidasi pokok doyong
  • Perawatan prasarana
  • Survey dan sensus

c. Rincian biaya dari TBM tahun 2  yang meliputi :
  • Piringan dan gawangan
  • Pengendalian lalang
  • Pemupukan tanaman
  • Pengendalian hama dan penyakit
  • Kastrasi dan sanitasi
  • Penyisipan dan konsolidasi pokok doyong
  • Perawatan parit dan konservasi tanah
  • Perawatan prasarana
  • Survey dan sensus

d. Rincian biaya dari TBM tahun 3  yang meliputi :
  • Piringan dan gawangan
  • Pengendalian lalang
  • Pemupukan tanaman
  • Pengendalian hama dan penyakit
  • Kastrasi dan sanitasi
  • Penyisipan dan konsolidasi pokok doyong
  • Perawatan parit dan konservasi tanah
  • Perawatan prasarana
  • Survey dan sensus

18. Rincian biaya pemeliharaan dan panen tanaman menghasilkan selama periode proyeksi keuangan yang meliputi :

a. Pemeliharaan TM
b. Biaya panen

Detail masing-masing biaya untuk umur 4 – 7 tahun, 8 -14 tahun dan umur lebih dari 14.

19. Jangka waktu hutang usaha

20. Realisasi penjualan (jika perusahaan sudah beroperasi sebelumnya), dalam ton dan nilai.

Realisasi penjualan lima tahun terakhir (dalam rupiah dan Quantity)

21. Rencana Penjualan
  • Rencana penjualan kelapa sawit per tahun
  • Alokasi penjualan ______ % lokal dan sisanya ___% diekspor.
  • Calon pembeli / buyer yang akan dituju
  • Kontrak penjualan kelapa sawit dengan pembeli.
  • Harga jual kelapa sawit (= point 17)
  • Jangka waktu penjualan kredit (perputaran piutang), _____ bulan.

22. Tenaga Kerja
a. Biaya Tenaga Kerja Langsung (existing dan proyek kerjasama)
    Detail jumlah tenaga kerja langsung dan upah per orang

b. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung (existing dan proyek kerja sama)
    Detail jumlah tenaga kerja tak langsung dan gaji dari masing-masing jenjang   jabatan (per orang)

23. Asumsi beban usaha (beban penjualan dan beban umum & administrasi).
Wahyu Endrian12:26

Bidang Usaha Studi Kelayakan

 Term Of Reference Studi Kelayakan
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 
Dewasa ini seluruh sektor usaha dalam upaya menghitung kelayakan suatu usaha dimulai dengan melaksanakan suatu Studi Kelayakan, Pembangunan perusahaan perkebunan pada suatu lokasi harus dilakukan dahulu studi kelayakannya, agar didapat keadaan senyatanya keuntungan dan kerugian yang didapat apabila perusahaan akan menginvestasikan dananya guna membangun sebuah perkebunan, bukan hanya pada penilaian agronomis saja tetapi juga analisa financial perlu di bahas agar di dapat analisa kelayakan pembangunan kebun apakah akan di lanjutkan atau  tidak, 
Penilaian kesesuaian adalah tahapan penelitian lahan untuk penggunaan tertentu dari lahan tersebut, hal mana faktor-faktor pembatas penggunaan lahan diidentifikasikan,   kemudian dilakukan cara-cara untuk mengatasi atau menekan faktor-faktor pembatas sedemikian rupa sehingga tercapai produktivitas lahan yang optimal.
Sejumlah faktor yang diperhatikan dalam penilaian kesesuaian lahan merupakan  faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang disebut faktor pembatas pertumbuhan tanaman antara lain meliputi jumlah curah hujan, ketinggian di atas permukaan laut, bentuk daerah atau topografi, jenis tanah serta sifat-sifat fisik dan kimianya.
Karakteristik lahan yang digunakan untuk penilaian kesesuaian lahan adalah berdasarkan kriteria fisik lahan De Boer (1987).  Karakteristik kimia (kecuali pH) secara langsung tidak dipergunakan dalam penilaian, mengingat kesuburan tanah dapat diperbaiki.  Karakteristik kimia tanah akan menjadi dasar untuk pertimbangan peningkatan produktivitas tanaman, khususnya dalam Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit  
Setiap kelas kesesuaian lahan (KKL) dicirikan oleh sejumlah faktor  pembatas tertentu yang akan menentukan produksi dari tanaman yang diusahakan.  Di samping penilaian KKL secara aktual maka dinilai juga KKL potensialnya.  KKL aktual ditentukan berdasarkan kepada parameter-parameter lahan sesuai dengan kondisi lahan pada saat survey dilakukan, sedangkan KKL potensial adalah kelas lahan setelah dilakukan perbaikan terhadap faktor pembatas yang ada.
KKL potensial dapat dikaitkan langsung dengan rata-rata potensi produksinya.  Dengan perbaikan faktor pembatas dan penerapan kaidah-kaidah pengelolaan kebun yang baku, diharapkan target produksi potensial dapat tercapai, yang di kaitkan dengan investasi keuangan, apakah pembangunan investasi perkebunan dapat dilaksanakan atau tidak, kelayakan bukan saja pada aspek  agronomi saja, tetapi juga aspek investasi keuangan, sosial budaya dan lain sebagainya yang menjadi satu kesatuan hasil dari studi kelayakan bisnis.
Jadi pengertian studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.

Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.

B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.

Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.

C. KERANGKA ACUAN KERJA
Penyusunan Studi Kelayakan ini mengacu kepada Kerangka Acuan Studi Kelayakan Pengembangan Proyek Perkebunan yang ditetapkan oleh   PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/9/2013 

D. SASARAN /TARGET 
Tujuan dan Target dalam Studi Kelayakan ini adalah Melakukan kegiatan & penelitian langsung  ke dalam lokasi calon kebun kelapa sawit dengan tujuan mendapatkan data yang lebih akurat seperti data tanam tumbuh, data tanah berupa kondisi fisik dan kimia tanah, pH tanah, ketinggian tempat, keadaan vegetasi areal berupa semak belukar, belukar konversi, kondisi alang-alang dan hutan sekunder. Vegetasi dominan ladang masyarakat berupa tanaman buah tahunan dan tanaman perkebunan tahunan. Topografi areal yang disurvey serta bentang alam pendukung misalnya kondisi akses jalan, sumber air berupa sungai dan areal dataran. Sumber daya pendukung lainnya juga seperti kondisi sosial ekonomi masyarakat. 

E.    PELAKSANA PEKERJAAN
PT. Global Mapindo  Konsultan Perkebunan Kelapa Jalan Jend Sudirman Kompleks Perkantoran Sudirman Raya  Blok C No 10 Tangkerang Tengah-Kotamadya Pekanbaru-28285 Riau- Indonesia

II  RUANG LINGKUP PEKERJAAN
A. Identifikasi Lingkungan Fisik
    1. Wilayah Administrasi
        a.  Wilayah Administrasi
Wilayah Administrasi calon kebun yang akan disurvey terletak pada Propinsi, Kebupaten, Kecamatan dan Desa yang telah di tentukan sesuai peruntukan nya, dan penjelasan batas batas yang bersebelhan dengan areal calon lokasi pembangunan kebun
Luas lahan yang dipetakan untuk Pencadangan Areal Perkebunan Sawit Pengecekan dengan clinometer dan peta topografi ketinggian juga di lakukan penghitungannya terletak pada ketinggian muka laut
        b. Kondisi Iklim
Sebagai sarat pertumbuhan kelapa sawit, unsur-unsur iklim sangat menentukan keberhasilan penanaman di lapangan.
Kondisi iklim yang ada di calon areal perkebunan, data di ambil dari berbagai sumber yang terkait, seperti BMG, dan atau sumber sumber lain nya,
        c. Geologi dan Bahan Induk
Pengambilan analisa Geologi dan Bahan induk pada areal studi di sesuaikan dengan kondisi fisik batuan dengan mempergunakan Peta Geologi dan uji lab,
        d. Topografi dan Bentuk Wilayah
Areal calon lokasi Perkebunan terdiri dari 4 (empat) satuan bentuk wilayah yaitu Wilayah Dataran Datar (jalur aliran sungai dan dataran datar) sampai Dataran Berombak, Wilayah Dataran Bergelombang, Wilayah Antiklin Berbukit Hummock, dan Wilayah Antiklin Berbukit Hillock.  

   2. Fisik Lahan (Vegetasi, Tanah, Lereng, Sungai/Air)
        a.  Vegetasi
Vegetasi dominan di lokasi areal calon kebun, juga kondisi vegetasi dimasukkan kedalam kelas hutan primer, hutan skunder, semak belukar, dan lain sebagainya.
        b.  Tanah
Kandungan tanah pada areal calon perkebunan perlu diketahui untuk pertumbuhan tanaman
        c. Lereng
Kondisi lereng di gambarkan bentuk secara umumnya misalnya  datar sampai bergelombang atau sebagian kecil berbukit-bukit dan kondisi lainnya.

Kondisi Vegetasi dan Kelerengan
        d.  Sungai
Ketersediaan sumber air yakni Sungai di wilayah studi, debit yang tersedia tidak berfluktuatif, atau tidak artinya air tersedia sepanjang tahun atau tidak. Serta pemanfaatan air sungai oleh penduduk baik untuk irigasi maupun untuk kehidupan sehari hari yang bersumber dari air sungai tersebut

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger