2.1 Keadaan Umum Perusahaan
2.1.1 Sejarah Perusahaan
PT.
Inti Boga Sejahtera hingga sekarang memiliki dua buah pabrik yakni di Jakarta
dan Surabaya. PT. Inti Boga Sejahtera pertama kali didirikan di Jakarta dengan
nama Sajang Heulang. PT. Inti Boga Sejahtera yang berada di surabaya pertama
kali dipasang tiang pancang pada akhir tahun 1991 dan baru dilanjutkan
pembangunannya pada tahun 1992. Pada sekitar bulan Juni 1993 dilakukan trial
terhadap bangunan PT. Inti Boga Sejahtera dan baru pada tanggal 24 Juni 1994
PT. Inti Boga Sejahtera diresmikan oleh Bapak Tungki Ari Wibowo yang waktu itu
menjabat sebagai Menteri Perindustrian. Tahun 1995, PT. Sajang Heulang itu
diubah dan digabung menjadi PT. Inti Boga Sejahtera. Tahun 1997 PT. Inti Boga
Sejahtera diakui sisi menjadi anak perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur.
2.1.2 Lokasi Perusahaan
PT.
Inti Boga Sejahtera Surabaya terletak di kawasan Tanjung Perak. Adapun alasan pemilihan
lokasi ini adalah untuk mendukung kelancaran proses produksi seperti:
1. Dekat dengan lokasi bahan baku
2. Dekat dengan lokasi bahan tambahan yang dibutuhkan selama
proses
3. Mudah untuk pendistribusian produk
Letak pabrik PT. Inti Boga Sejahtera di Surabaya ini
tepatnya di Jalan Tembaga No. 2-6 Surabaya. Pabrik PT. Inti Boga Sejahtera
Surabaya merupakan pabrik yang paling besar dibandingkan dengan PT. Inti Boga
Sejahtera yang berada di Jakarta. Dalam hal penyediaan alat, mesin, bahan baku,
serta bahan tambahan lain yang dibutuhkan selama proses produksi tentu saja
akan lebih besar daripada pabrik yang berada di Jakarta, sehingga dapat
dikatakan kapasitas produksi PT. Inti Boga Sejahtera Surabaya lebih besar.
2.1.3 Struktur Organisasi PT. Inti Boga Sejahtera
Divisi Factory
Divisi
factory ini dibagi menjadi beberapa bagian dan dipimpin oleh seorang Factory
Manager. Bagian-bagian dalam divisi factory ini adalah sebagai berikut :
a. QC (Quality Control)
Pada bagian Quality Control (QC) ini dilakukan pengujian
terhadap bahan yang masuk ataupun yang keluar. Di bagian Quality Control ini
dilakukan 2 macam pengujian yaitu Inspection dan testing. Inspection merupakan
pengujian secara fisik seperti pemeriksaan label, botol kantong atau pouch,
karton, dan lain sebagainya. Sedangkan testing merupakan pengujian secara
kimiawi yaitu seperti pengujian IV (Iodine Value) dan FFA (Free
Fatty Acid) dan sebagainya.
b. Maintenance
Pada dasarnya maintenance berfungsi untuk menjaga agar
mesin dapat berjalan seperti biasa dan memperbaiki mesin-mesin yang rusak.
Secara garis besar maintenance dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Mekanik, menangani tentang breakdown dan preventif
(pencegahan terjadi kerusakan)
2. Workshop, menangani dalam pembuatan alat-alat kecil
seperti baut dan lain sebagainya.
3. Elektrik, menangani segala sesuatu yang berhubungan
listrik serta telepon.
4. Motor Pool, menangani perbaikan mobil-mobil perusahaan
serta forklif.
c. Produksi
Departemen produksi ini yang bertugas memproduksi dari
bahan baku sampai
menjadi minyak jadi yang siap dipasarkan. Pada bagian ini
dibagi menjadi 3 plant yaitu :
· Rafinasi dan Fraksinasi
bagian ini yang pertama kali mengolah bahan baku yang
berupa CPO (Crude Palm Oil) sampai menjadi minyak RBDPO (Refined Bleached
Deodorized Palm Oil di bagian Rafinasi dan dipisahkan fasenya di bagian
Fraksinasi menjadi minyak RBD Olein yang dimasyarakat umum dikenal sebagai
minyak goreng.
· Margarine Plant
Bagian ini mengolah stearin yang berupa fase padat yang
telah dipisahkan dari fraksinasi. Sterin diolah langsung menjadi margarine
dengan cara menambahkan steraret, flavor, serta komposisi-komposisi lainnya.
· Bottle plant
Bagian ini yang mengemas minyak goreng (olein) dan
margarine (stearin) dengan masing-masing alat pengemas yang berbeda.
d. WHPCAM (Ware House Packing Chemical Auxilary Material)
Departemen ini mancakup bahan pengemas, bahan pembantu,
handle, spareparts, serta bahan pendukung lain yang dibutuhkan selama proses
produksi.
e. WHFG (Ware House Finish Goods)
Bagian ini adalah bagian yang menyimpan barang yang
menunggu untuk dipasarkan.
f. Tank Farm
Merupakan tempat penyimpanan bahan baku (CPO),
RBDPO Refined Bleached Deodorized Palm Oil) yang merupakan
CPO (Curde Palm Oil) yang mengalami rafinasi, hasil akhir RBD
Olein atau minyak goreng dan RBD strearin atau margarin maupun hasil sampingan
proses rafinasi.
g. Utility
Merupakan departemen yang mengurusi tentang pemeliharaan
fasilitas di pabrik seperti Genset, Boiler serta pengolahan limbah.
2.2 Proses
Pembuatan Minyak Goreng dari kelapa Sawit
Pabrik Pengolahan Minyak Goreng (PPMG) ini adalah pabrik
yang memproduksi minyak goreng dari bahan baku CPO (Crude Palm Oil / minyak
sawit mentah). CPO yang diperoleh dari hasil proses pressing dan ekstraksi di
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) masih mengandung komponen-komponen yang tidak diinginkan
yaitu asam lemak bebas (FFA = Free Fatty Acid), resin, gum, protein, fosfatida,
pigmen warna dan bau. Agar dapat dipergunakan sebagai bahan makanan, maka CPO
tersebut harus diproses lagi di Pabrik Pengolahan Minyak Goreng. Secara garis
besar proses pada Pabrik Pengolahan Minyak Goreng terdiri dari proses refining
(pemurnian) dan fractionation (fraksionasi). Proses pemurnian terdiri dari
proses degumming, proses netralisasi, proses bleaching dan proses deodorisasi.
Minyak yang diperoleh dari proses refining terdiri dari olein (minyak
goreng) dan stearin, dalam proses fraksionasi stearin dipisahkan dari olein.
Untuk memperjelas alur proses pengolahan minyak goreng dapat dilihat pada
diagram blok Pengolahan CPO menjadi Minyak Goreng sebagai berikut :
2.2.1.Proses Degumming
Proses degumming bertujuan untuk menghilangkan zat-zat
yang terlarut atau zat-zat yang bersifat koloidal, seperti resin, gum, protein
dan fosfatida dalam minyak mentah. Pada prinsipnya proses degumming ini adalah
proses pembentukan dan pengikatan flok-flok dari zat-zat terlarut dan zat-zat
yang bersifat koloidal dalam minyak mentah, sehingga flok-flok yang terbentuk
cukup besar untuk bisa dipisahkan dari minyak. Proses degumming yang
paling banyak digunakan dewasa ini adalah proses degumming dengan menggunakan
asam. Pengaruh yang ditimbulkan oleh asam tersebut adalah menggumpalkan dan
mengendapkan zat-zat seperti protein, fosfatida, gum dan resin yang terdapat
dalam minyak mentah.
2.2.2 Proses Netralisasi
Proses netralisasi atau deasidifikasi pada pemurnian
minyak mentah bertujuan untuk menghilangkan asam lemak bebas yang terdapat
dalam minyak mentah. Asam lemak bebas (FFA) dapat menimbulkan bau yang
tengik. Proses netralisasi yang paling sering digunakan dalam industri
kimia adalah proses netralisasi dengan soda kostik, dengan prinsip reaksi
penyabunan antara asam lemak bebas dengan larutan soda kostik, yang reaksi
penyabunannya sebagai berikut :
R----COOH +
NaOH R-COONa + H2O
Kondisi reaksi yang optimum pada tekanan atmosfir adalah
pada suhu 70 oC, dimana reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan
yang akan bergeser ke sebelah kanan. Soda kostik yang direaksikan biasanya
berlebihan, sekitar 5 % dari kebutuhan stokiometris. Sabun yang terbentuk
dipisahkan dengan cara pengendapan. Soda kostik disamping berfungsi
sebagai penetralisir asam lemak bebas, juga memiliki sifat penghilang warna
(decoulorization).
2.2.3 Proses Bleaching
Proses bleaching (pemucatan) dimaksudkan untuk mengurangi
atau menghilangkan zat-zat warna (pigmen) dalam minyak mentah, baik yang
terlarut ataupun yang terdispersi.
Warna minyak mentah dapat berasal dari warna bawaan minyak ataupun warna yang timbul pada proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng. Pigmen yang biasa terdapat di dalam suatu minyak mentah ialah carotenoid yang berwarna merah atau kuning, chlorophillida dan phaephytin yang berwarna hijau. Proses bleaching yang digunakan adalah proses bleaching dengan absorbsi. Proses ini menggunakan zat penyerap (absorben) yang memiliki aktivitas permukaan yang tinggi untuk menyerap zat warna yang terdapat dalam minyak mentah. Disamping menyerap zat warna, absorben juga dapat menyerap zat yang memiliki sifat koloidal lainnya seperti gum dan resin. Absorben yang paling banyak digunakan dalam proses bleaching minyak dan lemak adalah tanah pemucat (bleaching erath) dan arang (carbon). Arang sangat efektif dalam penghilangan pigmen warna merah, hijau dan biru, tetapi karena harganya terlalu mahal maka dalam pemakaiannya biasanya dicampur dengan tanah pemucat dengan jumlah yang disesuaikan terhadap jenis minyak mentah yang akan dipucatkan.
Warna minyak mentah dapat berasal dari warna bawaan minyak ataupun warna yang timbul pada proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng. Pigmen yang biasa terdapat di dalam suatu minyak mentah ialah carotenoid yang berwarna merah atau kuning, chlorophillida dan phaephytin yang berwarna hijau. Proses bleaching yang digunakan adalah proses bleaching dengan absorbsi. Proses ini menggunakan zat penyerap (absorben) yang memiliki aktivitas permukaan yang tinggi untuk menyerap zat warna yang terdapat dalam minyak mentah. Disamping menyerap zat warna, absorben juga dapat menyerap zat yang memiliki sifat koloidal lainnya seperti gum dan resin. Absorben yang paling banyak digunakan dalam proses bleaching minyak dan lemak adalah tanah pemucat (bleaching erath) dan arang (carbon). Arang sangat efektif dalam penghilangan pigmen warna merah, hijau dan biru, tetapi karena harganya terlalu mahal maka dalam pemakaiannya biasanya dicampur dengan tanah pemucat dengan jumlah yang disesuaikan terhadap jenis minyak mentah yang akan dipucatkan.
2.2.4 Proses Deodorisasi
Proses deodorisasi bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa dan bau yang tidak dikehendaki dalam minyak untuk makanan.
Senyawa-senyawa yang menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak tersebut biasanya
berupa senyawa karbohidrat tak jenuh, asam lemak bebas dengan berat molekul
rendah, senyawa-senyawa aldehid dan keton serta senyawa-senyawa yang mempunyai
volatilitas tinggi lainnya. Kadar senyawa-senyawa tersebut di atas, walaupun
cukup kecil telah cukup untuk memberikan rasa dan bau yang tidak enak, kadarnya
antara 0,001 – 0,1 %. Proses deodorisasi yang banyak dilakukan adalah cara
distilasi uap yang didasarkan pada perbedaan harga volatilitas gliserida dengan
senyawa-senyawa yang menimbulkan rasa dan bau tersebut, dimana senyawa-senyawa
tersebut lebih mudah menguap dari pada gliserida. Uap yang digunakan
adalah superheated steam (uap kering), yang mudah dipisahkan secara
kondensasi. Proses deodorisasi sangat dipengaruhi oleh faktor tekanan,
temperatur dan waktu, yang kesemuanya harus disesuaikan dengan jenis minyak
mentah yang diolah dan sistim proses yang digunakan. Temperatur operasi dijaga
agar tidak sampai menyebabkan turut terdistilasinya gliserida. Tekanan
diusahakan serendah mungkin agar minyak terlindung dari oksidasi oleh udara dan
mengurangi jumlah pemakaian uap. Pada sistem batch ini, tekanan operasi sekitar
3 torr dan temperatur 240 oC.
2.2.5 Proses Fraksionasi
Proses fraksionasi terdiri atas kristalisasi suatu fraksi
yang menjadi padat pada temperatur tertentu dan disusul dengan pemisahan kedua
fraksi itu. Fraksi yang menjadi kristal adalah stearin dan yang tetap cair
adalah olein.Beberapa proses fraksionasi yang sering digunakan yaitu :
· Fraksionasi kering (fraksionasi tanpa pelarut).
· Fraksionasi basah (fraksionasi dengan pelarut).
· Fraksionasi dengan menggunakan larutan deterjen sodium
lauryl sulphat.
Proses fraksionasi kering didasarkan pada pendinginan
minyak dengan kondisi yang terkendali tanpa penambahan bahan kimia apapun. Ada
tiga operasi yang terlibat yaitu seeding, kristalisasi, dan filtrasi. Mula-mula
minyak dipanasi sampai 70 oC untuk memperoleh cairan homogen dan kemudian
didinginkan dengan air pendingin sampai temperatur 40 oC,
selanjutnya didinginkan samapi temperatur 20 oC dan dipertahankan sampai
proses kristalisasi dianggap selesai.
Fungsi pengadukan ini adalah agar pendinginan di dalam
tangki lebih homogen sehingga pemisahan olein dan stearin lebih
mudah.Temperatur pengkristalan ini tergantung pada kualitas minyak: Kualitas
consumer kristal lemak terbentuk pada temperatur 28°C.
Pada proses filtrasi RBDPO kristal yang sudah terbentuk
dalam tangki kristalisasi ditransfer ke filter press untuk pemisahan olein dan
stearin. Olein hasil dari filtrasi ditransfer ke SS tank dan MS tank. SS tank
untuk kualitas olein dianalisa jika sesuai dengan spesifikasi langsung masuk ke
storage tank olein (kualitas bottling), sedangkan MS tank digunakan untuk
kualitas olein yang RBD oleinnya difilter spray dan hasilnya
langsung dialirkan ke storage tank olein (kualitas drumming, tinning dan industri). Sebelum ditansfer ke intermediate tank, untuk kualitas bottling dan tinning ditambahkan antioksidan hal ini untuk mempertahankan kualitas minyak. Sedangkan untuk kualitas drumming dan ndustri tidak ditambahkan antioksidan. Hal ini disebabkan minyak dengan kualitas drumming dan industri segera digunakan/dikonsumsi.
langsung dialirkan ke storage tank olein (kualitas drumming, tinning dan industri). Sebelum ditansfer ke intermediate tank, untuk kualitas bottling dan tinning ditambahkan antioksidan hal ini untuk mempertahankan kualitas minyak. Sedangkan untuk kualitas drumming dan ndustri tidak ditambahkan antioksidan. Hal ini disebabkan minyak dengan kualitas drumming dan industri segera digunakan/dikonsumsi.
Proses Produksi Minyak Goreng Kelapa
Masyarakat Indonesia sangat menyukai makanan
yang digoreng atau gorengan. Untuk itu kehadiran minyak goreng sangat
dibutuhkan konsumen Indonesia. Berbagai jenis minyak goreng pun membanjiri
pasar, salah satunya adalah minyak goreng kelapa. Minyak goreng kelapa
berfungsi sebagai media penggoreng makanan. Minyak goreng kelapa juga mempunyai
kandungan nutrisi yang baik.
Minyak dapat bersumber dari tanaman, misalnya
minyak zaitun, minyak jagung, minyak kelapa, dan minyak biji bunga
matahari. Minyak juga dapat bersumber dari hewan, misalnya ikan paus, ikan
sarden, dan lain sebagainya. Industri pengolahan kelapa khususnya industri
yang mengolah produk dengan bahan baku buah kelapa di Indonesia sudah tumbuh
bermacam-macam jenis industri baik yang diusahakan dalam industri skala kecil
maupun industri yang berskala menengah besar. Pada tiap bagian tanaman dapat
dimanfaatkan seperti sabut, untuk coir fiber, keset, sapu,
matras, dan juga bahan pembuat spring bed. Tempurung untuk charcoal,
carbon aktif dan kerajinan tangan. Daging buah untuk kopra, minyak kelapa,
coconut cream, santan, kelapa parutan kering (desiccated coconut). Air
kelapa untuk cuka, nata de coco, nira untuk kelapa dan gula
merah. CCO untuk pembuatan oleochemical. Hasil olahan kelapa yang sudah
diekspor selain minyak kelapa adalah kopra, bungkil kopra, kelapa parut, Virgin
Coconut Oil dan nata de coco. Di Indonesia produk
terbesar dari minyak kelapa dikonsumsi sebagai minyak goreng, sedangkan diluar
negeri minyak kelapa masih harus bersaing dengan berbagai minyak nabati,
terutama minyak sawit dan minyak kedelai yang mempunyai harga yang lebih murah.
Sumber: minyakgorengmanggis.com
Meskipun ada berbagai jenis kelapa yang bisa
digunakan, minyak goreng umumnya berasal dari minyak kelapa sawit. Minyak
kelapa digunakan untuk menggoreng karena struktur minyaknya memiliki ikatan
rangkap sehingga minyaknya termasuk lemak tak jenuh dan bersifat stabil. Selain
itu pada minyak kelapa terdapat asam lemak esensial yang tidak dapat disintesis
oleh tubuh. Asam lemak tersebut adalah asam palmitat, stearat, oleat, dan
linoleat.
Adapun kandungan yang ada dalam minyak goreng
diantaranya kadar lemak tak jenuh dan vitamin A, D, E, dan K. Saat penggorengan
dilakukan, ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tak jenuh akan putus
kemudian membentuk asam lemak jenuh. Sedangkan minyak yang baik adalah yang
mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak dibandingkan asam lemak jenuhnya.
Bahan baku yang digunakan dalam unit
pengolahan minyak kelapa dapat berupa daging buah kelapa basah maupun yang
sudah kering atau dikenal dengan nama kopra. Daging buah kelapa ini diperoleh
dari buah kelapa butiran hasil dari beberapa varietas unggul yaitu kelapa dalam
atau kelapa hibrida. Penggunaan daging kelapa segar sebagai bahan baku akan
menghasilkan perbedaan pada proses produksi dari perusahaan dengan skala mikro
(rumah tangga) dan perusahaan kecil yang menggunakan peralatan yang lebih
modern. Pada usaha skala mikro proses ekstraksi dilakukan pada santan,
sedangkan perusahaan dengan pabrik skala kecil proses ekstraksi minyak
dilakukan pada hasil penggilingan kelapa. Kapasitas produksi minyak kelapa
untuk skala menengah berkisar antara 600 kg minyak kelapa setiap produksi
membutuhkan sekitar 2 ton daging kelapa segar.
Pengolahan minyak kelapa dengan menggunakan
bahan baku daging buah kelapa segar merupakan cara yang sering digunakan petani
kelapa. Secara umum urutan proses produksi minyak kelapa sebetulnya hampir
sama, meskipun dikerjakan secara tradisional ataupun dengan teknik yang lebih
modern baik oleh industri kecil maupun industri skala menengah atau besar. Inti
dari proses produksi tersebut adalah memisahkan minyak kelapa dari buah kelapa.
Minyak kelapa dapat dipisahkan (diekstrak) langsung dari daging kelapa segar
disebut sebagai cara basah, atau diekstrak dari daging kelapa yang terlebih
dulu dikeringkan (kopra) yang disebut cara kering. Kandungan minyak pada daging
buah kelapa tua diperkirakan mencapai 30%-35%.
Ada peralatan utama yang digunakan dalam unit
pengolahan minyak kelapa yaitu peralatan penggiling untuk menggiling atau
memarut daging kelapa segar, peralatan pemeras untuk
mengepress bungkil kelapa yang masih mengandung minyak dan peralatan penggerak
untuk menggerakkan mesin pengepress. Tungku dan alat penggorengan (wajan) juga
diperlukan dalam proses produksi ini. Tungku ini berguna untuk melakukan
penggorengan dalam rangka memisahkan air dan minyak kelapa dari daging kelapa
yang sudah digiling halus.
Proses ekstraksi minyak kelapa dapat
dijelaskan dengan langkah-langkah berikut: pertama, daging kelapa segar dicuci
bersih dan kemudian digiling atau diparut dengan mesin parut kelapa.
Potongan daging kelapa tersebut selanjutnya digiling, dan dimasukkan dalam
wajan penggorengan yang telah berisi minyak goreng panas pada suhu 110oC
-120oC selama 15-40 menit. Proses ini tergantung dari suhu dan rasio
daging kelapa giling dan minyak kelapa yang digunakan untuk menggoreng. Hal
yang harus diperhatikan selama proses penggorengan, wajan jangan diisi terlalu
penuh karena daging kelapa giling yang digoreng cepat menguap dan menghasilkan
minyak sehinga jika terlalu penuh akan bisa tumpah. Peningkatan suhu dalam
wajan akan menghasilkan uap air dari penggorengan daging kelapa giling. Uap ini
sudah tidak berarti lagi apabila penggorengan sudah selesai dan daging kelapa
giling berubah warnan dari warna kekuning-kuningan menjadi kecoklatan.
Upaya untuk mempercepat pemisahan butiran
kelapa panas dengan unsur minyak dapat dilakukan dengan cara mengaduk dengan
menggunakan sendok panjang. Butiran yang sudah berpisah dari minyak kemudian
dikeluarkan dari wajan dengan menggunakan penyaring dan minyak hasil
penggorengan ditampung.
Penggunaan daging kelapa segar sebagai bahan
baku akan menghasilkan perbedaan pada Proses Produksi Minyak Goreng
Kelapa dari perusahaan dengan skala mikro (rumah tangga) dan
perusahaan kecil yang menggunakan peralatan yang lebih modern. Pada usaha skala
mikro proses ekstraksi dapat juga dilakukan pada santan, sedangkan perusahaan
dengan pabrik skala kecil proses ekstraksi minyak dilakukan pada hasil
penggilingan kelapa.
By Vandro|Mei 23rd, 2016|Artikel Proses|Komentar
Dinonaktifkanpada Proses Produksi Minyak
Goreng Kelapa
Share This
Article
About
the Author: Vandro
2.3 Penerapan Komputer dalam Pembuatan Minyak Goreng
Komputer dan teknologi korelasinya telah mengubah standar
hidup seluruh masyarakat. Pada awalnya komputer diciptakan untuk hanya memenuhi
beberapa perhitungan dasar dan tugas-tugas otomatis. Tapi di kemudian tahap,
fitur dari komputer terkesan bermanfaat di setiap sumber daya teknis. Berubah
menjadi peningkatan produktivitas dan keuntungan besar.
Komputer memainkan suatu peran penting untuk kehidupan
sehari – hari terutama di tempat kerja, sekolah dan bahkan di rumah. Dua
puluh abad pertama telah banyak kemajuan teknologi bertujuan untuk membuat
kehidupan orang-orang yang lebih baik. Komputer membantu mereka menjadi lebih
efisien dalam pekerjaan mereka.
Seiring kemajuan teknologi informasi, segala sesuatu akan
menjadi lebih mudah dikerjakan dengan teknologi komputer, begitu juga dalam
teknologi pangan. Kini dalam teknologi pengolahan pangan, beberapa
aplikasi/program komputer sangat diperlukan.Komputer juga digunakan dalam cara
yang sangat inovatif dengan beberapa perusahaan makanan dan minuman. Terutama
pada bagian teknologi industri pangan. Antara lain meliputi penggunaan software
komputer dalam manajemen produksi, QC/QA, R&D dan pemasaran.
Dalam manajemen produksi membutuhkan komputer untuk
mengontrol proses produksi dari awal perncanaan hingga proses pengeluaran /
penjualan barang jadi, yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan manajemen
organisasi.
1. Aplikasi
Komputer pengontrol Proses Produksi, meliputi:
a. Proses Perencaan Bahan Baku
b Jumlah Produksi
c. Biaya Produksi ( Mesin, Pegawai, External Costing Dll
)
d. Kapasitas Dan Jumlah Mesin
e. Hasil Proses Produksi (Barang 1/2 Jadi , Barang Jadi )
f. Laporan Nilai Produksi
2. Aplikasi Komputer Pengontrol Penjualan Barang Jadi,
meliputi:
a. Stok control
b. Cetak Faktur ( Keluar dan Retur )
c. Nilai Penjualan
d. Laporan Stok
e. Laporan Penjualan per kelompok Detil Penjualan
2.3.1 Mengestimasi Biaya Produksi Pangan
Estimasi dalam sebuah proyek dapat memberikan informasi
mengenai sumber daya kepada orang-orang yang terlibat dalam proyek untuk
mengambil keputusan guna mencapai tujuan dari proyek tersebut. Kegiatan
estimasi dapat dipermudah dengan menggunakan teknologi komputer. Oleh karena
itu dilakukan sebuah penelitian untuk mengembangkan sebuah perangkat lunak
komputer yang dapat mengestimasi biaya proyek. Dari penelitian ini diharapkan
dapat dihasilkan sebuah perangkat lunak yang dapat mengestimasi biaya proyek.
Selain itu juga diharapkan dapat dihasilkan database untuk kepentingan estimasi
tersebut.
Perangkat lunak komputer yang dikembangkan dalam penelitian ini diberi nama AutoRAB2000. AutoRAB2000 dikembangkan untuk mengestimasi biaya proyek khususnya pada proyek peningkatan jalan. AutoRAB2000 yang dijalankan dengan sistem operasi Windows 95 disusun menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic dengan metode pemrograman berorientasi obyek.
Perangkat lunak komputer yang dikembangkan dalam penelitian ini diberi nama AutoRAB2000. AutoRAB2000 dikembangkan untuk mengestimasi biaya proyek khususnya pada proyek peningkatan jalan. AutoRAB2000 yang dijalankan dengan sistem operasi Windows 95 disusun menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic dengan metode pemrograman berorientasi obyek.
Sebagai data untuk AutoRAB2000, dibuat sebuah database
menggunakan Microsoft Access 97, yang didalamnya terdapat data Bab Pekerjaan,
data Item Pekerjaan, data Harga Satuan Sumber Daya, data Jenis Sumber Daya dan
data Kuantitas Sumber Daya.
Output yang dihasilkan AutoRAB2000 adalah Daftar Harga Satuan, Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran, Daftar Kuantitas dan Harga serta Rekapitulasinya. Output dapat dilihat di layar monitor, disimpan di dalam file atau dicetak dengan printer. Hasil dan AutoRAB2000 telah dibandingkan dengan perhitungan manual dan hasilnya dapat diandalkan. Dengan adanya perangkat lunak komputer AutoRAB2000 maka waktu estimasi dapat dipercepat, data dapat disimpan secara elektronis sehingga menghemat penggunaan kertas, jumlah data yang disimpan terbatas hanya pada kapasitas hard disk dan RAM komputer. AutoRAB200Q mempunyai beberapa kelemahan seperti belum mampu menghitung volume pekerjaan, kuantitas dan harga satuan sumber daya. Selain itu AutoRAB2000 belum memberikan kesempatan bagi pemakai untuk menetapkan prosentase dari Biaya Umum dan Keuntungan serta Pajak Pertambahan Nilai. Namun secara keseluruhan dengan menggunakan AutoRAB2000 seorang estimator dapat dipermudah.
Output yang dihasilkan AutoRAB2000 adalah Daftar Harga Satuan, Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran, Daftar Kuantitas dan Harga serta Rekapitulasinya. Output dapat dilihat di layar monitor, disimpan di dalam file atau dicetak dengan printer. Hasil dan AutoRAB2000 telah dibandingkan dengan perhitungan manual dan hasilnya dapat diandalkan. Dengan adanya perangkat lunak komputer AutoRAB2000 maka waktu estimasi dapat dipercepat, data dapat disimpan secara elektronis sehingga menghemat penggunaan kertas, jumlah data yang disimpan terbatas hanya pada kapasitas hard disk dan RAM komputer. AutoRAB200Q mempunyai beberapa kelemahan seperti belum mampu menghitung volume pekerjaan, kuantitas dan harga satuan sumber daya. Selain itu AutoRAB2000 belum memberikan kesempatan bagi pemakai untuk menetapkan prosentase dari Biaya Umum dan Keuntungan serta Pajak Pertambahan Nilai. Namun secara keseluruhan dengan menggunakan AutoRAB2000 seorang estimator dapat dipermudah.
2.3.2 Menentukan Waktu Kadaluarsa Produk
Waktu kadaluarsa juga bisa ditentukan menggunakan program
Microsoft Excel. yaitu dengan diketahui sifat bahan yang meliputi kestabilan
kimia bahan maka dapat diperoleh suatu formulanya. bahan-bahan tertentu dalam
suatu produk dapat berubah secara kimia sebagai fungsi waktu. Ini akan
mempengaruhi fungsi dan guna produk itu. Dengan Microsoft Excel akan dapat
ditentukan secara praktis dan lebih cepat.
Lalu bagaimana caranya untuk mengetahui bulan dan tahun
kadaluwarsa, misalkan jika bulan produk tersebut dibuat pada Januari 2009 atau
01/2009, diketahui kadaluwarsanya adalah 5 tahun atau Januari 2014 atau
01/2014.
Dan dengan rumus tersebut setiap ada perubahan di bulan
awal maka apakah bisa Secara Otomatis bulan kadaluarsa juga ikut berubah.
Fungsi yang akan kita gunakan adalah FUNGSI TANGGAL dan
WAKTU yaitu FUNGSI EOMONT, dimana fungsi ini akan menghasilkan nilai seri data
tanggal dengan menghitung jumlah bulan sebelum atau setelah tanggal tertentu,
dengan mengambil nilai tanggal dari tanggal akhir bulan yang bersangkutan.
Karena yang akan kita cari hanya bulan dan tahun maka
untuk tanggal kita tiadakan sementara.
Hal pertama yang dilakukan adalah dengan mengkonversi
jumlah angka tahun menjadi jumlah bulan dalam jangka tahun tersebut. Disini
jangka waktu kadaluwarsa adalah 5 tahun tersebut maka jika kita hitung dalam
jumlah bulan adalah 60 bulan
2.3.3 Konsep Untuk Sistem Komputerisasi
Peneliti harus diingat keterbatasan peraturan khusus
tentang penggunaan komputer di pabrik pengolahan makanan, selain produsen susu
formula, dan kurangnya FDA kewenangan khusus untuk memeriksa perangkat lunak
komputer dan dokumentasi perangkat keras komputer dalam tanaman tersebut.
Namun, selama kontrol sistem komputerisasi atau bagian catatan atau keseluruhan
dari proses manufaktur, produsen bertanggung jawab untuk menetapkan bahwa
fungsi sistem komputerisasi seperti yang dimaksudkan untuk berfungsi. Selama
pemeriksaan produsen makanan dimana sistem komputerisasi yang digunakan,
penyidik berhak akan diberikan dengan jaminan bahwa proses fungsi yang
dikendalikan oleh komputer beroperasi seperti yang dirancang. Penting untuk
diingat bahwa mengendalikan komputer dan / atau catatan sistem penyimpanan
harus menyediakan hasil yang akurat, dapat diandalkan dan konsisten.
Penyidik harus mengevaluasi operasi sistem
komputerisasi selama pemeriksaan untuk menentukan apakah penggunaan komputer
dan / atau perangkat lunak dapat menyebabkan pencemaran produk makanan jadi.
Banyak komputer yang digunakan dalam industri makanan dapat digunakan untuk
tujuan kualitas saja dan tidak akan mempengaruhi keamanan produk makanan.
Sebagai contoh, bila komputer ini mengontrol suhu minyak penggoreng di pabrik
keripik kentang, kekritisan fungsi kontrol suhu mungkin masalah menghasilkan
batch chip berwarna lebih gelap. Di sisi lain, jika sistem komputer mengontrol
suhu sterilisasi proses LACF, penting bahwa fungsi terkomputerisasi memberikan
kinerja yang konsisten dan dapat diandalkan. HACCP (Hazard Analysis Critical
Control Point) konsep inspeksi dapat digunakan untuk mengidentifikasi
pengolahan makanan kritis dan langkah-langkah dokumentasi dikendalikan oleh
sistem komputerisasi.
Ketika sistem komputerisasi ditemui dalam suatu bentuk
makanan, mungkin akan berguna untuk tujuan pemeriksaan untuk memulai dengan
gambaran yang luas dari sistem (s). Tentukan mana yang fungsi berada di bawah
pengendalian komputer, pemantauan atau dokumentasi dan yang tidakUntuk setiap
fungsi dari proses makanan di bawah kendali komputer menentukan loop sistem
umum (sensor, prosesor pusat, aktivator). Sebagai contoh, sistem loop umum
untuk retort uap dibawah kendali komputer dapat terdiri dari suhu / sensor
tekanan tersambung ke mikroprosesor yang mengirimkan perintah ke uap / katup
tekanan kontrol. Ikhtisar harus memungkinkan penyidik untuk mengidentifikasi
fungsi yang dikendalikan komputer yang sangat penting untuk produk keamanan
pangan.
Sering makanan perusahaan manufaktur tidak mungkin ada di
tangan informasi rinci mencakup pengembangan dan validasi perangkat lunak dan
mikroprosesor yang digunakan dalam sistem pengolahan mereka. Banyak perusahaan
membeli mikroprosesor sebagai off teknologi rak dari vendor peralatan.
Penyelidik kemudian harus menentukan fungsi sistem kontrol di serinci mungkin.
Jika perusahaan memiliki gambar skematik dari sistem komputerisasi ini mungkin
diperoleh atau penyidik dapat mempersiapkan gambar skema yang disederhanakan,
yang akan membantu dalam menjelaskan sistem operasi komputer dan konfigurasi.
Gambar harus mencakup perangkat masukan utama, perangkat output, konverter
sinyal, unit pengolah pusat (s), sistem distribusi, dan bagaimana mereka
berhubunganSelama pemeriksaan mengidentifikasi produsen dan pemasok perangkat
keras komputer penting, termasuk membuat dan sebutan model di mana mungkin.
Perangkat keras untuk mengidentifikasi cara ini termasuk CPU, disk perangkat
tape /, CRT, printer, input sensor, aktivator output dan konverter sinyal.
Identifikasi yang tepat dari perangkat keras akan memungkinkan ditindak lanjuti
yang harus diperlukan. Jika perusahaan tidak memiliki informasi rinci tentang
sistem kontrol terkomputerisasi, peneliti harus memperoleh informasi
terbatasyang tersedia.
Selama pemeriksaan mengidentifikasi perangkat lunak
komputer utama yang digunakan oleh perusahaan. Yang paling penting adalah rutin
perangkat lunak yang mengontrol dan mendokumentasikan langkah-langkah produksi
yang kritis dan laboratorium pengujian untuk mendukung fungsi penting (seperti
penambahan nutrisi ke susu formula). Skema dari rutinitas software utama dan
bagaimana mereka berinteraksi harus diperoleh dari perusahaan atau disiapkan
oleh penyidik berdasarkan pengamatan atau dokumentasi lain. Direktori atau
daftar rutinitas perangkat lunak dan subrutin kadang-kadang dapat ditampilkan
pada layar CRT atau dicetak. Untuk beberapa perangkat lunak aplikasi daftar
rutinitas hanya dapat disediakan oleh vendor perangkat lunak dan mungkin tidak
tersedia di perusahaan manufaktur. Misalnya, menentukan apa persamaan yang
digunakan sebagai dasar perhitungan dalam rutinitas. Ketika sebuah proses
manufaktur makanan berada di bawah kontrol komputer menjelaskan, dalam bentuk
yang disederhanakan seperti diagram alur, bagaimana input ditangani untuk
mencapai berbagai langkah dalam proses. Ini tidak berarti bahwa salinan dari
kode sumber perangkat lunak komputer itu sendiri perlu ditinjau kembali. Namun,
sebelum menerapkan pengendalian komputerisasi dan pencatatan untuk proses
makanan di sana biasanya perlu beberapa dokumen, yang ditulis dalam bahasa
Inggris, yang mengatur dalam langkah-langkah logis apa yang perlu dilakukan,
tetapi akan berguna untuk meninjau dokumen tersebut dalam mengevaluasi
kecukupan konversi dari manual ke komputerisasi.
Pengamatan sistem karena beroperasi dapat
digunakan untuk menentukan apakah faktor-faktor penting seperti putaran per
menit (rpm), ventilasi kali, suhu, tekanan, kali proses termal, dan dokumentasi
yang dikendalikan oleh sistem komputerisasi. Pengoperasian sistem harus diamati
melalui beberapa proses siklus. Namun, pengujian produk akhir (observasi) dari
sistem komputer seharusnya tidak dengan sendirinya menjadi diandalkan untuk
memberikan jaminan bahwa sistem operasi seperti yang dirancang. Observasi
produk akhir tidak akan menguji semua kemungkinan yang berbeda bahwa sistem
komputer akan merespon selama proses. Penting tidak akan mengungkapkan perilaku
sistem pada batas yang diizinkan fungsionalitas dan kinerja. Satu-satunya cara
untuk mengembangkan keyakinan bahwa sistem komputer akan berfungsi dengan benar
adalah memiliki program validasi sebagai bagian dari desain, coding, pengujian,
dan langkah-langkah implementasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komputer dan teknologi korelasinya telah mengubah standar
hidup seluruh masyarakat. Pada awalnya komputer diciptakan untuk hanya memenuhi
beberapa perhitungan dasar dan tugas-tugas otomatis. Tapi di kemudian tahap,
fitur dari komputer terkesan bermanfaat di setiap sumber daya teknis. Berubah
menjadi peningkatan produktivitas dan keuntungan besar.
Komputer memainkan suatu peran penting untuk kehidupan
sehari – hari terutama di tempat kerja, sekolah dan bahkan di rumah. Dua
puluh abad pertama telah banyak kemajuan teknologi bertujuan untuk membuat
kehidupan orang-orang yang lebih baik. Komputer membantu mereka menjadi lebih
efisien dalam pekerjaan mereka.
Divisi
factory ini dibagi menjadi beberapa bagian dan dipimpin oleh seorang Factory
Manager. Bagian-bagian dalam divisi factory ini adalah sebagai berikut :
Pada bagian Quality Control (QC) ini dilakukan pengujian
terhadap bahan yang masuk ataupun yang keluar. Di bagian Quality Control ini
dilakukan 2 macam pengujian yaitu Inspection dan testing.
Pada dasarnya maintenance berfungsi untuk menjaga agar
mesin dapat berjalan seperti biasa dan memperbaiki mesin-mesin yang rusak.
Secara garis besar maintenance dibagi menjadi 4 kelompok yaitu : Mekanik,
Workshop, Elektrik, Motor Pool
Departemen produksi ini yang bertugas memproduksi dari
bahan baku sampai menjadi minyak jadi yang siap dipasarkan. Pada bagian ini
dibagi menjadi 3 plant yaitu: Rafinasi dan Fraksinasi, Margarine Plant, Bottle
plant. Bagian ini yang mengemas minyak goreng (olein) dan margarine (stearin) :
WHPCAW, WHFG,Tank Farm, Utility
PTPN V di Riau merupakan salah satu perusahaan yang sudah mendapat sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) untuk Kebun dan PKS Tandun. Penghargaan tersebut diterima Direktur Utama PTPN V Fauzi Yusuf dari Menteri Pertanian Suswono pada tanggal 8 Maret 2013 di Jakarta. Selain menjadi 1 dari 6 perusahaan yang mendapatkan sertifikasi ISPO perdana, untuk kalangan perusahaan perkebunan Negara, PTPN V menjadi yang pertama menerima sertifikat tersebut.
ISPO sendiri merupakan penerapan dari Permentan Nomor 19/Permentan/OT.140/3/2011 tanggal 29 Maret 2011 tentang Pedoman ISPO untuk Perusahaan Perkebunan. Dimana berdasarkan penilaian perkebunan, untuk kebun kelas I, II, dan III maka wajib mendapatkan sertifikasi ISPO selambat-lambatnya hingga Desember 2014. Penerapan sertifikasi tidak lain adalah guna memperkukuh 3 pilar prinsip pembangunan berkelanjutan yang sebenarnya sudah sejak lama diterapkan, yaitu layak secara ekonomi, layak secara social dan ramah lingkungan.
Mengingat sifatnya yang mandatory tersebut, PTPN V menetapkan kebijakan seluruh Unit Kebun dan PKS akan mendapatkan sertifikasi dengan dimulai dari Kebun Tandun. Pemilihan unit tersebut adalah disebabkan selain merupakan kebun inti seluas 7.913,19 Ha, Kebun Tandun juga dilengkapi PKS dengan kapasitas 40 ton perjam. Tambahan lagi, Unit tersebut telah menerapkan dan mendapatkan sertifikasi Sistem Manejemen Mutu ISO 9001:2008, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2004, Sistem Manajemen K3 (saat itu Permenaker 5/96 yang saat ini sudah diperbaharui dengan PP 50/2012 tentang Penerapan SMK3), juga telah melaksanakan mitigasi gas rumah kaca melalui proyek penangkapan gas metan (PLT Biogas Tandun) yang bahkan mampu menghasilkan listrik ± sebesar 1 MW. Untuk selanjutnya, pada tahun 2014 ini, PTPN V berharap dapat menggesa sertifikasi atas seluruh unit Kebun dan PKS-nya.
Terkait sertifikasi ISPO di Kebun Tandun, dalam perjalanannya ada beberapa tahapan yang dilakukan perusahaan sebagai berikut :
- Memastikan bahwa unit kegiatan yang akan disertifikasi sudah dilakukan penilaian usaha perkebunan oleh Dinas Perkebunan Provinsi/ Kabupaten sebagaimana amanah Permentan No. 07/Permentan/07/140/2/2009 tentang Pedoman Penilaian Usaha Perkebunan. Kebun Tandun sendiri pada penilaian sebelumnya mendapat sertifikat kelas III.
- Menyusun struktur organisasi tingkat unit yang akan disertifikasi untuk penerapan tugas dan tanggung jawab berdasarkan prinsip yang harus dipenuhi.
- Melaksanakan sosialisasi prinsip dan criteria ISPO kepada seluruh Karyawan Kebun dan PKS, termasuk mensosialisasikan kepada tamu Kebun/ PKS, serta masyarakat sekitar. Juga mempersiapkan auditor ISPO, mengadakan pelatihan auditor Internal yang bertujuan mengetahui gap antara prinsip criteria dengan implementasi yang ada di Kebun dan PKS. Bila didapati temuan, maka segera ditindak lanjuti.
Sehingga dalam upaya mendapatkan sertifikasi ISPO atas Kebun dan PKS, perlu dilakukan persiapan-persiapan terhadap masing-masing prinsip, antara lain:
- Persiapan untuk prinsip I – Sistem Perizinan dan Manajemen Perkebunan
- Peta kesesuaian lokasi kebun dengan rencana tata ruang wilayah provinsi/ kabupaten, menyiapkan SOP penyelesaian sengketa lahan, atau dokumentasi penyelesaian terhadap sengketa.
- Peta HGU dan inventarisasi patok kebun (termasuk kondisi patok dan titik koordinatnya)
- Menyiapkan SOP yang mengatur mengenai komunikasi baik untuk pihak eksternal maupun internal dilengkapi dengan daftar dokumen yang dapat dikomunikasikan.
- Persiapan untuk Prinsip II – Penerapan Teknis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit
- Mempersiapkan SOP dan impelementasi untuk pembukaan lahan (termasuk rekaman pendukung) mulai dari pembukaan lahan (zero burning), penyediaan benih (harus bersertifikat/ jelas asal usulnya) serta rekaman pendukung yang dibutuhkan.
- Mempersiapkan SOP dan implementasi untuk penanaman dan pemeliharaan tanaman (termasuk rekaman-rekaman pendukungnya)
- Mempersiapkan SOP dan implementasi untuk kegiatan panen (disertai dengan rekaman pendukung)
- Mempersiapkan SOP dan implementasi terhadap penanganan hama penyakit (termasuk melalui upaya penanaman musuh alami OPT dan penyediaan kandang-kandang predator alami hama (seperti Burung Hantu)).
- Mempersiapkan SOP dan implementasi tentang penggunaan Pestisida, memberikan pelatihan khusus terhadap penggunaan pestisida terbatas, serta penyediaan sarana prasaran pengelolaan penggunaan pestisida mulai dari bak bilas, APD, serta lemari khusus penyimpan baju chemis.
- Mempersiapkan dan mengimplementasikan SOP tentang pengangkutan dan penerimaan TBS (criteria TBS), proses pengolahan, pengelolaan, pemanfaatan limbah PKS (baik padat, cair, atau gas), serta pengelolaan limbah B3.
- Inventarisasi peralatan pabrik dan kapasitasnya, serta prosedur dan implementasi pemeliharaannya
- Mengukur sumber emisi tidak bergerak, tingkat kebisingan, tingkat getaran, tingkat kebauan dan melaporkannya ke instansi terkait.
- Menghitung penggunaan bahan bakar dan pengurangan emisi gas rumah kaca dari bahan bakar terbarukan (cangkang dan janjang kosong).
- Persiapan untuk Prinsip III – Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
- Membentuk regu pemadam kebakaran, menyusun struktur organisasi tanggap darurat dan pengendalian kebakaran lahan, penyiapan sarana prasarana serta mengadakan pelatihan dan simulasinya.
- Penyajian peta areal rawan kebakaran serta peta sumber air (embung/ sungai/ danau)
- Mengidentifikasi areal kawasan perlindungan setempat dan mensosialisasikannya ke masyarakat
- Identifikasi flora dan fauna di kawasan perlindungan setempat
- Merencanakan pengelolaan dan pemantauan kawasan lindung setempat
- Membuat SOP mitigasi Gas Rumah Kaca, melakukan inventarisasi sumber emisi GRK, dan perhitungan program pengurangannya
- Menyusun rencana rehabilitasi kawasan perlindungan setempat
- Persiapan prinsip IV – Tanggung Jawab Kepada Pekerja
- Dokumen/ rekaman daftar upah serta surat keputusan penetapan gaji karyawan yang tidak berada di bawah UMR setempat
- Dokumen bukti tidak ada diskriminasi terhadap penerimaan tenaga kerja
- Keberadaan Serikat Pekerja, dilengkapi dokumen/ rekaman-rekaman pendukung Keberadaan Koperasi Karyawan, dilengkapi dokumen/ rekaman-rekaman pendukung seperti Akta Pendirian Koperasi, RAT, pembagian SHU, dll.
- Persiapan Prinsip V – Tanggung Jawab Sosial dan Komunitas
- Melakukan working group dengan masyarakat
- Inventarisasi penyaluran dana bina lingkungan dan kemitraan, program serta realisasinya
- Persiapan Prinsip VI – Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
- Persiapan Prinsip VII – Peningkatan usaha secara berkelanjutan
- Mempersiapkan auditor internal dan memberikan pelatihan
- Audit internal minimal setahun sekali sebelum audit sertifikasi
- Tindak lanjut dari temuan audit yang sudah dilakukan sebelumnya (baik internal maupun eksternal)
- Melaksanakan Rapat Tinjauan Manajemen/ RTM (ra).
- Menyertakan dokumen dan rekaman pendukung sebagai bukti pelaksanaan tindak lanjut perbaikan.
0 komentar:
Posting Komentar