Produk Turunan Minyak Sawit
Tanaman kelapa sawit menghasilkan buah yang disebut tandan buah segar
(TBS), setelah diolah tandan buah segar akan menghasilkan minyak yang
terdiri atas 2 macam ; Minyak berasal dari daging buah (messocarp) yang
dihasilkan melalui perebusan dan pemerasan (press), minyak jenis ini
dikenal sebagai minyak sawit kasar atau crude palm oil (CPO) ; Minyak
berasal dari inti sawit, dikenal sebagai minyak inti sawit atau palm
kernel oil (PKO). CPO dan PKO dapat dibuat menjadi berbagai produk,
pabrik CPO dan PKO disebut refineri dan ekstraksi yang menghasilkan
beberapa jenis minyak siap pakai seperti minyak goreng dan berbagai
jenis minyak yang harus diproses lebih lanjut untuk menghasilkan produk
lain
Industri Kelapa Sawit terdiri dari 3 bagian utama. Industry Hulu, Industri tengah, dan Industri Hilir. Untuk industry hilir minyak sawit menjadi bahan baku utama untuk berbagai macam produk yang digunakan langsung oleh masyarakat. Produk ini biasanya disebut dengan consumer goods.
Industri Kelapa Sawit terdiri dari 3 bagian utama. Industry Hulu, Industri tengah, dan Industri Hilir. Untuk industry hilir minyak sawit menjadi bahan baku utama untuk berbagai macam produk yang digunakan langsung oleh masyarakat. Produk ini biasanya disebut dengan consumer goods.
Consumer
Goods adalah produk yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Produk
seperti sabun, shampoo, deterjen, pasta gigi, dan kosmetik bahkan
makanan. Salah satu keunggulan produk yang dihasilkan dari turunan
minyak sawit adalah kadar lemak yang rendah dan relative aman untuk
jangka panjang. Selain itu produk yang berasal dari minyak sawit lebih
ramah
lingkungan karena mudah terurai dan juga tidak menyebabkan iritasi.
Untuk
produk turunan minyak sawit yang berbentuk makanan atau dapat dimakan
juga beraneka ragam. Produk turunan ini sangat baik karena mengandung
gizi dan bersifat non-kolesterol selain tidak berlemak. Produk turunan
berupa makanan yang berasal dari minyak sawit juga mengandung asam
linoleat yang merupakan asam lemak yang sangat esensial untuk tubuh.
Vitamin yang terkandung dalam makanan yang merupakan turunan dari minyak sawit adalah pro-vitamin A dan Vitamin E. produk-produk ini juga mengandung beta-karoten dan terdapat karbohidrat serta energy dan protein.
Produk makanan minyak sawit juga mengandung omega 9 yang tinggi sehingga dapat mencegah penyakit jantung koroner. Dibandingkan dengan minyak nabati lain minyak sawit mampu mengurangi radikal bebas dan juga memperlambat proses penuaan.
Selain minyak dan bahan solid lain, dihasilkan juga beberapa padatan yang dapat langsung digunakan atau harus diproses lebih lanjut.
Bahan Baku Makanan; seperti mentega, lemak untuk masakan (shortening), bahan tambahan coklat, bahan baku es krim, pembuat asam lemak, vanaspati, bahan baku berbagai industry, dan bahan makanan ternak.
Bahan Baku kosmetik dan obat-obatan ; seperti krim, shampoo, lotion dan vitamin A, minyak sawit lebih mudah diserap kulit dibandingkan dengan jenis minyak lain.
Bahan baku industri berat dan ringan ; pada industri kulit digunakan sebagai pelembut dan pelunak, pada industry tekstil karena mudah dibersihkan, sebagai pelumas cukup baik digunakan karena tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi, sebagai "cold rolling" dan "fluxing agent" pada industry kawat dan perak, sebagai bahan flotasi pada pemisah biji tembaga dan kobalt, pada industry ringan dijadikan salah satu bahan baku pembuatan sabun, semir sepatu, lilin, deterjen, dan tinta cetak.
Yang paling hebat dari produk turunan minya sawit adalah bahan bakan bio solar (biodiesel). Bahan bakar ini sudah terbukti ramah lingkungan karena dapat mengurangi global warming dan mengurangi emisi gas CO2.
Biodisel ; merupakan bahan bakar mesin disel yang dibuat dari minyak nabati atau lemak hewani, dibuat dengan cara esterifikasi dan atau transesterifikasi minyak sawit dan alkohol rantai pendek.
Dalam rangka memacu industri kelapa sawit nasional, PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) sejak tahun 1992 secara khusus mengembangkan Biodisel Minyak Sawit (BMS), pada prinsipnya proses utama untuk memproduksi biodiesel adalah reaksi transesterifikasi antara minyak nabati (kandungan asam lemak bebas < 1 %) dengan methanol dengan menggunakan katalis biasa.
Gliserol (gliserin) yang terbentuk pada reaksi tersebut tidak larut dalam metal ester, tetapi terpisah dibagian bawah reactor sehingga dapat dipisahkan dengan mudah. Ester yang terbentuk selanjutnya dicuci menggunakan air untuk menghilangkan sisa katalis dan methanol, proses ini dapat dilakukan secara curah (batch) atau sinambung (continuous).
Apabila CPO digunakan sebagai bahan baku, perlu digunakan pretreatment terlebih dahulu, karena CPO yang digunakan sebagai bahan baku umumnya memiliki kandungan asam lemak bebas lebih dari 1 % (umumnya 3-4 %). Penurunan lemak bebas dapt dilakukan dengan cara penyabunan, destilasi vakum atau esterifikasi dengan methanol menggunakan katalis asam, yang paling tepat dengan estrifikasi. Proses pembuatan biodiesel dari CPO sebenarnya cukup sederhana dan tidak memerlukan peralatan canggih, produksinya dapat dilakukan dari skala kecil sampai skala besar. Biodiesel memiliki sifat fisika kimia yang mirip dengan petrodiesel, sehingga dapat dicampur dengan petrodiesel maupun langsung digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, disamping itu memiliki nilai titik nyala yang lebih tinggidari pada petrodiesel, sehingga tidak mudah terbakar, juga tidak mengandung sulfur dan benzena yang karsinogenik sehingga lebih bersih dan aman digunakan dibandingkan petrodiesel, kemudian lebih ramah lingkungan karena emisi gas buangnya rendah. Namun pengembangannya terkendala dengan harga minyak sawit yang semakin tinggi, biaya mengolah biodiesel mencapai Rp 1.500,- per liter yaitu untuk mencampur bahan bakar methanol, pengadaan katalis, air, dan listrik. Pabrik biodiesel PPKS sempat terhenti beroperasi pada awal tahun 2007 karena harga minyak sawit mentah (CPO) yang semakin tinggi dan terus melambung, sementara harga biodiesel dipasaran mencapai Rp 9.500,- perliter sedangkan harga solar untuk sektor industry sebesar Rp. 6.700,- per liter.
Pemanfaatan Limbah ; limbah yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit antara lain janjang kosong, limbah cair (solid), limbah solid (padatan), dan cangkang. Sumber energy ketel boiler dapat dihasilkan dari serat janjang kosong dan cangkang, pupuk kompos dapat dibuat menggunakan janjang kosong, abu janjang, limbah padat, dan cair. Gas yang dihasilkan dari kolam proses limbah juga dapat digunakan sebagai sumber energi (biogas), sedangkan janjang kosong dapat diproses menjadi industri furtural yang digunakan sebagai bahan dasar pakan ternak.
Janjang kosong dapat diproses menjadi pulp, bahan baku pembuat kertas karena TBS mengandung serat kasar (crude fibre) lebih dari 20 % yang diperoleh melalui proses kimia. Limbah pabrik yang diproses melalui proses fermentasi atau proses enzymatic hidrolisa dapat menghasilkan vitamin, protein dan bahan industri kimia lainnya. Batang tanaman kelapa sawit dapat diproses menjadi kayu untuk bahan pembuatan rumah dan perabotan rumah tangga.
lingkungan karena mudah terurai dan juga tidak menyebabkan iritasi.
Vitamin yang terkandung dalam makanan yang merupakan turunan dari minyak sawit adalah pro-vitamin A dan Vitamin E. produk-produk ini juga mengandung beta-karoten dan terdapat karbohidrat serta energy dan protein.
Produk makanan minyak sawit juga mengandung omega 9 yang tinggi sehingga dapat mencegah penyakit jantung koroner. Dibandingkan dengan minyak nabati lain minyak sawit mampu mengurangi radikal bebas dan juga memperlambat proses penuaan.
Selain minyak dan bahan solid lain, dihasilkan juga beberapa padatan yang dapat langsung digunakan atau harus diproses lebih lanjut.
Bahan Baku Makanan; seperti mentega, lemak untuk masakan (shortening), bahan tambahan coklat, bahan baku es krim, pembuat asam lemak, vanaspati, bahan baku berbagai industry, dan bahan makanan ternak.
Bahan Baku kosmetik dan obat-obatan ; seperti krim, shampoo, lotion dan vitamin A, minyak sawit lebih mudah diserap kulit dibandingkan dengan jenis minyak lain.
Bahan baku industri berat dan ringan ; pada industri kulit digunakan sebagai pelembut dan pelunak, pada industry tekstil karena mudah dibersihkan, sebagai pelumas cukup baik digunakan karena tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi, sebagai "cold rolling" dan "fluxing agent" pada industry kawat dan perak, sebagai bahan flotasi pada pemisah biji tembaga dan kobalt, pada industry ringan dijadikan salah satu bahan baku pembuatan sabun, semir sepatu, lilin, deterjen, dan tinta cetak.
Yang paling hebat dari produk turunan minya sawit adalah bahan bakan bio solar (biodiesel). Bahan bakar ini sudah terbukti ramah lingkungan karena dapat mengurangi global warming dan mengurangi emisi gas CO2.
Biodisel ; merupakan bahan bakar mesin disel yang dibuat dari minyak nabati atau lemak hewani, dibuat dengan cara esterifikasi dan atau transesterifikasi minyak sawit dan alkohol rantai pendek.
Dalam rangka memacu industri kelapa sawit nasional, PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) sejak tahun 1992 secara khusus mengembangkan Biodisel Minyak Sawit (BMS), pada prinsipnya proses utama untuk memproduksi biodiesel adalah reaksi transesterifikasi antara minyak nabati (kandungan asam lemak bebas < 1 %) dengan methanol dengan menggunakan katalis biasa.
Gliserol (gliserin) yang terbentuk pada reaksi tersebut tidak larut dalam metal ester, tetapi terpisah dibagian bawah reactor sehingga dapat dipisahkan dengan mudah. Ester yang terbentuk selanjutnya dicuci menggunakan air untuk menghilangkan sisa katalis dan methanol, proses ini dapat dilakukan secara curah (batch) atau sinambung (continuous).
Apabila CPO digunakan sebagai bahan baku, perlu digunakan pretreatment terlebih dahulu, karena CPO yang digunakan sebagai bahan baku umumnya memiliki kandungan asam lemak bebas lebih dari 1 % (umumnya 3-4 %). Penurunan lemak bebas dapt dilakukan dengan cara penyabunan, destilasi vakum atau esterifikasi dengan methanol menggunakan katalis asam, yang paling tepat dengan estrifikasi. Proses pembuatan biodiesel dari CPO sebenarnya cukup sederhana dan tidak memerlukan peralatan canggih, produksinya dapat dilakukan dari skala kecil sampai skala besar. Biodiesel memiliki sifat fisika kimia yang mirip dengan petrodiesel, sehingga dapat dicampur dengan petrodiesel maupun langsung digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, disamping itu memiliki nilai titik nyala yang lebih tinggidari pada petrodiesel, sehingga tidak mudah terbakar, juga tidak mengandung sulfur dan benzena yang karsinogenik sehingga lebih bersih dan aman digunakan dibandingkan petrodiesel, kemudian lebih ramah lingkungan karena emisi gas buangnya rendah. Namun pengembangannya terkendala dengan harga minyak sawit yang semakin tinggi, biaya mengolah biodiesel mencapai Rp 1.500,- per liter yaitu untuk mencampur bahan bakar methanol, pengadaan katalis, air, dan listrik. Pabrik biodiesel PPKS sempat terhenti beroperasi pada awal tahun 2007 karena harga minyak sawit mentah (CPO) yang semakin tinggi dan terus melambung, sementara harga biodiesel dipasaran mencapai Rp 9.500,- perliter sedangkan harga solar untuk sektor industry sebesar Rp. 6.700,- per liter.
Pemanfaatan Limbah ; limbah yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit antara lain janjang kosong, limbah cair (solid), limbah solid (padatan), dan cangkang. Sumber energy ketel boiler dapat dihasilkan dari serat janjang kosong dan cangkang, pupuk kompos dapat dibuat menggunakan janjang kosong, abu janjang, limbah padat, dan cair. Gas yang dihasilkan dari kolam proses limbah juga dapat digunakan sebagai sumber energi (biogas), sedangkan janjang kosong dapat diproses menjadi industri furtural yang digunakan sebagai bahan dasar pakan ternak.
Janjang kosong dapat diproses menjadi pulp, bahan baku pembuat kertas karena TBS mengandung serat kasar (crude fibre) lebih dari 20 % yang diperoleh melalui proses kimia. Limbah pabrik yang diproses melalui proses fermentasi atau proses enzymatic hidrolisa dapat menghasilkan vitamin, protein dan bahan industri kimia lainnya. Batang tanaman kelapa sawit dapat diproses menjadi kayu untuk bahan pembuatan rumah dan perabotan rumah tangga.
Abdul
Rahim Gani, 32 tahun, saat bekerja di perkebunan kelapa sawit di Felda
Bukit Cerakah, distrik Klang, Kuala Lumpur, 16/4. Reuters/Samsul Said
Foto Terkait
"Komunikasi sudah berjalan cukup lama, sekarang tinggal membahas masalah shipping dan payment,"
kata pengusaha di Kalimantan Barat Indra Noviansyah, 25 tahun, Jumat,
21 November 2014. Indra bersama Dina Rimandra, 27 tahun, mendirikan
perusahaan bernama PT Limbahagia.
Indra mengatakan perusahaan
Korea tertarik akan kulit cangkang buah sawit untuk dimanfaatkan sebagai
salah satu sumber energi yang tak kalah dengan batu bara. Cangkang
sawit diketahui sebagai penghantar panas yang mampu menyalurkan energi
4.000 kg/KCal. Cangkang tersebut akan diolah secara Co-firing, yaitu
mencampur cangkang dan batu bara sebagai penghantar panas.
Tak
hanya cangkang yang tengah mereka kembangkan. Di bawah naungan PT
Limbahagia, mereka tetap menjalankan usaha kecil menengah yang
melibatkan masyarakat kecil. "Kami melibatkan masyarakat sekitar pabrik
untuk bekerja, dengan harapan hasilnya juga dapat dimanfaatkan mereka,"
kata Indra.
Limbah yang tengah mereka kembangkan sekarang juga
meliputi limbah hasil pengolahan minyak sawit. Dari hasil pengolahan
Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel, sebagian besar limbahnya belum
dimanfaatkan secara maksimal. Padahal, limbah tersebut dapat menjadi
bahan mentah industri yang dapat dikembangkan secara massal.
"Dari setiap kilo Tandan Buah Segar (TBS), hanya digunakan 20 persen
menjadi CPO dan 15 persen menjadi Kernel. Nah, 65 persen sisanya itu
yang akan kita manfaatkan. Limbah itu merupakan raw material, salah satunya untuk pembuatan sabun dan biodiesel," kata Dina.
0 komentar:
Posting Komentar