Membangun
Kemampuan Penelusuran Kelapa Sawit dalam Rantai Pasokan Indonesia yang Kompleks
Titik pengumpulan
atau peron dioperasikan oleh Perantara (pemegang DO). Pada gambar ini, Tandan
Buah Segar (TBS) dipilah, dinilai dan dicampur dari berbagai sumber sebelum
diangkut ke pabrik. Foto oleh Ridwan/IDOEP
Kelapa sawit merupakan pedang bermata dua. Di satu sisi, kelapa
sawit menunjukkan pertumbuhan PDB dan ekonomi nasional. Di sisi lain, kelapa
sawit merupakan pendorong tingkat deforestasi, kebakaran hutan, eksploitasi
sumber daya alam dan kerusakan lingkungan dan sosial lainnya. Upaya global
untuk mengembangkan kelapa sawit secara keberlanjutan dan tanpa konflik telah
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan rantai pasokan yang transparan dan
dapat ditelusuri. Jika kita dapat menelusuri rantai pasokan minyak kelapa
sawit, sumber utama produk minyak kelapa sawit dapat dilacak untuk memastikan
bahwa produksi tersebut didapatkan dan diproduksi secara legal di daerah yang
terbebas dari konflik sosial maupun lingkungan. Namun, rantai pasokan ini
sangatlah kompleks. Untuk menelusuri rantai pasokan, kita harus memahami
kompleksitas tersebut.
Kompleksitas Rantai Pasokan Kelapa Sawit
Perjalanan kelapa sawit dimulai dari perkebunan dan berakhir
sebagai berbagai produk kelapa sawit. TBS kelapa sawit umumnya dipanen dari
perkebunan dengan dua mekanisme. Pertama, perusahaan kelapa sawit memanen dari
perkebunan mereka sendiri (disebut inti) dan dari perkebunan petani kecil yang
dikelola oleh perusahaan (disebut plasma). Kedua, perusahaan kelapa sawit
mendapatkan persediaan TBS dari pemasok pihak ketiga. Kemudian, TBS diangkut ke
pabrik untuk diekstraksi sebagai Minyak Kelapa Sawit (CPO). CPO kemudian
disuling sebelum diangkut ke pabrik sebagai bahan baku pangan, oleokimia atau
bahan bakar nabati.
Perjalanan
kelapa sawit dari perkebunan hingga menjadi produk kelapa sawit.
Perjalanan kelapa sawit dengan mekanisme pertama relatif mudah
dilacak, karena perusahaan harus memenuhi berbagai peraturan dan sertifikasi
seperti RSPO dan ISCC. Yang menjadi masalah adalah mekanisme kedua, di mana TBS
dipasok oleh pemasok pihak ketiga yang mengumpulkan TBS dari berbagai sumber
termasuk petani kecil.
Studi Kasus: Kemampuan Menelusuri Kelapa Sawit di Pabrik PTPN V
Penelitian lapangan kami di pabrik PTPN V di Rokan Hulu, Riau,
Indonesia, menunjukkan kompleksitas rantai pasokan minyak kelapa sawit. Sekitar
67 persen dari total pasokan minyak kelapa sawit perusahaan dihasilkan dari perkebunan
inti dan plasma perusahaan, sedangkan sisanya dipasok dari pihak ketiga.
Proporsi ini terus berubah, terutama di musim penanaman kembali dan musim
kemarau. Perkebunan inti dan plasma dapat dipantau penelusurannya oleh
perusahaan, sementara pemasok pihak ketiga tidak semudah itu ditelusuri.
Ilustrasi
Pasokan TBS Pabrik Sei Tapung.
Fluctuation
of FFB supply in PTPN 5’s CPO Mill. (PHK-III = third party supplier, the other
lines are internal sources).
Untuk menyediakan pasokan TBS ke pabrik PTPN V, setiap pemasok
harus memiliki kontrak pengiriman (DO). Di wilayah studi kami, setidaknya ada
tiga jenis pemasok pihak ketiga. Pertama, pemegang DO yang membudidayakan TBS
dari kebun mereka sendiri. Kedua, pemegang DO yang memasok TBS langsung dari
petani kecil, sehingga mereka berperan sebagai perantara atau agen tangan
pertama. Ketiga, pemegang DO yang memasok TBS dari perantara atau agen kecil
lainnya. Mereka biasanya memiliki kapasitas keuangan yang lebih tinggi dan
jaringan yang lebih luas.
Ilustrasi
pasokan TBS Pihak Ketiga.
Biasanya, perantara mencampur TBS dari berbagai sumber yang lalu
dipilah berdasarkan kualitas sebelum dibawa ke pabrik. Transaksi antara petani
kecil dan perantara ini tidak tercatat, sehingga sumber TBS sulit dilacak.
Selain itu, perantara juga merupakan pelaku yang "tidak diatur". Saat
ini, tidak ada sistem untuk mengawasi kegiatan mereka,meskipun mereka berperan
penting dalam rantai pasokan kelapa sawit.
Kesempatan perbaikan
Beberapa perbaikan dapat dilakukan untuk membantu penelusuran.
Pertama, pemerintah dapat memetakan petani mandiri-siapa mereka dan di mana
perkebunan mereka berada. Kedua, pemerintah harus memberlakukan peraturan
pencatatan di sepanjang rantai pasokan. Indonesia memang sudah memiliki
peraturan bagi petani kecil untuk mendaftarkan perkebunan mereka melalui Surat
Tanda Daftar Budi Daya (STD-B). STD-B menyebutkan identitas petani dan lokasi
perkebunan sehingga dapat digunakan untuk menelusuri asal-usul TBS jika para
pelaku melakukan pencatatan data secara teratur. Dukungan pabrik dapat
diberikan melalui kebijakan untuk hanya menerima TBS yang dilengkapi dengan
data STD-B. Mengingat biaya tambahan yang ditimbulkan dengan mekanisme ini,
harus ada insentif dan disinsentif bagi para pelaku. Insentif dapat diberikan dalam
bentuk harga premium, peningkatan akses kepada pupuk dan peningkatan akses
kepada pinjaman bank. Saat ini, insentif hanya tersedia jika kemampuan
penelusuran dibarengi dengan keberlanjutan seperti RSPO atau ISCC. Masalahnya,
sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi keduanya melampaui kemampuan
produsen pada umumnya. Cara lain untuk mendorong kemampuan penelusuran adalah
sistem disinsentif seperti pencabutan izin beroperasi atau pengecualian dari
rantai pasokan. Terakhir, kemampuan penelusuran seringkali terhambat oleh
kurangnya kemauan semua pelaku untuk menggunakan sistem yang diperlukan. Oleh
karena itu, diperlukan sistem insentif atau disinsentif yang lebih mudah
dilakukan untuk mendorong semua pelaku untuk berpartisipasi dalam mencatat dan
membagikan catatan berkala mengenai asal-usul dan transaksi TBS.
<a
href="http://kgi-elaeis.blogspot.com/2015/01/berdasarkan.html">Pengankutan
tbs di afdeling B</a>
Hindari TBS Susut, Petani Sawit Dimbau Panen Terakhir H-7 Lebaran
Petani sawit yang panen TBS-nya belum TBS timbang (belum diatas 5 kg/TBS),
Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Rabu (30/5/2018) melakukan
panen lebih awal sebelum H-7 Idul Fitri. (misnoadi)
Medanbisnisdaily.com - Langkat. Menghindari tandan
buah segar (TBS) restand dan kesusutan, kalangan pedagang pengumpul (pengepul)
sawit telah mengimbau kepada petani sawit di beberapa kecamatan di Kabupaten
Langkat, H-7 menjelang Idul Fitri terakhir memanen.
"Terakhir pengiriman TBS ke pabrik empat hari
sebelum hari raya (H-4 Idul Fitri), jadi TBS tidak numpuk dan berapa yang
dipanen petani bisa terangkat semua". Ini untuk mengurangi buah restand
yang bisa mengakibatkan kesusutan dan berondol. Artinya, tidak tandan kosong
(tangkos)," kata Barianto, salah seorang pengepul TBS di Dusun Kelantan,
Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Rabu (30/5/2018).
Menurut kalangan pengepul TBS, menjelang hari raya
Idul Fitri mendatang memang diprediksi tidak terjadi penumpukan TBS, karena
produksi sawit terus menurun.
"Kalau penumpukan tidak akan terjadi, karena
memang musim trek, dalam tahun 2018 ini rata-rata produksi TBS menurun.
Biasanya satu musim putaran panen, atau seminggu sekali hasil panen kalangan
petani bisa 200 ton, atau perbulannya 800 ton, tetapi saat ini hanya 90-100
ton/minggu," kata Barianto lagi.
Dihubungi terpisah, Selamat, suplier TBS
di Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan, Langkat, mengimbau kepada petani
binaannya untuk terakhir memanen juga pada 7 hari sebelum Idul Fitri.
"Seminggu sebelum hari raya terakhir panen,
karena bisa dua hari kadang TBS baru terangkat, makanya kita kasi tenggang
waktu. Dan setelah seminggu hari raya atau H+7 atau H+10 Idul Fitri, petani
bisa memanen kembali, ini yang biasa dilkakan petani," ujarnya.
Kalau putaran panen dua minggu sekali yang dilakukan
petani, maka seminggu-sepuluh hari Idul Fitri kemabli dipanen, maka sawit masih
normal, tidak berguguran dari tandannya, belum tangkos, masih TBS, kata
Selamat.
Reporter
MISNOADI
<a
href="//tv.kontan.co.id/video/ysoJibppPqk">Pemupukan di afdeling
A</a>
Cara
pemupukan kelapa sawit yang benar, hasilnya terbukti panen melimpah
Pemupukan kelapa sawit merupakan kegiatan perawatan tanaman yang
bertujuan untuk memberikan makanan pada tanaman sawit. Kegiatan ini merupakan
kegiatan yang harus dilakukan dengan cara yang baik agar budidaya kelapa sawit
dapat maksimal.
Teknik pemupukan yang baik berguna untuk membantu mengoptimalkan
penyerapan nutrisi oleh tanaman, sehingga dapat memberikan dampak pertumbuhan
dan produksi yang nyata pada tanaman. Sebaliknya, Teknik pemupukan yang tidak
baik akan berdampak pada pengeluaran biaya yang lebih besar.
Kegiatan pemupukan kelapa sawit harus melalui teknik dan tahapan
yang benar, sehingga budidaya kelapa sawit dapat berjalan dengan maksimal.
Sebelum melakukan kegiatan pemupukan, kita harus melakukan
persiapan atau yang bisa disebut dengan Pra-pemupukan. Setelah semua tahapan
Pra-Pemupukan selesai, barulah kita bisa melanjutkan pada proses pemupukan.
Berikut langkah-langkah pemupukan pada usaha budidaya kelapa sawit.
Persiapan Sebelum Memulai
Pemupukan Kelapa Sawit
Sebelum memulai pemupukan kelapa sawit, hal yang perlu dilakukan
dalam budidaya kelapa sawit adalah melakukan perawatan untuk mempersiapkan
lingkungan yang sesuai. Hal ini dilakukan agar proses pemupukan kelapa sawit
lebih mudah serta dapat menghindari kompetisi dalam penyerapan unsur hara yang
ditambahkan melalui pemupukan.
Berikut Langkah Yang Perlu Diperhatikan
Sebelum Melakukan Pemupukan Pada Kegiatan Budidaya Kelapa Sawit:
Memilih Produk Pupuk Sawit Yang Tepat Dan
Sesuai Kebutuhan
Pilih pupuk sawit yang berfungsi untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan akar tanaman, dapat meningkatkan daya tahan/toleransi tanaman
sawit terhadap penyakit, serta dapat membuat tanaman sawit menjadi lebih kuat
bahkan pada kondisi yang ekstrem sekalipun.
Gunakan Pupuk Sawit Yang Aman, Terpercaya, dan
Telah Tersertifikasi Oleh Lembaga Sertifikasi Organik.
Salah satu pupuk sawit yang telah mendapatkan sertifikasi dari
Komite Akreditasi Nasional (KAN), International Accreditation Forum (IAF) dan
Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS) adalah pupuk organik cair GDM
spesialis perkebunan kelapa sawit.
Pupuk Organik Cair GDM spesialis perkebunan kelapa sawit
berfungsi sebagai penunjang pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman,
meningkatkan daya tahan/toleransi tanaman terhadap penyakit, dan menghasilkan
tanaman yang lebih kuat pada kondisi yang ekstrem.
Selain itu, Pupuk buah sawit GDM juga berfungsi untuk
menstimulasi aktivitas mikroba didalam tanah yang menghasilkan unsur-unsur
makro dan mikro. Unsur-unsur makro yang dibutuhkan oleh sawit berupa Nitrogen
(N), Phospor (P), dan Kalimum (K).
Pupuk Organik Cair GDM spesialis perkebunan kelapa sawit
mengandung bakteri, antara lain: Bacillus
brevis, Bacillus pumillus, Bacillus mycoides, Klebsiella oxytaca, Pseudomonas
alcaligenes, Pseudomonas mallei, Micrococcus roseus.
Bakteri-bakteri tersebut merupakan bakteri premium yang dapat
menunjang proses budidaya kelapa sawit dan perbaikan ketersediaan unsur hara di
dalam tanah. Setiap bakteri GDM memiliki fungsi masing-masing yang berbeda,
namun keseluruhan bakteri premium GDM dapat bekerja sama dan bersinergi dalam
keseimbangan.
Keseluruhan bakteri yang terkandung dalam pupuk buah sawit GDM
telah diformusalikan oleh para ahli dan terbukti 100% organik. Pupuk sawit GDM
juga berfungsi sebagai penghasil ZPT sekaligus bio-fertilizer, sehingga dijamin
tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap keberlangsungan usaha budidaya
kelapa sawit anda.
Bahkan pupuk buah sawit GDM sangat aman jika terminum oleh
manusia, hal ini membuktikan bahwa produk GDM merupakan produk yang 100%
organik.
Informasi lebih lanjut mengenai pupuk organik cair GDM spesialis
perkebunan kelapa sawit dapat diakses disini
Kegiatan-kegiatan yang
menunjang pemupukan kelapa sawit antara lain:
1. Buka –
bersih piringan
Yang dimaksud dengan buka – bersih piringan ini adalah kegiatan
membersihkan gulma dan kayu di daerah bawah tajuk tanaman. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk sanitasi dan menghindari persaingan penyerapan unsur hara
dari pupuk yang akan diberikan.
2. Pembuatan
pasar pikul
Pembuatan jalan di antara barisan tanaman kelapa sawit untuk
mempermudah pengangkutan dan penebaran/aplikasi pupuk pada tanaman kelapa
sawit.
3.
Pembersihan gawangan
Semua gulma di antara tanaman kelapa sawit harus dibersihkan
untuk mengurangi persaingan penyerapan unsur hara dengan tanaman pokok kelapa
sawit. Tanaman kacangan (LCC) juga harus dipotong, terutama yang sudah
menjalar/melilit pada tanaman kelapa sawit.
Cara Pemupukan kelapa sawit
yang baik dan benar
Pemupukan
kelapa sawit terdiri dari 5T
Setelah semua tahapan persiapan pemupukan (Pra-Pemupukan)
selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya dalam budidaya kelapa sawit adalah
dengan memulai tahap pemupukan kelapa sawit.
Pemupukan
kelapa sawit yang baik dan benar harus sesuai dengan 5 T yaitu :
1. Tepat Jenis
Jenis pupuk buah sawit yang diaplikasikan harus sesuai dengan
kebutuhan tanaman, baik itu jenis dan kandungan unsur haranya.
2. Tepat Dosis
Dosis atau takaran pupuk sawit yang diaplikasikan harus sesuai
jumlahnya dengan kebutuhan tanaman sawit.
3. Tepat Waktu
Pupuk buah sawit yang diberikan harus sesuai dengan waktu atau
fase pertumbuhan tanaman (vegetatif atau generatif) dan musim yang ada karena
erat kaitannya dengan ketersediaan air di kebun.
4. Tepat Cara Aplikasi
Pupuk sawit dapat diaplikasikan sesuai dengan jenis, bentuk dan
metode pemupukan kelapa sawit, agar efisien di waktu, biaya dan tenaga kerja.
5. Tepat Sasaran
Apabila aplikasi pupuknya di tanah, maka sasaran
penebaran/penyemprotannya adalah diujung terluar dari piringan. Apabila
aplikasinya adalah penyemprotan pada daun, maka sasarannya adalah bagian bawah
daun karena jumlah stomatanya lebih banyak sehingga lebih cepat diserap tanaman
atau pada ketiak daun jika aplikasi pupuk mikro.
Teknik Pemupukan Kelapa
Sawit Dengan Pupuk Organik Cair GDM Pada Budidaya Kelapa Sawit:
1. Sesuaikan pupuk sawit dengan luasan lahan yang anda miliki.
Pada Pupuk Organik Cair GDM, menyarankan populasi sawit per hektar sekitar 140
pokok tanaman sawit.
2. Cara pemakaian pupuk sawit GDM dapat dilakukan dengan
teknik dikocor atau disemprotkan, sesuai kebutuhan:
·
Pada tanah subur dan tanaman yang sehat:
Teknik Dikocor: 20 ml Pupuk Organik Cair GDM diampurkan dengan 1 L air (1:50).
Teknik Disemprot: 40 ml Pupuk Organik Cair GDM dicampurkan dengan 1 L air (1:25).
Teknik Dikocor: 20 ml Pupuk Organik Cair GDM diampurkan dengan 1 L air (1:50).
Teknik Disemprot: 40 ml Pupuk Organik Cair GDM dicampurkan dengan 1 L air (1:25).
·
Pada tanah kurang subur atau tanaman sehat, dapat menggunakan
konsentrasi yang lebih pekat:
Teknik Dikocor: 50 ml GDM dicampur dengan 1 L air (1:20).
Teknik Disemprot: 100 ml dicampur dengan 1 L air (1:10).
Teknik Dikocor: 50 ml GDM dicampur dengan 1 L air (1:20).
Teknik Disemprot: 100 ml dicampur dengan 1 L air (1:10).
Dosis dan
waktu penggunaan dapat disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman kelapa sawit
anda, seperti pada tabel berikut:
Fase Pertumbuhan
|
Dosis
|
Waktu Penggunaan
|
Pra-Nursery (0-3 bulan).
|
20 ml:1 L
10 L larutan untuk 100 bibit sawit per aplikasi.
|
Dikocor/disiram didalam polybag per 15 hari (6x aplikasi).
|
Main Nursery (3-12 bulan).
|
20 ml:1 L
10 L larutan untuk 50 bibit sawit per aplikasi.
|
Dikocor/disiram didalam polybag per 1 bulan (9x aplikasi).
|
Saat Tanam.
|
20 ml:1 L
2 L larutan per lubang tanam.
|
Dikocor/disiram didalam lubang tanam.
|
TBM (0-4 tahun).
|
20 ml:1 L
5 L larutan per tanaman.
|
Dikocor/disiram didalam piringan/dekat perakaran setiap 2
bulan (24x aplikasi).
|
TM (lebih dari 4 tahun).
|
20 ml:1 L
10 L larutan per tanaman.
|
Dikocor/disiram didalam piringan/dekat perakaran setiap 3
bulan.
|
TBM Tanaman Belum
Menghasilkan,
TM: Tanaman Menghasilakn
|
Itulah cara pemupukan kelapa sawit yang terbukti dapat meningkatkan
hasil panen, serta dapat mencegah penyakit busuk buah pada budidaya kelapa
sawit.
Pupuk
Organik Cair GDM spesialias perkebunan kelapa sawit dan GDM Black BOS sangat
sesuai untuk usaha budidaya kelapa sawit karena cocok diaplikasikan pada
tanah-tanah marginal maupun ekstrem. Jika dulur-dulur mengatasi permasalahan
dalam pemupukan kelapa sawit, dulur-dulur dapat berkonsultasi secara langsung
dengan tim ahli kami melalui kolom komentar, livechat ataupun menghubungi
whatsapp kami secara langsung.
Bagikan ini:
PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
Sekali pun sawit termasuk tanaman keras. Pohon sawit tetap
memerlukan perawatan dan pemupukan. Perawatan di sini adalah membersihkan
“piringan” pada tanaman kelapa sawit agar buah dalam tandan tidak terganggu
hama. Piringan adalah bulatan di sekeliling tanaman sawit yang tidak boleh
ditumbuhi rumput.
Pemupukan kelapa sawit dalam hal ini tidak bisa dilakukan sembarangan atau terus-menerus setiap hari diberi pupuk. Waktu pemupukan biasanya dilakukan ketika curah hujannya kecil dan tidak boleh ketika sedang musim hujan. Pupuk yang baik sebaiknya dapat memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran.
Pemupukan dilakukan 2 – 3 kali dalam setahun tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur atau kondisi tanaman. Khusus untuk pemupukan pada tanahberpasir atau lahan gambut dianjurkan untuk dilakukan pemupukan lebih banyak. Pemupukan yang banyak mungkin baik bagi tanaman sawit, tetapi perlu dipikirkan dari sisi ekonomisnya juga.
Metode dan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit
Pemupukan kelapa sawit dalam hal ini tidak bisa dilakukan sembarangan atau terus-menerus setiap hari diberi pupuk. Waktu pemupukan biasanya dilakukan ketika curah hujannya kecil dan tidak boleh ketika sedang musim hujan. Pupuk yang baik sebaiknya dapat memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran.
Pemupukan dilakukan 2 – 3 kali dalam setahun tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur atau kondisi tanaman. Khusus untuk pemupukan pada tanahberpasir atau lahan gambut dianjurkan untuk dilakukan pemupukan lebih banyak. Pemupukan yang banyak mungkin baik bagi tanaman sawit, tetapi perlu dipikirkan dari sisi ekonomisnya juga.
Metode dan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit
•Pemupukan boleh dilakukan dengan menggunakan metode atausistem
tebar dan sistem benam.
•Apabila menggunakan sistem tebar, sebaiknya pupuk ditebarkan di pinggir piringan antara jarak 0,5 meter pada tanaman muda, sedangkan untuk tanaman yang tua atau dewasa pada jarak 1 – 2,4 meter.
•Pada sistem benam (pocket), pupuk diberikan pada 4 sampai dengan 6 lubang pada piringan di sekeliling pohon. Lalu lubang ditutup lagi supaya pupuk meresap. Sistem benam cenderung digunakan pada areal yang relatif rendah. Sedangkan pada areal gambut atau pasir mudah mengalami erosi.
•Metode pemupukan bisa dilakukan dengan cara-cara manual atau modern. Cara manual adalah menggunakan tenaga manusia dan satu persatu. Sedangkan cara modern menggunakan pesawat terbang atau bisa juga menggunakan traktor. Selama ini pemupukan manual adalah yang paling umum dilaksanakan karena lebih murah dan lebih teliti.
•Pemupukan biasanya dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni saat awal musim dan akhir musim penghujan.
•Apabila pemupukan menggunakan NPK 15-15-15, dosis perpohonnya sebanyak 4 kg ditambah DSP 1 kg perpohon.
•Penggunaan kompos untuk tandan sawit, sedangkan bahan organik berguna untuk lahan yang kurang kandungan organiknya.
Cara Sederhana Pemupukan Kelapa Sawit
•Bersihkan terlebih dahulu “piringan” dari rumput dan alang-alang. Sebab, hal ini bermanfaat bagi pohon kelapa sawit dan tandanbuah sawit.
•Khusus untuk areal datar, pupuk ditabur merata 0,5 m dari pohon sampai pinggiran melingkar.
•Tempat penyebaran pupuk adalah tempat pupuk ditaburkan.
•Jika terdapat jenis pupuk yang tidak boleh dicampur. Sebaiknya tempat penaburannya dipisahkan dan diberi jarak sekira 12 hari antara satu pupuk dengan pupuk yang lainnya.
•Pupuk dianjurkan untuk disebarkan pada pohon kelapa sawit yang akar-akar rambut paling banyak. Letaknya kira-kira dekat mahkota daun bagian yang terluar.
•Pemupukan yang akan disebarkan haruslah benar-benar berbentuk remah, bukan gumpalan-gumpalan seperti yang terdapat pada pupuk Urea dan lain sebagainya.
•Gunakanlah selalu alat takaran supaya dosis pemupukan bisa tepat dalam penggunaannya.
•Apabila menggunakan sistem tebar, sebaiknya pupuk ditebarkan di pinggir piringan antara jarak 0,5 meter pada tanaman muda, sedangkan untuk tanaman yang tua atau dewasa pada jarak 1 – 2,4 meter.
•Pada sistem benam (pocket), pupuk diberikan pada 4 sampai dengan 6 lubang pada piringan di sekeliling pohon. Lalu lubang ditutup lagi supaya pupuk meresap. Sistem benam cenderung digunakan pada areal yang relatif rendah. Sedangkan pada areal gambut atau pasir mudah mengalami erosi.
•Metode pemupukan bisa dilakukan dengan cara-cara manual atau modern. Cara manual adalah menggunakan tenaga manusia dan satu persatu. Sedangkan cara modern menggunakan pesawat terbang atau bisa juga menggunakan traktor. Selama ini pemupukan manual adalah yang paling umum dilaksanakan karena lebih murah dan lebih teliti.
•Pemupukan biasanya dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni saat awal musim dan akhir musim penghujan.
•Apabila pemupukan menggunakan NPK 15-15-15, dosis perpohonnya sebanyak 4 kg ditambah DSP 1 kg perpohon.
•Penggunaan kompos untuk tandan sawit, sedangkan bahan organik berguna untuk lahan yang kurang kandungan organiknya.
Cara Sederhana Pemupukan Kelapa Sawit
•Bersihkan terlebih dahulu “piringan” dari rumput dan alang-alang. Sebab, hal ini bermanfaat bagi pohon kelapa sawit dan tandanbuah sawit.
•Khusus untuk areal datar, pupuk ditabur merata 0,5 m dari pohon sampai pinggiran melingkar.
•Tempat penyebaran pupuk adalah tempat pupuk ditaburkan.
•Jika terdapat jenis pupuk yang tidak boleh dicampur. Sebaiknya tempat penaburannya dipisahkan dan diberi jarak sekira 12 hari antara satu pupuk dengan pupuk yang lainnya.
•Pupuk dianjurkan untuk disebarkan pada pohon kelapa sawit yang akar-akar rambut paling banyak. Letaknya kira-kira dekat mahkota daun bagian yang terluar.
•Pemupukan yang akan disebarkan haruslah benar-benar berbentuk remah, bukan gumpalan-gumpalan seperti yang terdapat pada pupuk Urea dan lain sebagainya.
•Gunakanlah selalu alat takaran supaya dosis pemupukan bisa tepat dalam penggunaannya.
Dosis Pemupukan dan Jenis Pupuk Untuk
Tanaman Kelapa Sawit
Pupuk dan Pemupukan –
Kelapa Sawit adalah tanaman perkebunan penghasil minyak yang banyak di budidayakan
di Indonesia. Tingkat peroduksi buah kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yakni faktor varietas bibit, jenis tanah, air, dan kecukupan unsur hara
(pemupukan).
Manfaat Pupuk TSP, Urea. KCl, MOP,
Kieserit dan Dolomit bagi Tanaman Kelapa Sawit
Pengetahuan tentang jenis dan manfaat unsur
hara mutlak dikuasai oleh petani. Dengan pengetahuan tersebut akan meningkatkan
ketepatan dalam pemberian pupuk, baik jumlah, waktu pemupukan dan efektifitas
pupuk terhadap produksi tanaman. Berikut ini jenis unsur hara penting bagi
tanaman kelapa sawit lengkap dengan manfaat kegunaannya ;
a).
Unsur Hara Nitrogen (N)
Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur
nitrogen dalam jumlah banyak karena unsur ini sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman. Kekurangan unsur N dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman
kelapa sawit terhambat, kerdil, daun tua menguning (hijau pucat kekuningan).
Sumber unsur N : Urea dan ZA
b).
Unsur Hara Phosphor (P)
Unsur phosphor juga diperlukan dalam jumlah
banyak oleh tanaman kelapa sawit. Manfaat unsur phosphor bagi tanaman kelapa
sawit yaitu memperkuat perakaran, batang dan meningkatkan kualitas buah kelapa
sawit. Kekurangan unsur phosphor menyebabkan daun tanaman berwarna keunguan dan
tanaman tumbuh kerdil. Sumber unsur P : TSP, SP-18, SP-36, Rock Phosphat
KONTEN MENARIK LAINNYA
c).
Unsur Hara Kalium (K)
Manfaat dan peran unsur kalium bagi tanaman
kelapa sawit yaitu mempengaruhi jumlah dan ukuran tandan serta berperan penting
dalam penyusunan minyak. Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur kalium dalam
jumlah banyak. Kekurangan unsur kalium menyebabkan timbulnya bercak transparan
pada daun tua kemudian mengering. Sumber unsur K : KCl
d).
Unsur Hara Magnesium (Mg)
Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur
magnesium dalam jumlah banyak. Manfaat unsur magnesium (dolomit) bagi tanaman
kelapa sawit berfungsi dalam proses fotosintesis. Kekurangan magnesium
menyebabkan ujung daun tua kelapa sawit kekuningan jika terkena sinar matahari.
Sedangkan daun yang terlindung tidak menunjukkan gejala tersebut. Sumber unsur
Mg : Dolomit, Kieserit
e).
Unsur Hara Tembaga (Cu)
Meskipun tanaman kelapa sawit membutuhkan
unsur tembaga dalam jumlah sedikit namun unsur ini sangat diperlukan. Manfaat
unsur tembaga bagi tanaman kelapa sawit yaitu sebagai pembentuk klorofil (zat
hijau daun) dan membantu mempercepat reaksi fisiologi tanaman. Kekurangan unsur
tembaga (Cu) ditandai dengan warna daun kuning pucat, kemudian mengering dan
mati. Umumnya kekurangan unsur tembaga (Cu) terjadi pada tanaman kelapa sawit
di tanah gambut. Sumber unsur Cu : CuSO4
f).
Unsur Hara Boron (B)
Unsur hara boron diperlukan dalam jumlah
sedikit. Manfaat unsur boron bagi tanaman kelapa sawit yaitu sebagai penyusun
gula, karbohidrat, protein dan perkembangan ujung dan anak daun. Gejala tanaman
kelapa sawit yang kekurangan unsur boron yaitu munculnya daun pancing, daun
kecil dan daun berbentuk sirip ikan. Sumber unsur B : Borak
g).
Unsur Hara Zink / Seng (Zn)
Manfaat unsur zink bagi tanaman kelapa sawit
yaitu berperan dalam enzimatis dan menunjang pembentukan hormon pertumbuhan.
Unsur zink hanya diperlukan dalam jumlah sedikit oleh tanaman kelapa sawit.
Namun kekurangan unsur ini dapat menyebabkan matinya jaringan tanaman. Tanaman
kelapa sawit di tanah gambut banyak mengalami kekurangan unsur zink.
Dosis, Waktu dan Cara Pemupukan
Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (TBM)
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia
didominasi oleh jenis tanah podsolik, sehingga dosis pemupukan berikut ini
direkomendasikan untuk jenis tanah tersebut. Pemupukan kelapa sawit dilakukan
berdasarkan masa produktifnya, yaitu masa TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) dan
masa TM (Tanaman Menghasilkan).
1.
Dosis dan Jenis Pupuk Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (TBM) di Tanah Podsolik
Umur tanaman (bulan)
|
ZA*
|
RP**
|
MOP***
|
Kieserit*
|
HGF-Borate
|
0
|
-
|
0.50
|
-
|
-
|
-
|
1
|
0.10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
0.25
|
-
|
0.15
|
0.10
|
-
|
5
|
0.25
|
0.50
|
0.15
|
0.10
|
-
|
8
|
0.25
|
-
|
0.35
|
0.25
|
0.02
|
12
|
0.50
|
0.75
|
0.35
|
0.25
|
-
|
13
|
0.50
|
-
|
0.50
|
0.50
|
0.03
|
20
|
0.50
|
1.00
|
0.50
|
0.50
|
-
|
24
|
0.50
|
-
|
0.75
|
0.50
|
0.05
|
28
|
0.75
|
1.00
|
0.75
|
0.75
|
-
|
32
|
0.75
|
-
|
1.00
|
0.75
|
-
|
Jumlah
|
4.35
|
3.75
|
4.50
|
3.70
|
0.10
|
Keterangan :
* Jika hanya tersedia Urea, maka
ZA (21%N) diubah ke Urea (46% N), maka konversinya: 21/45 = 0,47. Jika petani
punya Urea, maka dosis ZA dikalikan 0,47. Contoh: umur 1 bulan perlu Urea 0,1 x
0,47 = 0,047 kg/pohon Urea atau 1/2 ons/pohon Urea. Jadi kebutuhan Urea lebih
sedikit dibandingkan ZA, karena kadar N pupuk Urea lebih tinggi dari kadar N
pupuk ZA.
** Jika petani memiliki pupuk
SP-36, maka dapat digunakan sesuai RP (Rock Phospat) dengan catatan kandungan
P2O5 sama-sama 36%. Namun jika yang tersedia pupuk SP-18, maka dosis RP harus
dikalikan (36/18) = 2. Jadi jika kebutuhan RP lobang tanam 0,5 maka dikalikan 2
atau 0,5 x 2 = 1 kg. Jadi untuk SP-18 diperlukan dosis 1 kg/pohon.
*** MOP dapat digunakan setara
dengan pupuk KCl yang memiliki kadar K2O 60%.
Jika memiliki dolomit (MgO 18%)
dan tidak ada Kieserit (MgO 25%), maka aplikasi dolomit sebesar kiserit harus
dikalikan 25/18 = 1,4. Contoh umur sawit 8 bulan memerlukan dolomit sebesar
0,25 x 1,4 = 0,35 kg/pohon.
2.
Dosis dan Jenis Pupuk Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (TBM) di Tanah Aluvial
(Hidromorfik)
Umur tanaman (bulan)
|
ZA*
|
RP**
|
MOP***
|
Kieserit*
|
HGF-Borate
|
0
|
-
|
0.25
|
-
|
-
|
-
|
1
|
0.10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
0.25
|
-
|
0.15
|
0.10
|
-
|
5
|
0.25
|
0.50
|
0.15
|
0.10
|
-
|
8
|
0.25
|
-
|
0.25
|
0.25
|
0.02
|
12
|
0.25
|
0.50
|
0.25
|
0.25
|
-
|
13
|
0.50
|
-
|
0.50
|
0.50
|
0.03
|
20
|
0.50
|
0.50
|
0.50
|
0.50
|
-
|
24
|
0.50
|
-
|
0.50
|
0.50
|
0.05
|
28
|
0.75
|
0.75
|
0.75
|
0.75
|
-
|
32
|
0.75
|
-
|
0.75
|
0.75
|
-
|
Jumlah
|
4.10
|
2.50
|
3.80
|
3.70
|
0.10
|
3.
Dosis dan Jenis Pupuk Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (TBM) di Tanah Entisol
Umur tanaman (bulan)
|
ZA*
|
RP**
|
MOP***
|
Kieserit*
|
HGF-Borate
|
0
|
-
|
0.25
|
-
|
-
|
-
|
1
|
0.15
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
0.25
|
-
|
0.15
|
0.15
|
-
|
5
|
0.50
|
-
|
0.15
|
0.25
|
-
|
8
|
0.50
|
0.75
|
0.35
|
0.35
|
0.02
|
12
|
0.50
|
-
|
0.35
|
0.35
|
-
|
14
|
0.50
|
-
|
0.35
|
0.35
|
-
|
17
|
0.50
|
1.50
|
0.35
|
0.35
|
0.03
|
20
|
0.50
|
-
|
0.50
|
0.50
|
-
|
24
|
0.50
|
-
|
0.50
|
0.50
|
0.05
|
28
|
0.50
|
2.00
|
0.75
|
0.50
|
-
|
32
|
0.75
|
-
|
1.00
|
0.75
|
-
|
Jumlah
|
5.15
|
4.50
|
4.45
|
3.70
|
0.10
|
Dosis, Waktu dan Cara Pemupukan
Kelapa Sawit Menghasilkan (TM)
1.
Dosis dan Jenis Pupuk Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan (TM) di Tanah Mineral
(bukan gambut)
Umur tanaman (tahun)
|
Urea
|
SP-36*
|
MOP
|
Kieserit
|
Jumlah
|
3 – 8
|
2.00
|
1.50
|
1.50
|
1.00
|
6.00
|
9 – 13
|
2.75
|
2.25
|
2.25
|
1.50
|
8.75
|
14 – 20
|
2.50
|
2.00
|
2.00
|
1.50
|
7.75
|
21 – 25
|
1.75
|
1.25
|
1.25
|
1.00
|
5.25
|
Keterangan : * Jika tersedia SP-18, maka dosis SP-36
harus dikali dengan 2 yang berasal dari (36/18).
2.
Dosis dan Jenis Pupuk Tanaman Kelapa Sawit Menghasilka1 (TM) di Tanah Gambut
Umur tanaman (tahun)
|
Urea
|
SP-36*
|
MOP
|
Kieserit
|
Jumlah
|
3 – 8
|
2.00
|
1.75
|
1.50
|
1.50
|
6.75
|
9 – 13
|
2.50
|
2.75
|
2.25
|
2.00
|
9.50
|
14 – 20
|
1.50
|
2.25
|
2.00
|
2.00
|
8.00
|
21 – 25
|
1.50
|
1.50
|
1.25
|
1.5
|
5.75
|
Keterangan : Jika tersedia SP-18, maka dosis SP-36
harus dikali dengan 2 yang berasal dari (36/18).
Sumber : Darmosarkoro, W., E.S. Sutarta dan
Winarna. 2003. Teknologi pemupukan tanaman kelapa sawit. Dalam Lahan dan
Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal:113-134.
Salam mitalom !!!
Bagikan Artikel Ini
Pengangkutan
Hasil Panen (TBS)
Written By Taufik Irawan on
Minggu, 08 Januari 2017 | 21.45
Transport buah merupakan mata rantai dari 3 aktivitas terpenting
dan saling mempengaruhi yaitu Panen, Angkut dan Olah atau
disingkat PAO.
Ada 4 (empat) hal yang menjadi sasaran kelancaran transport FFB
yaitu :
- Menjaga agar ALB (Asam Lemak Bebas)
produksi harian 2-3%
- Kapasitas atau kelancaran pengolahan di
pabrik
- Keamanan TBS di lapangan
- Cost (Rp/Kg TBS) transport yang minimal
1. ORGANISASI PANEN
- Rotasi
panen dijaga
antara 6-7 hari, sehingga persentase brondolan terhadap janjang maksimum
7-9%..
- Buah harus diletakkan di TPH. Interval
TPH ialah
: tiap 3 (tiga) jalan pikul ada 1
(satu) TPH.
- Panen dalam setiap hari agar diusahakan
terkonsentrasi, jangan terpencar pencar dari satu mandoran dengan mandoranyang lain.
- Diusahakan agar 1 (satu) ancak selesai
dipotong dalam 1 (satu) hari.
- Sesudah selesai dipotong satu jalan
pikul, karyawan
panen harus
langsung mengeluarkannya ke TPH.
- Perhatian : Tidak dibenarkan kendaraan
menunggu kerani panen, tetapi kerani
panen yang harus menunggu kendaraan.
- Realisasi tonase buah yang dipanen
setiap hari harus hampir sama dengan tonase taksasi
buah yang
dibuat kemarin sorenya.
- Panen hari Minggu sebaiknya dihindari
untuk memberi kesempatan waktu untuk reparasi alat-alat transport dan
kesempatan istirahat kepada supir dan kenek.
2. BENTUK/POLA JALAN DI DALAM
KEBUN
- Jalan diusahakan lurus dan jarak antara
pasar buah maksimum ± 300 m (33
pokok).
- Jalan-jalan buntu (tidak tembus)
diminimalkan tidak ada.
- Di areal berbukit, jalan dibangun di
kaki bukit bukan diatas bukit
3. KONDISI/PERAWATAN JALAN
- Penggunaan Road Greader dan Compactor
untuk membentuk dan merawat jalan.
- Perawatan jalan dengan batu terutama
dengan batu padas sebaiknya
diminimalkan, karena batu padas yang menonjol sering merusakkan ban dan
gardan kendaraan (truk dan jeep).
4. KONDISI/PERAWATAN ALAT-ALAT
TRANSPORT
Aspek-aspek yang kurang mendapat perhatian ialah :
- Lemahnya pengetahuan teknis karyawan di
bengkel
- Kurang disiplin jadwal doorsmer
- Muatan kendaraan (tonase) yang
berlebihan
- Pengetahuan teknis para supir yang
minim
- Kondisi pasar yang tidak memadai
- Transport FFB yang sampai larut malam
- Sistim premi transport yang kurang
menarik
- Dan lain-lain
5. ORGANISASI
PENGOPERASIAN TRANSPORT
Angkutan
lain (pupuk, karyawan, bibit dan lain-lain) = 20 – 25 %
Angkutan
buah (FFB)
= 75
– 80 %
Efisiensi
pengoperasian alat-alat transport akan didapat maksimal apabila :
- Setiap hari Kepala
Afdeling merencanakan
tonase produksi dan angkutan lain-lain untuk besok setiap sore hari. Awas
realisasi produksi tidak boleh terlampau jauh menyimpang dari taksasi, maksimal 2 (dua) %.
Hal ini penting dalam rangka penentuan
jumlah kendaraan oleh mandor transport atau Kepala Transport.
- Angkutan pupuk dan angkutan lain-lain
sudah harus selesai paling lambat jam 08.30 sehingga diatas jam 08.30
kendaraan dikonsentrasikan untuk angkat buah.
- Supir dan kenek harus bawa bekal. Tidak
dibenarkan pulang untuk makan dan minum.
- Jadwal “doorsmer” haus
benar-benar dilaksanakan. Untuk hal ini harus tetap tersedia 1-2
unit kendaraan untuk menggantikan kendaraan yang sedang menjalani
“doorsmer” atau direparasi tersebut. Sebelumnya supir harus
mencatat, melaporkan bagian-bagian yang perlu diperbaiki.
- Jangan dibiarkan mentolerir adanya buah
restan (tinggal) di lapangan (TPH).
- Kapasitas setiap kendaraan harus
semaksimal mungkin. Oleh karena itu apabila TBS dari satu afdeling
sudah habis diangkut maka kendaraan harus pindah ke afdeling lain yang
terkendala transportasinya.
- Jangan ada pergerakan kendaraan yang
tidak efisien.
- Pengisian BBM setiap hari harus sudah
selesai jam 06.00 atau sore hari pada hari sebelumnya
6. SISTEM
PREMI TRANSPORT
Disusun sedemikian rupa dengan mempertimbangkan :
- Jenis/tipe alat transport
- Jarak dari afdeling/blok ke loading
ramp dan pabrik
- Apakah stop over di
loading ramp divisi atau tidak.
7. KAPASITAS
LOADING RAMP DAN KELANCARAN PENGOLAHAN TBS DI PABRIK
- Loading ramp dibangun sedemikian rupa
sehingga kapasitasnya tidak sampai menyebabkan alat-alat transport
menunggu untuk menuangkan TBS.
- Ada baiknya disediakan loading ramp dan
lori dengan kapasitas total dapat menampung minimal produksi 1 (satu)
hari.
- Hal diatas perlu dikemukakan sehingga
tidak ada restan buah (TBS) di lapangan dan jangan sampai panen
dihentikan sewaktu ada stagnasi pengolahan di pabrik.
Setelah selesai dihitung
kerani buah, TBS dapat segera dimuat dan dikirim ke pabrik. Pada saat muat TBS
dan pengiriman perlu memperhatikan hal-hal berikut :
- Truk pengangkut buah diwajibkan
menggunakan jaring penutup truk untuk menghindarkan jatuhnya buah apabila
kendaraan harus melewati jalan umum.
- Pengangkut buah wajib mengangkut buah
yang dipanen berdasarkan rotasi panen
- Buah tidak dibenarkan menginap di
lapangan. Untuk itu agar disiapkan kebutuhan alat angkut dengan memperhitungkan
jumlah produksi TBS, kapasitas alat angkut dan jarak lokasi ke pabrik.
- Semua brondolan harus dimuat dan
dikutip bersih di TPH.
- Pelaksanaan angkutan TBS dari TPH ke
pabrik harus dilakukan/dimulai segera setelah buah dikeluarkan oleh
pemanen dan dihitung oleh kerani buah agar mencapai ratio angkutan yang
optimal
- Truk tidak boleh mengangkut buah
melebihi kapasitas yang diizinkan. Untuk truk sejenis Mitsubishi PS
100, 120 da 135 kapasitas angkut maksimum yang diperbolehkan adalah 5,0 –
5,5 ton, sedangkan truk jenis Hino FM (roda enam) kapasitas angkut
maksimum yang diperbolehkan adalah 7,0 ton.
Untuk menghitung jumlah
kebutuhan kendaraan truk pengangkut buah harus mempertimbangkan produksi buah
setahun dan faktor lainnya, yaitu :
- Kondisi jalan dan jembatan
- Kapasitas truk,
- Kecepatan kendaraan
- Jarak lokasi panen
- Lamanya muat buah di lapangan
- Lamanya pembongkaran buah di pabrik
Setelah
menentukan SPH (Stand Per Hektar), misalnya sebanyak 143 pohon. Maka untuk
memperoleh sebanyak 143 bibit siap…
Statistik Kunjungan
<a
href="http://kgi-elaeis.blogspot.com/2015/01/beberapa.html">Penumpukan
tbs di terminal buah kebun plasma anggota koperasi</a>
Cara Memupuk Sawit Yang
Tepat dan Sederhana
Cara
Memupuk Sawit sangat perlu diperhatikan meskipun pohon sawit
tergolong tanaman keras. Kelapa sawit tidak bisa setiap hari atau terus menerus
diberi pupuk. Waktu pemupukan hanya dilakukan ketika curah hujan kecil. Pupuk
yang baik untuk tanaman sawit yaitu pupuk yang dapat merangsang perakaran dan
memperbaiki keasaman tanah. Untuk menghasilkan kelapa sawit yang maksimal
pemupukan kelapa sawit harus memperhatikan dosis dan prosedurnya.
Pemupukan kelapa sawit dilakukan sebanyak 2-3 kali setahun. Hal itu
tergantung dengan keadaan lahan, umur dan kondisi tanaman serta jumlah
pupuknya. Cara
Memupuk Sawit pada tanah berpasir dan tanah gambut berbeda
dengan tanah lainnya, yaitu membutuhkan jumlah pupuk yang lebih banyak.
Bagi para pemilik perkebunan kelapa sawit, teknik pemupukan mungkin sudah tidak asing lagi. Namun terkadang, meskipun telah melakukan pemupukan masih saja ada tanaman sawit yang tidak tumbuh dengan baik dan buah yang dihasilkan juga kurang maksimal.
Bagi para pemilik perkebunan kelapa sawit, teknik pemupukan mungkin sudah tidak asing lagi. Namun terkadang, meskipun telah melakukan pemupukan masih saja ada tanaman sawit yang tidak tumbuh dengan baik dan buah yang dihasilkan juga kurang maksimal.
Dalam budidaya kelapa sawit, pemupukan merupakan salah satu proses yang
sangat penting dilakukan untuk tujuan mempertahankan produksi buah kelapa
sawit. Tanaman kelapa sawit biasanya berbuah sekitar 2 minggu sekali, dan para
pemiliknya akan panen kelapa sawit setiap dua minggu sekali. Dan setiap periode
tersebut, buah yang dihasilkan tidak sama. Kadang mendapat panen besar pada dua
minggu pertama dan bisa menurun selang dua minggu keempat. Hal tersebut bisa
disebabkan oleh prosedur pemupukan yang belum maksimal.
Setiap pemilik perkebunan kelapa sawit pasti menginginkan hasil panen yang
maksimal. Selain beberapa perawatan penting seperti membersihkan piringan pada
tanaman, membersihkan rumput dibawah batang yang berjarak satu meter
disekelilingnya, melakukan dodos tandan, tentu saja cara pemupukan kelapa sawit
yang benar tidak boleh diabaikan.
Tidak semua petani kelapa sawit dapat mempertahankan prosedur pemupukan
setiap saat, karena pasti ada masanya dimana proses pemupukan kelapa sawit
tidak berjalan dengan baik. Ada juga yang mengalami gagal ketika melakukan
pemupukan hingga harus mengganti pupuk. Faktor terbesar penyebab kegagalan
tersebut ialah minimnya pengetahuan mengenai pemberian dosis pupuk untuk
tanaman sawit. Lantas bagaimana metode pemupukan kelapa sawit dan dosisnya?
Berikut adalah metode pemberian dosis untuk pemupukan kelapa sawit
:
1. Pemupukan
dapat dilakukan dengan metode tebar dan metode benam. Masing-masing petani
sawit harus memperhatikan metode mana yang cocok digunakan untuk kebun kelapa
sawitnya. Karena jika metode yang digunakan kuran tepat, kemungkinan hasil
panen yang diperoleh tidak sesuai yang diharapkan.
2. Jika
Anda menggunakan sistem tebar, pupuk sebaiknya ditebarkan pada pinggir piringan
sekitar jarak 0,5 meter pada tanaman muda kelapa sawit. Sedangkan untuk tanaman
yang sudah tua, pupukd iebrikan pada jawak antara 1 – 2,4 meter.
3. Untuk
sistem pemupukan benam (pocket), pupuk diberikan pada 4 – 6 lubang pada
piringan di sekeliling tanaman. Kemudian lubang ditutup kembali agar pupuk
meresap. Sistem ini cenderung digunakan pada areal rendah. Karena pada areal
gambut dan pasir, akan mudah mengalami erosi.
4. Cara
pemupukan kelapa sawit dapat dilakukan dengan cara-cara manual atau mdoern.
5. Pemupukan
dengan cara manual yaitu pemupukan yang dilakukan satu per satu dengan tenaga
manusia. Dan pemupukan secara modern yaitu pemberian pupuk pada tanaman kelapa
sawit dilakukan menggunakan pesawat terbang atau traktor. Saat ini, metode
pemupukan yang masih banyak dilakukan yaitu pemupukan dengan cara manual karena
tergolong lebih murah dan lebih teliti.
6. Pemupukan
pada tanaman kelapa saiwt baisanya dilakukan 2 kali dalam setahun, yaitu ketika
awal musim dan musim penghujan.
7. Kelapa
saiwt yang menggunakan pupuk NPK 15-15-15, gunakan dosis 4 kg per pohon yang
ditambah dengan DSP 1 kg per pohon.
8. Gunakan
kompos untuk tandan sawit. Karena bahan organik dalam kompos berguna untuk
lahan yang kurang kandungan organiknya.
Cara Memupuk Sawit dengan Sederhana
Setelah mengetahui dosis dan metode pemberian pupuk kelapa sawit diatas,
akan lebih baik jika segera mencoba mempraktekkannya. Karena apa yang
telah diuraikan tersebut tidak akan berhasil jika kita tidak mencobanya. Untuk
mencoba metode dan dosis pemupukan tersebut, lakukan terlebih dahulu dengan
cara sederhana, tidak perlu dilakukan secara besar-besaran langsung. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi pemborosan dan kegagalan.
Pemupukan kelapa sawit tidak perlu dilakukan secara berlebihan dan cukup
dengan cara yang sederhana. Karena yang diperlukan hanyalah ketelitian dan ketekunan.
Dosis pemupukan yang tidak sesuai dengan takarannya akan berdampak buruk
terhadap pohon sawit. Sama halnya dengan aturan pemberian pupuk yang terlalu
sering juga tidak akan membuahkan hasil yang maksimal.
Berikut adalah beberapa cara
sederhana yang dapat diterapkan ketika melakukan pemupukan kelapa sawit :
1.
1. Terlebih
dahulu, bersihkan piringan tanaman kelapa sawit dari rerumputan liar dan
alang-alang. Pembersihan ini akan bermanfaat bagi pohon kelapa sawit dan tandan
kelapa sawit. Jika rumput dan alang-alang dibersihkan dan dihilangkan,
pemupukan akan berjalan dengan baik dan pupuk yang diberikan akan diserap
maksimal oleh pohon kelapa sawitnya.
2. Khusus
pada areal datar, pupuk ditaburkan secara merata pada jarak 0,5 meter dari
pohon sawit hingga pinggiran melingkar. Lakukan metode ini ke seluruh tanaman
sawit yang berada di areal datar tersebut secara merata.
3. Tempat
penyebaran pupuk ialah tempat pupuk ditaburkan. Dengan kata lain, jangan
menyebarkan pupuk tidak pada tempatnya atau ke tempat yang bukan semestinya
karena akan mempengaruhi proses pemupukan kelapa sawit yang dilakukan.
1. Apabila
terdapat jenis pupuk yang tidak boleh dicampur dengan jenis pupuk lain, tempat
penaburannya dipisah. Berikan jarak sekitar 12 hari antara satu pupuk dengan
pupuk lainnya.
2. Pupuk
tebar dianjurkan untuk pohon sawit yang mempunyai akar-akar rambut paling
banyak. Letaknya yaitu kira-kira dekat mahkota daun bagian paling luar dari
kelapa sawit.
3. Pupuk
kelapa sawit yang akan ditebarkan harus telah benar-benar berbentuk remah.
Jangan masih berupa gumpalan-gumpalan seperti yang terdapat pada pupuk Urea dan
sebagainya. Jadi sebelum melakukan pemupukan, pastikan pupuknya sudah berbentuk
remah dan baru boleh ditebarkan. Apabila masih berbentuk gumpalan, harus
dihancurkan terlebih dahulu hingga berbentuk remah.
4. Selalu
gunakan alat takaran agar dosis pemupukan bisa tepat sesuai dengan kebutuhan
pohon kelapa sawit. Pupuk memang bermanfaat baik untuk merangsang pertumbuhan
buah kelapa sawit, namun pemberian pupuk yang berlebihan juga akan berakibat
buruk untuk pohon sawit.
Tempat Menaburkan Pupuk pada Kelapa Sawit
Lokasi yang baik untuk untuk melakukan pemupukan kelapa sawit yaitu :
·
Bokoran
·
Ujung bokoran
·
Ujung pelepah
Beberapa Cara Memupuk Sawit
Berikut adalah beberapa metode atau cara pemberian pupuk kelapa sawit yang
dianjurkan :
·
Top dressing, ditebar langsung di atas tanah
·
Furrow application, pemupukan di dalam
rorak-rorak atau guludan. Rorak atau guludan adalah gundukan dan saluran air
·
Sub Soil placement, pemupukan dengan cara
dibenam
·
Soil injection, pupuk dimasukkan ke dalam tanah
dalam bentuk cairan
·
Stem injection, pupuk yang dimasukkan ke dalam
batang
·
Nutritional spray, pemupukan melalui daun.
Hal terakhir dan penting sekali untuk diperhatikan yaitu pemupukan kelapa
sawit harus diperhatikan terhadap tanaman sawit yang belum menghasilkan dan
tanaman sawit yang sudah menghasilkan. Kedua umur tanaman tersebut berbeda cara
pemupukannya.
Untuk meningkatkan hasil dan kualitas kelapa sawit Anda, saat ini telah
tersedia produk Pupuk Kelapa Sawit berkualitas karya anak bangsa.
Panduan Cara Pemupukan Untuk
Pohon Kelapa Sawit Yang Bagus
Pohon
Kelapa Sawit Yang Bagus bisa didapatkan apabila pengelolanya melakukan
perawatan tanaman sawit yang benar. Perawatan tanaman sawit meliputi
penyiangan, penyulaman, pemjarangan, pemupukan dan pemberantasan hama dan
penyakit. Pemupukan kelapa sawit dalam hal ini tidak bisa dilakukan sembarangan
atau terus-menerus setiap hari diberi pupuk. Waktu pemupukan kelapa sawit
biasanya dilakukan ketika curah hujannya kecil dan …
·
Begini Cara Pemeliharaan Sawit
Yang Tepat
Pemeliharaan
Sawit di berbagai perkebunan dilakukan dengan tekhnik perawatan terpadu. Karena
masing-masing petani telah memiliki lahan gambut masing masing yang cukup luas
sehingga ketika musim panen tiba banyak perusahaan siap menampung kelapa sawit
ini untuk disalurkan kembali ke berbagai perusahaan produksi. Budi daya kelapa sawit
membutuhkan pembibitan yang efektif dengan metode Pemeliharaan Sawit yang bisa
…
·
Teknologi Budidaya Kelapa Sawit
NASA
Teknologi
Budidaya Kelapa Sawit yang perlu anda ketahui dan praktekkan beserta informasi
seputar budidaya kelapa sawit. Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan
ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibedakan menjadi : Dura, merupakan sawit
yang buahnya bercangkang tebal. Sering dianggap memperpendek umur mesin
pengolah. Akan tetapi tandan buahnya besar-besar dengan kandungan minyak per
tandannya berkisar 18%. Pisifera, …
·
8 Cara Budidaya Kelapa Sawit
Unggul Dan Berbuah Banyak
Budidaya
Kelapa Sawit Unggul bertujuan untuk mendapatkan buah sawit yang banyak dan
berlimpah sebagai hasil panennya. Banyak petani yang masih belum merasakan
panen kelapa sawit yang hasilnya melimpah. Namun tidak sedikit pula para petani
yang telah marasakan bagaimana hasil usahanya bisa berbuah seperti harapan,
yaitu dengan panen sawit yang banyak dan berlimpah. Siapa yang tidak …
·
Penggunaan Pupuk Sawit di Lahan
Gambut
Pupuk Sawit
di Lahan Gambut – Sudah bukan hal yang aneh bagi masyarakat umum jika pada saat
membuka lahan baru untuk ditanami tanaman kelapa sawit, para pembuka lahan
kebun sawit mengusahakan kawasan yang subur dan memiliki banyak unsur hara.
Salah satu lahan dengan kriteria tersebut adalah lahan gambut. Namun, walaupun
lahan gambut memiliki banyak unsur …
0 komentar:
Posting Komentar