2.1 Definisi
Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam
kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan
berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada hasil
asimilasi, hormon, dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang
mendukung (Gardner et al., 1991). Pertumbuhan berarti pertambahan
ukuran. Karena organisme multisel tumbuh dari zigot, pertambahan ini bukan
hanya dalam volume, tetapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma
dan tingkat kerumitan. Tahapan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel meliputi
tiga peristiwa, yaitu pembelahan sel, pembesaran sel, dan diferensiasi sel
(Salisbury dan Ross, 1995).
Pertumbuhan tanaman pada dasarnya disebabkan oleh pembesaran sel dan
pembelahan sel. Berdasarkan pada kenyataan ini, maka jumlah sel dapat digunakan
sebagai indikator pertumbuhan tanaman dan organ tanaman. Berat tanaman dapat
digunakan sebagai indikator perumbuhan, dalam hal ini dapat dilakukan dengan
dua pendekatan, yaitu berdasarkan berat segar dan berat kering (Lakitan, 1996).
Beda dari pertumbuhan dan perkembangan dilihat dari
perubahannya dan parameternya. Sebagai contoh parameter pertumbuhan antara lain
bobot segar, bobot kering, pertambahan panjang, dan pertambahan luas. Jika
makhluk hidup megalami pertambahan panjang, pertambahan luas, maka makhluk
hidup dikatakan mengalami pertumbuhan. Pada perkembangan, misalnya pada
tumbuhan mengalami pendewasaan organ-organ untuk melakukan fotosisntesis, untuk
melakukan reproduksi (Fried & Hademenos, 2006).
Pertumbuhan dapat diketahui dari ukuran panjang, lebar atau luas,
pertambahan massa atau berat (Bidwell, 1979). Sedangkan menurut Noggle dan
Fritz (1983) pertumbuhan dapat ditunjukkan dengan meningkatnya tinggi tanaman,
panjang, lebar, dan luas daun, serta berat kering masing-masing organ yang
meliputi akar, batang, daun dan buah; jumlah sel dan konsentrasi kandungan
kimia tertentu, yaitu asam nukleat, nitrogen terlarut, lipid, karbohidrat dalam
jaringan dan organ. Tapi umumnya, pertumbuhan cukup diukur tinggi tanaman dan
berat kering.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman berlangsung baik pada fase vegetatif
maupun generatif. Pada fase vegetatif terutama terjadi pada perkembangan akar,
daun, dan batang. Sedangkan pada fase generatif terjadi pembentukan dan
perkembangan kuncup bunga, bunga, buah, dan biji serta pendewasaan struktur
penyimpanan makanan dan penimbunan karbohidrat. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan dua proses yang sangat erat hubungannya (Hariyadi, 1988).
Pertumbuhan adalah pertambahan massa, ukuran, volume
yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik). Pertumbuhan diikuti dengan
diferensiasi, yaitu perubahan bentuk fisiologi sesuai fungsinya atau proses
perkembangan. Beda dari pertumbuhan dan perkembangan dilihat dari perubahannya
dan parameternya. Sebagai contoh parameter pertumbuhan antara lain bobot segar,
bobot kering, pertambahan panjang, dan pertambahan luas. Jika makhluk hidup
megalami pertambahan panjang, pertambahan luas, maka makhluk hidup dikatakan
mengalami pertumbuhan. Pada perkembangan, misalnya pada tumbuhan mengalami
pendewasaan organ-organ untuk melakukan fotosisntesis, untuk melakukan
reproduksi (Noggle dan Fritz, 1983).
Pada
tumbuhan tingkat tinggi, pertumbuhan merupakan gabungan antara pembentangan dan perbanyakan sel.
Tempat berlangsungnya pertumbuhan hanya di meristem. Sel dewasa yang tumbuh
kembali dinamakan meristem sekunder. Perbedaan ukuran diantara organ- organ
yang struktur anatominya sama dapat terjadi sebagai akibat perbedaan jumlah sel
atau ukuran masing-masing sel penyusunnya. Untuk tumbuh diperlukan sejumlah
persyaratan, antara lain tumbuhan harus berada dalam fase potensial tumbuh (
tidak dorman), tersedia atau mampu membentuk sendiri hormon tumbuh, serta
lingkungan yang sesuai yaitu ada air, oksigen (zat hara) dan temperatur tepat.
Semua faktor tersebut tadi, selain menjadi syarat terjadinya pertumbuhan, juga
mempengaruhi pertumbuhan (Gardner et al., 1991).
Pertumbuhan
tanaman merupakan suatu konsep universal dalam biologi dan merupakan hasil dari
berbagai proses fisiologi yang berinteraksi dalam tubuh tanaman bersama faktor
luar. Ketiga proses tersebut yaitu pertambahan ukuran, bentuk dan jumlah
(Sitompul dan Guritno, 1995).
Pertumbuhan,
dalam arti terbatas, menunjuk pada pertambahan ukuran yang tidak dapat balik,
mencerminkan pertambahan protoplasma. Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh
pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik (Harjadi, 1988).
Pertumbuhan tanaman yang biasanya diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan bobot kering tanaman. Pertumbuhan tanaman yang baik menurut Sitompul dan Guritno (1995) dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar tanaman itu sendiri. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tanaman diantaranya adalah ketersediaan air, unsur hara, iklim dan adanya hama dan penyakit (Gardner et al., 1991).
Pertumbuhan tanaman yang biasanya diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan bobot kering tanaman. Pertumbuhan tanaman yang baik menurut Sitompul dan Guritno (1995) dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar tanaman itu sendiri. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tanaman diantaranya adalah ketersediaan air, unsur hara, iklim dan adanya hama dan penyakit (Gardner et al., 1991).
Perkembangan dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan teratur dan
berkembang, seringkali menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur
atau lebih kompleks atau dapat pula dikatakan sebagai suatu seri perubahan pada
organisme yang terjadi selama daur hidupnya yang meliputi pertumbuhan dan
diferensiasi. Perkembangan dapat terjadi tanpa pertumbuhan dan demikian pula
halnya pertumbuhan dapat terjadi tanpa perkembangan, tetapi kedua proses ini
sering bergabung dalam satu proses (Hariyadi, 1988).
Perkembangan
mewujudkan perubahan dan perubahan-perubahan tersebut dapat berjalan secara
bertahap atau berjalan sangat cepat. Pada perkembangan tidak hanya perubahan
kuantitatif, tetapi juga menyangkut perubahan kualitatif di antara sel,
jaringan dan organ yang disebut diferensiasi. Peristiwa perkembangan yang
penting seperti perkecambahan, perbungaan atau penuaan (senescence) menghasilkan
perubahan yang mendadak di dalam kehidupan atau pola pertumbuhan. Proses-proses
perkembangan lainnya berlangsung terus secara lambat atau bertahap selama
separuh atau selama hidup tumbuhan (Shibles dan Weber, 1965).
2.2 Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
Ada
dua aspek yang dapat kita kaji dalam proses perkembanganpada tumbuhan yaitu (1)
aspek morfologi dan anatomi, (2) aspek fisiologi danbiokimia. Pada aspek
morfologi dan anatomi kita dapat mengkaji perubahan-perubahan struktur yang
terjadi, yang terlihat selama proses perkembangan tumbuhan. Kita akan sangat
sukar niemahami perkembangan tanpa mempelajari proses fisiologi dan biokimia. .
Proses fisiologi dan biokimia ini sangat menentukan perubahan morfologi suatu
organisme sehingga aspek fisiologi dan biokimia merupakan subjek utama dalam
mempelajari bidang ilmu ini yang sekarang lebih dikenal dengan istilah
morfogenesis. Morfogenesis ini mempelajari perubahan-perubahan bentuk dan
struktur yang proses pengontrolannya melibatkan perubahan fisika dan kimia
sehingga morfogenesis lebih tepat disebut sebagai fisiologi dan biokimia
perkembangan (Fried & Hademenos,
2006).
Pertumbuhan
dan perkembangan adalah suatu koordinasi yang baik dari banyak peristiwa pada
tahap yang berbeda, yaitu dari tahap biofisika dan biokimia ke tahap organisme
dan menghasilkan suatu organisme yang utuh dan lengkap. Prosesnya sangat
kompleks dan banyak cara yang berbeda untuk dapat memahaminya. Pemahaman kita
terhadap perkembangan tumbuh dengan cepat, tetapi banyak aspek masih merupakan
subyek yang diperdebatkan atau belum diketahui. Untuk hal-hal seperti itu masih
banyak pertanyaan-pertanyaan yang sampai sekarang belum terjawab (Lakitan,
1996).
Pertumbuhan
dapat diukur sebagai pertambahan panjang, lebar atau luas; tetapi dapat pula diukur
berdasarkan pertambahan volume, masa atau berat ( segar atau kering ). Setiap
parameter ini menggambarkan sesuatu yang berbeda dan jarang adanya hubungan
sederhana antara mereka dalam organisme yang sedang tumbuh. Hal ini disebabkan
pertumbuhan sering terjadi dalam arah dan kadar cepat yang berbeda yang satu
sama lain tidak ada keterkaitan, sehingga perbandingan linier antara luas dan
volume tidak terjadi pada waktu yang bersamaan. Dengan melibatkan parameter
lingkungan seperti cahaya, suhu, air dan lain-lain, suatu model pertumbuhan
yang sederhana dari suatu bagian tumbuhan seperti akar, daun dan batang
telah dilakukan (Hariyadi, 1988).
Pola
pertumbuhan dapat dibagi dalam tiga fase pertumbuhan, yaitu: (1) pase
logaritmik atau fase eksponensial, (2) fase linier, dan (3) fase penurunan
kadar cepat pertumbuhan yang disebut penuaan. Peningkatan kadar cepat
pertumbuhan terjadi selama fase eksponensial, yang kemudian berjalan konstan
selama fase linier, dan menurun menuju nol selama proses penuaan (Sumadi, 1993).
2.3
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan dan Pertumbuhan
Beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah sebagai berikut:
a. Faktor
internal : yaitu faktor yang melibatkan hormon, yang akan mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
b. Faktor
Lingkungan : Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubunganaya
dengan proses perkembangan. Termasuk ke dalam faktor ini adalah panjang
pendeknya hari, suhu, nutrisi, dan lain-lain.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah sebagai berikut:
a. Faktor eksternal/lingkungan yaitu, air, mineral, kelembaban, dan
suhu.
b.
Faktor internal yaitu hormon dan gen yang dihasilkan
oleh tanaman itu sendiri. Hormon-hormon yang ada pada tumbuhan antara lain,
auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, asam absisat, dan kalin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah
nutrisi yang diterima oleh jaringan-jaringan tumbuhan sehingga mengalami
perkembangan dan pendewasaan yang menyebabkan organ-organ dewasa aktif dan
berfungsi. Pada sejumlah organisme, pengaruh-pengaruh lingkungan dipercayai sebagai
penyebab terbentuknya medan-medan metabolik. Pengaruh cahaya atau tekanan pada
komponen-komponen suatu sel dapat menyebabkan orientasi etitas-entitas
internal, yang menyebabkan terbentuknya medan perkembangan dan mempengaruhi
pola pertumbuhan embrionik (Blad et al., 1972).
Perkembangan
merupakan hasil gabungan interaksi antara potensi genetik dengan lingkungan.
Genetik merupakan sumber informasi yang dimiliki oleh sel dari suatu organisme,
yang mengontrol aktivitas fisiologi dan biokimia di dalam sel sejalan dengan
arah perkembangaunya. Tetapi potensi genetik ini hanya akan berkembang apabila
ditunjang oleh lingkungan yang cocok, yang memberikan fasilitas kepada
organisme dalam melaksanakan aktivitasnya.
Faktor
lingkungan yang mempengaruhi tanaman diantaranya adalah ketersediaan air, unsur
hara, iklim dan adanya hama dan penyakit.
2.4 Parameter
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Pertumbuhan
tanaman merupakan suatu konsep universal dalam biologi dan merupakan hasil dari
berbagai proses fisiologi yang berinteraksi dalam tubuh tanaman bersama faktor
luar. Ketiga proses tersebut yaitu pertambahan ukuran, bentuk dan jumlah
(Sitompul dan Guritno, 1995). Pertumbuhan, dalam arti terbatas, menunjuk pada
pertambahan ukuran yang tidak dapat balik, mencerminkan pertambahan
protoplasma. Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat
kering yang tidak dapat balik (Harjadi, 1988).
Indikator
yang dapat digunakan pada pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman antara
lain adalah sebagai berikut :
a.
ukuran panjang, lebar atau luas,
b.
pertambahan massa atau berat
c.
meningkatnya tinggi tanaman, panjang, lebar, dan luas daun,
d.
berat kering masing-masing organ yang meliputi akar, batang, daun dan buah;
e.
jumlah sel dan konsentrasi kandungan kimia tertentu, yaitu asam nukleat,
nitrogen terlarut, lipid, karbohidrat dalam jaringan dan organ.
f.
perkembangan akar, daun, dan batang.
g.
pembentukan dan perkembangan kuncup bunga, bunga, buah, dan biji
h.
pendewasaan struktur penyimpanan makanan dan penimbunan karbohidrat.
0 komentar:
Posting Komentar