KGI-PALM KAMI MENGERTI NILAI HIDUP , PENYEDIA PALM OIL GO GREEN

Kamis, 29 Januari 2015

Rantai Pasokan



Membangun Kemampuan Penelusuran Kelapa Sawit dalam Rantai Pasokan Indonesia yang Kompleks


Titik pengumpulan atau peron dioperasikan oleh Perantara (pemegang DO). Pada gambar ini, Tandan Buah Segar (TBS) dipilah, dinilai dan dicampur dari berbagai sumber sebelum diangkut ke pabrik. Foto oleh Ridwan/IDOEP
Kelapa sawit merupakan pedang bermata dua. Di satu sisi, kelapa sawit menunjukkan pertumbuhan PDB dan ekonomi nasional. Di sisi lain, kelapa sawit merupakan pendorong tingkat deforestasi, kebakaran hutan, eksploitasi sumber daya alam dan kerusakan lingkungan dan sosial lainnya. Upaya global untuk mengembangkan kelapa sawit secara keberlanjutan dan tanpa konflik telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan rantai pasokan yang transparan dan dapat ditelusuri. Jika kita dapat menelusuri rantai pasokan minyak kelapa sawit, sumber utama produk minyak kelapa sawit dapat dilacak untuk memastikan bahwa produksi tersebut didapatkan dan diproduksi secara legal di daerah yang terbebas dari konflik sosial maupun lingkungan. Namun, rantai pasokan ini sangatlah kompleks. Untuk menelusuri rantai pasokan, kita harus memahami kompleksitas tersebut.
Kompleksitas Rantai Pasokan Kelapa Sawit
Perjalanan kelapa sawit dimulai dari perkebunan dan berakhir sebagai berbagai produk kelapa sawit. TBS kelapa sawit umumnya dipanen dari perkebunan dengan dua mekanisme. Pertama, perusahaan kelapa sawit memanen dari perkebunan mereka sendiri (disebut inti) dan dari perkebunan petani kecil yang dikelola oleh perusahaan (disebut plasma). Kedua, perusahaan kelapa sawit mendapatkan persediaan TBS dari pemasok pihak ketiga. Kemudian, TBS diangkut ke pabrik untuk diekstraksi sebagai Minyak Kelapa Sawit (CPO). CPO kemudian disuling sebelum diangkut ke pabrik sebagai bahan baku pangan, oleokimia atau bahan bakar nabati.
Perjalanan kelapa sawit dari perkebunan hingga menjadi produk kelapa sawit.
Perjalanan kelapa sawit dengan mekanisme pertama relatif mudah dilacak, karena perusahaan harus memenuhi berbagai peraturan dan sertifikasi seperti RSPO dan ISCC. Yang menjadi masalah adalah mekanisme kedua, di mana TBS dipasok oleh pemasok pihak ketiga yang mengumpulkan TBS dari berbagai sumber termasuk petani kecil.
Studi Kasus: Kemampuan Menelusuri Kelapa Sawit di Pabrik PTPN V
Penelitian lapangan kami di pabrik PTPN V di Rokan Hulu, Riau, Indonesia, menunjukkan kompleksitas rantai pasokan minyak kelapa sawit. Sekitar 67 persen dari total pasokan minyak kelapa sawit perusahaan dihasilkan dari perkebunan inti dan plasma perusahaan, sedangkan sisanya dipasok dari pihak ketiga. Proporsi ini terus berubah, terutama di musim penanaman kembali dan musim kemarau. Perkebunan inti dan plasma dapat dipantau penelusurannya oleh perusahaan, sementara pemasok pihak ketiga tidak semudah itu ditelusuri.
Ilustrasi Pasokan TBS Pabrik Sei Tapung.
Fluctuation of FFB supply in PTPN 5’s CPO Mill. (PHK-III = third party supplier, the other lines are internal sources).
Untuk menyediakan pasokan TBS ke pabrik PTPN V, setiap pemasok harus memiliki kontrak pengiriman (DO). Di wilayah studi kami, setidaknya ada tiga jenis pemasok pihak ketiga. Pertama, pemegang DO yang membudidayakan TBS dari kebun mereka sendiri. Kedua, pemegang DO yang memasok TBS langsung dari petani kecil, sehingga mereka berperan sebagai perantara atau agen tangan pertama. Ketiga, pemegang DO yang memasok TBS dari perantara atau agen kecil lainnya. Mereka biasanya memiliki kapasitas keuangan yang lebih tinggi dan jaringan yang lebih luas.
Ilustrasi pasokan TBS Pihak Ketiga.
Biasanya, perantara mencampur TBS dari berbagai sumber yang lalu dipilah berdasarkan kualitas sebelum dibawa ke pabrik. Transaksi antara petani kecil dan perantara ini tidak tercatat, sehingga sumber TBS sulit dilacak. Selain itu, perantara juga merupakan pelaku yang "tidak diatur". Saat ini, tidak ada sistem untuk mengawasi kegiatan mereka,meskipun mereka berperan penting dalam rantai pasokan kelapa sawit.
Kesempatan perbaikan
Beberapa perbaikan dapat dilakukan untuk membantu penelusuran. Pertama, pemerintah dapat memetakan petani mandiri-siapa mereka dan di mana perkebunan mereka berada. Kedua, pemerintah harus memberlakukan peraturan pencatatan di sepanjang rantai pasokan. Indonesia memang sudah memiliki peraturan bagi petani kecil untuk mendaftarkan perkebunan mereka melalui Surat Tanda Daftar Budi Daya (STD-B). STD-B menyebutkan identitas petani dan lokasi perkebunan sehingga dapat digunakan untuk menelusuri asal-usul TBS jika para pelaku melakukan pencatatan data secara teratur. Dukungan pabrik dapat diberikan melalui kebijakan untuk hanya menerima TBS yang dilengkapi dengan data STD-B. Mengingat biaya tambahan yang ditimbulkan dengan mekanisme ini, harus ada insentif dan disinsentif bagi para pelaku. Insentif dapat diberikan dalam bentuk harga premium, peningkatan akses kepada pupuk dan peningkatan akses kepada pinjaman bank. Saat ini, insentif hanya tersedia jika kemampuan penelusuran dibarengi dengan keberlanjutan seperti RSPO atau ISCC. Masalahnya, sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi keduanya melampaui kemampuan produsen pada umumnya. Cara lain untuk mendorong kemampuan penelusuran adalah sistem disinsentif seperti pencabutan izin beroperasi atau pengecualian dari rantai pasokan. Terakhir, kemampuan penelusuran seringkali terhambat oleh kurangnya kemauan semua pelaku untuk menggunakan sistem yang diperlukan. Oleh karena itu, diperlukan sistem insentif atau disinsentif yang lebih mudah dilakukan untuk mendorong semua pelaku untuk berpartisipasi dalam mencatat dan membagikan catatan berkala mengenai asal-usul dan transaksi TBS.


<a href="http://kgi-elaeis.blogspot.com/2015/01/berdasarkan.html">Pengankutan tbs di afdeling B</a>
Hindari TBS Susut, Petani Sawit Dimbau Panen Terakhir H-7 Lebaran
Petani sawit yang panen TBS-nya belum TBS timbang (belum diatas 5 kg/TBS), Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Rabu (30/5/2018) melakukan panen lebih awal sebelum H-7 Idul Fitri. (misnoadi)
Medanbisnisdaily.com - Langkat. Menghindari tandan buah segar (TBS) restand dan kesusutan, kalangan pedagang pengumpul (pengepul) sawit telah mengimbau kepada petani sawit di beberapa kecamatan di Kabupaten Langkat, H-7 menjelang Idul Fitri terakhir memanen.
"Terakhir pengiriman TBS ke pabrik empat hari sebelum hari raya (H-4 Idul Fitri), jadi TBS tidak numpuk dan berapa yang dipanen petani bisa terangkat semua". Ini untuk mengurangi buah restand yang bisa mengakibatkan kesusutan dan berondol. Artinya, tidak tandan kosong (tangkos)," kata Barianto, salah seorang pengepul TBS di Dusun Kelantan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Rabu (30/5/2018).
Menurut kalangan pengepul TBS, menjelang hari raya Idul Fitri mendatang memang diprediksi tidak terjadi penumpukan TBS, karena produksi sawit terus menurun.
"Kalau penumpukan tidak akan terjadi, karena memang musim trek, dalam tahun 2018 ini rata-rata produksi TBS menurun. Biasanya satu musim putaran panen, atau seminggu sekali hasil panen kalangan petani bisa 200 ton, atau perbulannya 800 ton, tetapi saat ini hanya 90-100 ton/minggu," kata Barianto lagi.
Dihubungi terpisah, Selamat, suplier TBS di Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan, Langkat, mengimbau kepada petani binaannya untuk terakhir memanen juga pada 7 hari sebelum Idul Fitri.
"Seminggu sebelum hari raya terakhir panen, karena bisa dua hari kadang TBS baru terangkat, makanya kita kasi tenggang waktu. Dan setelah seminggu hari raya atau H+7 atau H+10 Idul Fitri, petani bisa memanen kembali, ini yang biasa dilkakan petani," ujarnya.
Kalau putaran panen dua minggu sekali yang dilakukan petani, maka seminggu-sepuluh hari Idul Fitri kemabli dipanen, maka sawit masih normal, tidak berguguran dari tandannya, belum tangkos, masih TBS, kata Selamat.
Reporter
MISNOADI

<a href="//tv.kontan.co.id/video/ysoJibppPqk">Pemupukan di afdeling A</a>

Cara pemupukan kelapa sawit yang benar, hasilnya terbukti panen melimpah


Pemupukan kelapa sawit merupakan kegiatan perawatan tanaman yang bertujuan untuk memberikan makanan pada tanaman sawit. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang harus dilakukan dengan cara yang baik agar budidaya kelapa sawit dapat maksimal.

Teknik pemupukan yang baik berguna untuk membantu mengoptimalkan penyerapan nutrisi oleh tanaman, sehingga dapat memberikan dampak pertumbuhan dan produksi yang nyata pada tanaman. Sebaliknya, Teknik pemupukan yang tidak baik akan berdampak pada pengeluaran biaya yang lebih besar.

Kegiatan pemupukan kelapa sawit harus melalui teknik dan tahapan yang benar, sehingga budidaya kelapa sawit dapat berjalan dengan maksimal.

Sebelum melakukan kegiatan pemupukan, kita harus melakukan persiapan atau yang bisa disebut dengan Pra-pemupukan. Setelah semua tahapan Pra-Pemupukan selesai, barulah kita bisa melanjutkan pada proses pemupukan. Berikut langkah-langkah pemupukan pada usaha budidaya kelapa sawit.

Persiapan Sebelum Memulai Pemupukan Kelapa Sawit

Sebelum memulai pemupukan kelapa sawit, hal yang perlu dilakukan dalam budidaya kelapa sawit adalah melakukan perawatan untuk mempersiapkan lingkungan yang sesuai. Hal ini dilakukan agar proses pemupukan kelapa sawit lebih mudah serta dapat menghindari kompetisi dalam penyerapan unsur hara yang ditambahkan melalui pemupukan.

Berikut Langkah Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan Pemupukan Pada Kegiatan Budidaya Kelapa Sawit:


Memilih Produk Pupuk Sawit Yang Tepat Dan Sesuai Kebutuhan
Pilih pupuk sawit yang berfungsi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman, dapat meningkatkan daya tahan/toleransi tanaman sawit terhadap penyakit, serta dapat membuat tanaman sawit menjadi lebih kuat bahkan pada kondisi yang ekstrem sekalipun.

Gunakan Pupuk Sawit Yang Aman, Terpercaya, dan Telah Tersertifikasi Oleh Lembaga Sertifikasi Organik.

Salah satu pupuk sawit yang telah mendapatkan sertifikasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), International Accreditation Forum (IAF) dan Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS) adalah pupuk organik cair GDM spesialis perkebunan kelapa sawit.

Pupuk Organik Cair GDM spesialis perkebunan kelapa sawit berfungsi sebagai penunjang pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman, meningkatkan daya tahan/toleransi tanaman terhadap penyakit, dan menghasilkan tanaman yang lebih kuat pada kondisi yang ekstrem.

Selain itu, Pupuk buah sawit GDM juga berfungsi untuk menstimulasi aktivitas mikroba didalam tanah yang menghasilkan unsur-unsur makro dan mikro. Unsur-unsur makro yang dibutuhkan oleh sawit berupa Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalimum (K).

Pupuk Organik Cair GDM spesialis perkebunan kelapa sawit mengandung bakteri, antara lain: Bacillus brevis, Bacillus pumillus, Bacillus mycoides, Klebsiella oxytaca, Pseudomonas alcaligenes, Pseudomonas mallei, Micrococcus roseus.

Bakteri-bakteri tersebut merupakan bakteri premium yang dapat menunjang proses budidaya kelapa sawit dan perbaikan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Setiap bakteri GDM memiliki fungsi masing-masing yang berbeda, namun keseluruhan bakteri premium GDM dapat bekerja sama dan bersinergi dalam keseimbangan.

Keseluruhan bakteri yang terkandung dalam pupuk buah sawit GDM telah diformusalikan oleh para ahli dan terbukti 100% organik. Pupuk sawit GDM juga berfungsi sebagai penghasil ZPT sekaligus bio-fertilizer, sehingga dijamin tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap keberlangsungan usaha budidaya kelapa sawit anda.

Bahkan pupuk buah sawit GDM sangat aman jika terminum oleh manusia, hal ini membuktikan bahwa produk GDM merupakan produk yang 100% organik.
Informasi lebih lanjut mengenai pupuk organik cair GDM spesialis perkebunan kelapa sawit dapat diakses disini

Kegiatan-kegiatan yang menunjang pemupukan kelapa sawit antara lain:

1. Buka – bersih piringan

Yang dimaksud dengan buka – bersih piringan ini adalah kegiatan membersihkan gulma dan kayu di daerah bawah tajuk tanaman. Kegiatan ini dimaksudkan untuk sanitasi dan menghindari persaingan penyerapan unsur hara dari pupuk yang akan diberikan.

2. Pembuatan pasar pikul

Pembuatan jalan di antara barisan tanaman kelapa sawit untuk mempermudah pengangkutan dan penebaran/aplikasi pupuk pada tanaman kelapa sawit.

3. Pembersihan gawangan

Semua gulma di antara tanaman kelapa sawit harus dibersihkan untuk mengurangi persaingan penyerapan unsur hara dengan tanaman pokok kelapa sawit. Tanaman kacangan (LCC) juga harus dipotong, terutama yang sudah menjalar/melilit pada tanaman kelapa sawit.

Cara Pemupukan kelapa sawit yang baik dan benar

Pemupukan kelapa sawit terdiri dari 5T
Setelah semua tahapan persiapan pemupukan (Pra-Pemupukan) selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya dalam budidaya kelapa sawit adalah dengan memulai tahap pemupukan kelapa sawit.

 Pemupukan kelapa sawit yang baik dan benar harus sesuai dengan 5 T yaitu :

1. Tepat Jenis
Jenis pupuk buah sawit yang diaplikasikan harus sesuai dengan kebutuhan tanaman, baik itu jenis dan kandungan unsur haranya.

2. Tepat Dosis
Dosis atau takaran pupuk sawit yang diaplikasikan harus sesuai jumlahnya dengan kebutuhan tanaman sawit.

3. Tepat Waktu
Pupuk buah sawit yang diberikan harus sesuai dengan waktu atau fase pertumbuhan tanaman (vegetatif atau generatif) dan musim yang ada karena erat kaitannya dengan ketersediaan air di kebun.

4. Tepat Cara Aplikasi
Pupuk sawit dapat diaplikasikan sesuai dengan jenis, bentuk dan metode pemupukan kelapa sawit, agar efisien di waktu, biaya dan tenaga kerja.

5. Tepat Sasaran
Apabila aplikasi pupuknya di tanah, maka sasaran penebaran/penyemprotannya adalah diujung terluar dari piringan. Apabila aplikasinya adalah penyemprotan pada daun, maka sasarannya adalah bagian bawah daun karena jumlah stomatanya lebih banyak sehingga lebih cepat diserap tanaman atau pada ketiak daun jika aplikasi pupuk mikro.


Teknik Pemupukan Kelapa Sawit Dengan Pupuk Organik Cair GDM Pada Budidaya Kelapa Sawit:


1. Sesuaikan pupuk sawit dengan luasan lahan yang anda miliki. Pada Pupuk Organik Cair GDM, menyarankan populasi sawit per hektar sekitar 140 pokok tanaman sawit.

2. Cara pemakaian pupuk sawit  GDM dapat dilakukan dengan teknik dikocor atau disemprotkan, sesuai kebutuhan:
·         Pada tanah subur dan tanaman yang sehat:
Teknik Dikocor: 20 ml Pupuk Organik Cair GDM diampurkan dengan 1 L air (1:50).
Teknik Disemprot: 40 ml Pupuk Organik Cair GDM dicampurkan dengan 1 L air (1:25).

·         Pada tanah kurang subur atau tanaman sehat, dapat menggunakan konsentrasi yang lebih pekat:
Teknik Dikocor: 50 ml GDM dicampur dengan 1 L air (1:20).
Teknik Disemprot: 100 ml dicampur dengan 1 L air (1:10).

Dosis dan waktu penggunaan dapat disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman kelapa sawit anda, seperti pada tabel berikut:

Fase Pertumbuhan
Dosis
Waktu Penggunaan
Pra-Nursery (0-3 bulan).
20 ml:1 L
10 L larutan untuk 100 bibit sawit per aplikasi.
Dikocor/disiram didalam polybag per 15 hari (6x aplikasi).
Main Nursery (3-12 bulan).
20 ml:1 L
10 L larutan untuk 50 bibit sawit per aplikasi.
Dikocor/disiram didalam polybag per 1 bulan (9x aplikasi).
Saat Tanam.
20 ml:1 L
2 L larutan per lubang tanam.
Dikocor/disiram didalam lubang tanam.
TBM (0-4 tahun).
20 ml:1 L
5 L larutan per tanaman.
Dikocor/disiram didalam piringan/dekat perakaran setiap 2 bulan (24x aplikasi).
TM (lebih dari 4 tahun).
20 ml:1 L
10 L larutan per tanaman.
Dikocor/disiram didalam piringan/dekat perakaran setiap 3 bulan.
TBM Tanaman Belum Menghasilkan,              TM: Tanaman Menghasilakn

Itulah cara pemupukan kelapa sawit yang terbukti dapat meningkatkan hasil panen, serta dapat mencegah penyakit busuk buah pada budidaya kelapa sawit.

Pupuk Organik Cair GDM spesialias perkebunan kelapa sawit dan GDM Black BOS sangat sesuai untuk usaha budidaya kelapa sawit karena cocok diaplikasikan pada tanah-tanah marginal maupun ekstrem. Jika dulur-dulur mengatasi permasalahan dalam pemupukan kelapa sawit, dulur-dulur dapat berkonsultasi secara langsung dengan tim ahli kami melalui kolom komentar, livechat ataupun menghubungi whatsapp kami secara langsung.

Bagikan ini:




PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
Sekali pun sawit termasuk tanaman keras. Pohon sawit tetap memerlukan perawatan dan pemupukan. Perawatan di sini adalah membersihkan “piringan” pada tanaman kelapa sawit agar buah dalam tandan tidak terganggu hama. Piringan adalah bulatan di sekeliling tanaman sawit yang tidak boleh ditumbuhi rumput.
Pemupukan kelapa sawit dalam hal ini tidak bisa dilakukan sembarangan atau terus-menerus setiap hari diberi pupuk. Waktu pemupukan biasanya dilakukan ketika curah hujannya kecil dan tidak boleh ketika sedang musim hujan. Pupuk yang baik sebaiknya dapat memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran.
Pemupukan dilakukan 2 – 3 kali dalam setahun tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur atau kondisi tanaman. Khusus untuk pemupukan pada tanahberpasir atau lahan gambut dianjurkan untuk dilakukan pemupukan lebih banyak. Pemupukan yang banyak mungkin baik bagi tanaman sawit, tetapi perlu dipikirkan dari sisi ekonomisnya juga.
Metode dan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit
•Pemupukan boleh dilakukan dengan menggunakan metode atausistem tebar dan sistem benam.
•Apabila menggunakan sistem tebar, sebaiknya pupuk ditebarkan di pinggir piringan antara jarak 0,5 meter pada tanaman muda, sedangkan untuk tanaman yang tua atau dewasa pada jarak 1 – 2,4 meter.
•Pada sistem benam (pocket), pupuk diberikan pada 4 sampai dengan 6 lubang pada piringan di sekeliling pohon. Lalu lubang ditutup lagi supaya pupuk meresap. Sistem benam cenderung digunakan pada areal yang relatif rendah. Sedangkan pada areal gambut atau pasir mudah mengalami erosi.
•Metode pemupukan bisa dilakukan dengan cara-cara manual atau modern. Cara manual adalah menggunakan tenaga manusia dan satu persatu. Sedangkan cara modern menggunakan pesawat terbang atau bisa juga menggunakan traktor. Selama ini pemupukan manual adalah yang paling umum dilaksanakan karena lebih murah dan lebih teliti.
•Pemupukan biasanya dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni saat awal musim dan akhir musim penghujan.
•Apabila pemupukan menggunakan NPK 15-15-15, dosis perpohonnya sebanyak 4 kg ditambah DSP 1 kg perpohon.
•Penggunaan kompos untuk tandan sawit, sedangkan bahan organik berguna untuk lahan yang kurang kandungan organiknya.
Cara Sederhana Pemupukan Kelapa Sawit
•Bersihkan terlebih dahulu “piringan” dari rumput dan alang-alang. Sebab, hal ini bermanfaat bagi pohon kelapa sawit dan tandanbuah sawit.
•Khusus untuk areal datar, pupuk ditabur merata 0,5 m dari pohon sampai pinggiran melingkar.
•Tempat penyebaran pupuk adalah tempat pupuk ditaburkan.
•Jika terdapat jenis pupuk yang tidak boleh dicampur. Sebaiknya tempat penaburannya dipisahkan dan diberi jarak sekira 12 hari antara satu pupuk dengan pupuk yang lainnya.
•Pupuk dianjurkan untuk disebarkan pada pohon kelapa sawit yang akar-akar rambut paling banyak. Letaknya kira-kira dekat mahkota daun bagian yang terluar.
•Pemupukan yang akan disebarkan haruslah benar-benar berbentuk remah, bukan gumpalan-gumpalan seperti yang terdapat pada pupuk Urea dan lain sebagainya.
•Gunakanlah selalu alat takaran supaya dosis pemupukan bisa tepat dalam penggunaannya.

Dosis Pemupukan dan Jenis Pupuk Untuk Tanaman Kelapa Sawit

Pupuk dan Pemupukan – Kelapa Sawit adalah tanaman perkebunan penghasil minyak yang banyak di budidayakan di Indonesia. Tingkat peroduksi buah kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni faktor varietas bibit, jenis tanah, air, dan kecukupan unsur hara (pemupukan).

Manfaat Pupuk TSP, Urea. KCl, MOP, Kieserit dan Dolomit bagi Tanaman Kelapa Sawit

Pengetahuan tentang jenis dan manfaat unsur hara mutlak dikuasai oleh petani. Dengan pengetahuan tersebut akan meningkatkan ketepatan dalam pemberian pupuk, baik jumlah, waktu pemupukan dan efektifitas pupuk terhadap produksi tanaman. Berikut ini jenis unsur hara penting bagi tanaman kelapa sawit lengkap dengan manfaat kegunaannya ;

a). Unsur Hara Nitrogen (N)

Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur nitrogen dalam jumlah banyak karena unsur ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Kekurangan unsur N dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit terhambat, kerdil, daun tua menguning (hijau pucat kekuningan). Sumber unsur N : Urea dan ZA

b). Unsur Hara Phosphor (P)

Unsur phosphor juga diperlukan dalam jumlah banyak oleh tanaman kelapa sawit. Manfaat unsur phosphor bagi tanaman kelapa sawit yaitu memperkuat perakaran, batang dan meningkatkan kualitas buah kelapa sawit. Kekurangan unsur phosphor menyebabkan daun tanaman berwarna keunguan dan tanaman tumbuh kerdil. Sumber unsur P : TSP, SP-18, SP-36, Rock Phosphat
KONTEN MENARIK LAINNYA
Mgid








c). Unsur Hara Kalium (K)

Manfaat dan peran unsur kalium bagi tanaman kelapa sawit yaitu mempengaruhi jumlah dan ukuran tandan serta berperan penting dalam penyusunan minyak. Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur kalium dalam jumlah banyak. Kekurangan unsur kalium menyebabkan timbulnya bercak transparan pada daun tua kemudian mengering. Sumber unsur K : KCl

d). Unsur Hara Magnesium (Mg)

Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur magnesium dalam jumlah banyak. Manfaat unsur magnesium (dolomit) bagi tanaman kelapa sawit berfungsi dalam proses fotosintesis. Kekurangan magnesium menyebabkan ujung daun tua kelapa sawit kekuningan jika terkena sinar matahari. Sedangkan daun yang terlindung tidak menunjukkan gejala tersebut. Sumber unsur Mg : Dolomit, Kieserit

e). Unsur Hara Tembaga (Cu)

Meskipun tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur tembaga dalam jumlah sedikit namun unsur ini sangat diperlukan. Manfaat unsur tembaga bagi tanaman kelapa sawit yaitu sebagai pembentuk klorofil (zat hijau daun) dan membantu mempercepat reaksi fisiologi tanaman. Kekurangan unsur tembaga (Cu) ditandai dengan warna daun kuning pucat, kemudian mengering dan mati. Umumnya kekurangan unsur tembaga (Cu) terjadi pada tanaman kelapa sawit di tanah gambut. Sumber unsur Cu : CuSO4

f). Unsur Hara Boron (B)

Unsur hara boron diperlukan dalam jumlah sedikit. Manfaat unsur boron bagi tanaman kelapa sawit yaitu sebagai penyusun gula, karbohidrat, protein dan perkembangan ujung dan anak daun. Gejala tanaman kelapa sawit yang kekurangan unsur boron yaitu munculnya daun pancing, daun kecil dan daun berbentuk sirip ikan. Sumber unsur B : Borak

g). Unsur Hara Zink / Seng (Zn)

Manfaat unsur zink bagi tanaman kelapa sawit yaitu berperan dalam enzimatis dan menunjang pembentukan hormon pertumbuhan. Unsur zink hanya diperlukan dalam jumlah sedikit oleh tanaman kelapa sawit. Namun kekurangan unsur ini dapat menyebabkan matinya jaringan tanaman. Tanaman kelapa sawit di tanah gambut banyak mengalami kekurangan unsur zink.

Dosis, Waktu dan Cara Pemupukan Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (TBM)

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh jenis tanah podsolik, sehingga dosis pemupukan berikut ini direkomendasikan untuk jenis tanah tersebut. Pemupukan kelapa sawit dilakukan berdasarkan masa produktifnya, yaitu masa TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) dan masa TM (Tanaman Menghasilkan).

1. Dosis dan Jenis Pupuk Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (TBM) di Tanah Podsolik

Umur tanaman (bulan)
ZA*
RP**
MOP***
Kieserit*
HGF-Borate
0
-
0.50
-
-
-
1
0.10
-
-
-
-
3
0.25
-
0.15
0.10
-
5
0.25
0.50
0.15
0.10
-
8
0.25
-
0.35
0.25
0.02
12
0.50
0.75
0.35
0.25
-
13
0.50
-
0.50
0.50
0.03
20
0.50
1.00
0.50
0.50
-
24
0.50
-
0.75
0.50
0.05
28
0.75
1.00
0.75
0.75
-
32
0.75
-
1.00
0.75
-
Jumlah
4.35
3.75
4.50
3.70
0.10
Keterangan :
* Jika hanya tersedia Urea, maka ZA (21%N) diubah ke Urea (46% N), maka konversinya: 21/45 = 0,47. Jika petani punya Urea, maka dosis ZA dikalikan 0,47. Contoh: umur 1 bulan perlu Urea 0,1 x 0,47 = 0,047 kg/pohon Urea atau 1/2 ons/pohon Urea. Jadi kebutuhan Urea lebih sedikit dibandingkan ZA, karena kadar N pupuk Urea lebih tinggi dari kadar N pupuk ZA.
** Jika petani memiliki pupuk SP-36, maka dapat digunakan sesuai RP (Rock Phospat) dengan catatan kandungan P2O5 sama-sama 36%. Namun jika yang tersedia pupuk SP-18, maka dosis RP harus dikalikan (36/18) = 2. Jadi jika kebutuhan RP lobang tanam 0,5 maka dikalikan 2 atau 0,5 x 2 = 1 kg. Jadi untuk SP-18 diperlukan dosis 1 kg/pohon.
*** MOP dapat digunakan setara dengan pupuk KCl yang memiliki kadar K2O 60%.
Jika memiliki dolomit (MgO 18%) dan tidak ada Kieserit (MgO 25%), maka aplikasi dolomit sebesar kiserit harus dikalikan 25/18 = 1,4. Contoh umur sawit 8 bulan memerlukan dolomit sebesar 0,25 x 1,4 = 0,35 kg/pohon.

2. Dosis dan Jenis Pupuk Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (TBM) di Tanah Aluvial (Hidromorfik)

Umur tanaman (bulan)
ZA*
RP**
MOP***
Kieserit*
HGF-Borate
0
-
0.25
-
-
-
1
0.10
-
-
-
-
3
0.25
-
0.15
0.10
-
5
0.25
0.50
0.15
0.10
-
8
0.25
-
0.25
0.25
0.02
12
0.25
0.50
0.25
0.25
-
13
0.50
-
0.50
0.50
0.03
20
0.50
0.50
0.50
0.50
-
24
0.50
-
0.50
0.50
0.05
28
0.75
0.75
0.75
0.75
-
32
0.75
-
0.75
0.75
-
Jumlah
4.10
2.50
3.80
3.70
0.10

3. Dosis dan Jenis Pupuk Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (TBM) di Tanah Entisol

Umur tanaman (bulan)
ZA*
RP**
MOP***
Kieserit*
HGF-Borate
0
-
0.25
-
-
-
1
0.15
-
-
-
-
3
0.25
-
0.15
0.15
-
5
0.50
-
0.15
0.25
-
8
0.50
0.75
0.35
0.35
0.02
12
0.50
-
0.35
0.35
-
14
0.50
-
0.35
0.35
-
17
0.50
1.50
0.35
0.35
0.03
20
0.50
-
0.50
0.50
-
24
0.50
-
0.50
0.50
0.05
28
0.50
2.00
0.75
0.50
-
32
0.75
-
1.00
0.75
-
Jumlah
5.15
4.50
4.45
3.70
0.10

Dosis, Waktu dan Cara Pemupukan Kelapa Sawit Menghasilkan (TM)

1. Dosis dan Jenis Pupuk Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan (TM) di Tanah Mineral (bukan gambut)

Umur tanaman (tahun)
Urea
SP-36*
MOP
Kieserit
Jumlah
3 – 8
2.00
1.50
1.50
1.00
6.00
9 – 13
2.75
2.25
2.25
1.50
8.75
14 – 20
2.50
2.00
2.00
1.50
7.75
21 – 25
1.75
1.25
1.25
1.00
5.25
Keterangan : * Jika tersedia SP-18, maka dosis SP-36 harus dikali dengan 2 yang berasal dari (36/18).

2. Dosis dan Jenis Pupuk Tanaman Kelapa Sawit Menghasilka1 (TM) di Tanah Gambut

Umur tanaman (tahun)
Urea
SP-36*
MOP
Kieserit
Jumlah
3 – 8
2.00
1.75
1.50
1.50
6.75
9 – 13
2.50
2.75
2.25
2.00
9.50
14 – 20
1.50
2.25
2.00
2.00
8.00
21 – 25
1.50
1.50
1.25
1.5
5.75
Keterangan : Jika tersedia SP-18, maka dosis SP-36 harus dikali dengan 2 yang berasal dari (36/18).
Sumber : Darmosarkoro, W., E.S. Sutarta dan Winarna. 2003. Teknologi pemupukan tanaman kelapa sawit. Dalam Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal:113-134.
Salam mitalom !!!

Bagikan Artikel Ini





Pengangkutan Hasil Panen (TBS)

Written By Taufik Irawan on Minggu, 08 Januari 2017 | 21.45

Transport buah merupakan mata rantai dari 3 aktivitas terpenting dan saling mempengaruhi yaitu PanenAngkut dan Olah atau disingkat PAO.
Ada 4 (empat) hal yang menjadi sasaran kelancaran transport FFB yaitu :

  1. Menjaga agar ALB (Asam Lemak Bebas) produksi harian 2-3%
  2. Kapasitas atau kelancaran pengolahan di pabrik
  3. Keamanan TBS di lapangan
  4. Cost (Rp/Kg TBS) transport yang minimal

1. ORGANISASI PANEN
  • Rotasi panen dijaga antara 6-7 hari, sehingga persentase brondolan terhadap janjang maksimum 7-9%..
  • Buah harus diletakkan di TPH.  Interval TPH ialah : tiap 3 (tiga) jalan pikul  ada 1 (satu) TPH.
  • Panen dalam setiap hari agar diusahakan terkonsentrasi, jangan terpencar pencar dari satu mandoran dengan mandoranyang lain.
  • Diusahakan agar 1 (satu) ancak selesai dipotong dalam 1 (satu) hari.
  • Sesudah selesai dipotong satu jalan pikulkaryawan panen harus langsung mengeluarkannya ke TPH.
  • Perhatian : Tidak dibenarkan kendaraan menunggu kerani  panen, tetapi kerani panen yang harus menunggu kendaraan.
  • Realisasi tonase buah yang dipanen setiap hari harus hampir sama dengan tonase taksasi buah yang dibuat kemarin sorenya.
  • Panen hari Minggu sebaiknya dihindari untuk memberi kesempatan waktu untuk reparasi alat-alat transport dan kesempatan istirahat kepada supir dan kenek.

2. BENTUK/POLA JALAN DI DALAM KEBUN
  • Jalan diusahakan lurus dan jarak antara pasar buah  maksimum ± 300 m (33 pokok).
  • Jalan-jalan buntu (tidak tembus) diminimalkan tidak ada.
  • Di areal berbukit, jalan dibangun di kaki bukit bukan diatas bukit

3. KONDISI/PERAWATAN JALAN
  • Penggunaan Road Greader dan Compactor untuk membentuk dan merawat jalan.
  • Perawatan jalan dengan batu terutama dengan batu padas sebaiknya diminimalkan, karena batu padas yang menonjol sering merusakkan ban dan gardan kendaraan (truk dan jeep).

4. KONDISI/PERAWATAN ALAT-ALAT TRANSPORT
Aspek-aspek yang kurang mendapat perhatian ialah :
  • Lemahnya pengetahuan teknis karyawan di bengkel
  • Kurang disiplin jadwal doorsmer
  • Muatan kendaraan (tonase) yang berlebihan
  • Pengetahuan teknis para supir yang minim
  • Kondisi pasar yang tidak memadai
  • Transport FFB yang sampai larut malam
  • Sistim premi transport yang kurang menarik
  • Dan lain-lain
5. ORGANISASI PENGOPERASIAN TRANSPORT
 Angkutan lain (pupuk, karyawan, bibit dan lain-lain) = 20 – 25 %
 Angkutan buah (FFB)             = 75 – 80 %
 Efisiensi pengoperasian alat-alat transport akan didapat maksimal apabila :
  • Setiap hari Kepala Afdeling merencanakan tonase produksi dan angkutan lain-lain untuk besok setiap sore hari. Awas realisasi produksi tidak boleh terlampau jauh  menyimpang dari taksasi, maksimal 2 (dua) %.  Hal ini penting dalam rangka  penentuan jumlah kendaraan oleh mandor transport atau Kepala Transport.
  • Angkutan pupuk dan angkutan lain-lain sudah harus selesai paling lambat jam 08.30 sehingga diatas jam 08.30 kendaraan dikonsentrasikan untuk angkat buah.
  • Supir dan kenek harus bawa bekal. Tidak dibenarkan pulang untuk makan dan minum.
  • Jadwal “doorsmer” haus benar-benar dilaksanakan.  Untuk hal ini harus tetap tersedia 1-2 unit kendaraan untuk menggantikan kendaraan yang sedang menjalani “doorsmer” atau direparasi tersebut.  Sebelumnya supir harus mencatat, melaporkan bagian-bagian yang perlu diperbaiki.
  • Jangan dibiarkan mentolerir adanya buah restan (tinggal) di lapangan (TPH).
  • Kapasitas setiap kendaraan harus semaksimal mungkin.  Oleh karena itu apabila TBS dari satu afdeling sudah habis diangkut maka kendaraan harus pindah ke afdeling lain yang terkendala transportasinya.
  • Jangan ada pergerakan kendaraan yang tidak efisien.
  • Pengisian BBM setiap hari harus sudah selesai jam 06.00 atau sore hari pada hari sebelumnya
6. SISTEM PREMI TRANSPORT
Disusun sedemikian rupa dengan mempertimbangkan :
  • Jenis/tipe alat transport
  • Jarak dari afdeling/blok ke loading ramp dan pabrik
  • Apakah stop over di loading ramp divisi atau tidak.
7. KAPASITAS LOADING RAMP DAN KELANCARAN PENGOLAHAN TBS DI PABRIK
  • Loading ramp dibangun sedemikian rupa sehingga kapasitasnya tidak sampai menyebabkan alat-alat transport menunggu untuk  menuangkan TBS.
  • Ada baiknya disediakan loading ramp dan lori dengan kapasitas total dapat menampung minimal produksi 1 (satu) hari.
  • Hal diatas perlu dikemukakan sehingga tidak ada restan buah  (TBS) di lapangan dan jangan sampai panen dihentikan sewaktu ada stagnasi pengolahan di pabrik.
Setelah selesai dihitung kerani buah, TBS dapat segera dimuat dan dikirim ke pabrik. Pada saat muat TBS dan pengiriman perlu memperhatikan hal-hal berikut :

  1. Truk pengangkut buah diwajibkan menggunakan jaring penutup truk untuk menghindarkan jatuhnya buah apabila kendaraan harus melewati jalan umum.
  2. Pengangkut buah wajib mengangkut buah yang dipanen berdasarkan rotasi panen
  3. Buah tidak dibenarkan menginap di lapangan. Untuk itu agar disiapkan kebutuhan alat angkut dengan memperhitungkan jumlah produksi TBS, kapasitas alat angkut dan jarak lokasi ke pabrik.
  4. Semua brondolan harus dimuat dan dikutip bersih di TPH.
  5. Pelaksanaan angkutan TBS dari TPH ke pabrik harus dilakukan/dimulai segera setelah buah dikeluarkan oleh pemanen dan dihitung oleh kerani buah agar mencapai ratio angkutan yang optimal
  6. Truk tidak boleh mengangkut buah melebihi kapasitas yang diizinkan.  Untuk truk sejenis Mitsubishi PS 100, 120 da 135 kapasitas angkut maksimum yang diperbolehkan adalah 5,0 – 5,5 ton, sedangkan truk jenis Hino FM (roda enam) kapasitas angkut maksimum yang diperbolehkan adalah 7,0 ton.
Untuk menghitung jumlah kebutuhan kendaraan truk pengangkut buah harus mempertimbangkan produksi buah setahun dan faktor lainnya, yaitu :
  • Kondisi jalan dan jembatan
  • Kapasitas truk,
  • Kecepatan kendaraan 
  • Jarak lokasi panen
  • Lamanya muat buah di lapangan
  • Lamanya pembongkaran buah di pabrik

Setelah menentukan SPH (Stand Per Hektar), misalnya sebanyak 143 pohon. Maka untuk memperoleh sebanyak 143 bibit siap…

Statistik Kunjungan


<a href="http://kgi-elaeis.blogspot.com/2015/01/beberapa.html">Penumpukan tbs di terminal buah kebun plasma anggota koperasi</a>

Cara Memupuk Sawit Yang Tepat dan Sederhana


Cara Memupuk Sawit sangat perlu diperhatikan meskipun pohon sawit tergolong tanaman keras. Kelapa sawit tidak bisa setiap hari atau terus menerus diberi pupuk. Waktu pemupukan hanya dilakukan ketika curah hujan kecil. Pupuk yang baik untuk tanaman sawit yaitu pupuk yang dapat merangsang perakaran dan memperbaiki keasaman tanah. Untuk menghasilkan kelapa sawit yang maksimal pemupukan kelapa sawit harus memperhatikan dosis dan prosedurnya.
Pemupukan kelapa sawit dilakukan sebanyak 2-3 kali setahun. Hal itu tergantung dengan keadaan lahan, umur dan kondisi tanaman serta jumlah pupuknya. Cara Memupuk Sawit pada tanah berpasir dan tanah gambut berbeda dengan tanah lainnya, yaitu membutuhkan jumlah pupuk yang lebih banyak.
Bagi para pemilik perkebunan kelapa sawit, teknik pemupukan mungkin sudah tidak asing lagi. Namun terkadang, meskipun telah melakukan pemupukan masih saja ada tanaman sawit yang tidak tumbuh dengan baik dan buah yang dihasilkan juga kurang maksimal.
Dalam budidaya kelapa sawit, pemupukan merupakan salah satu proses yang sangat penting dilakukan untuk tujuan mempertahankan produksi buah kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit biasanya berbuah sekitar 2 minggu sekali, dan para pemiliknya akan panen kelapa sawit setiap dua minggu sekali. Dan setiap periode tersebut, buah yang dihasilkan tidak sama. Kadang mendapat panen besar pada dua minggu pertama dan bisa menurun selang dua minggu keempat. Hal tersebut bisa disebabkan oleh prosedur pemupukan yang belum maksimal.
Setiap pemilik perkebunan kelapa sawit pasti menginginkan hasil panen yang maksimal. Selain beberapa perawatan penting seperti membersihkan piringan pada tanaman, membersihkan rumput dibawah batang yang berjarak satu meter disekelilingnya, melakukan dodos tandan, tentu saja cara pemupukan kelapa sawit yang benar tidak boleh diabaikan.
Tidak semua petani kelapa sawit dapat mempertahankan prosedur pemupukan setiap saat, karena pasti ada masanya dimana proses pemupukan kelapa sawit tidak berjalan dengan baik. Ada juga yang mengalami gagal ketika melakukan pemupukan hingga harus mengganti pupuk. Faktor terbesar penyebab kegagalan tersebut ialah minimnya pengetahuan mengenai pemberian dosis pupuk untuk tanaman sawit. Lantas bagaimana metode pemupukan kelapa sawit dan dosisnya?
Berikut adalah metode pemberian dosis untuk pemupukan kelapa sawit :
1.       Pemupukan dapat dilakukan dengan metode tebar dan metode benam. Masing-masing petani sawit harus memperhatikan metode mana yang cocok digunakan untuk kebun kelapa sawitnya. Karena jika metode yang digunakan kuran tepat, kemungkinan hasil panen yang diperoleh tidak sesuai yang diharapkan.
2.       Jika Anda menggunakan sistem tebar, pupuk sebaiknya ditebarkan pada pinggir piringan sekitar jarak 0,5 meter pada tanaman muda kelapa sawit. Sedangkan untuk tanaman yang sudah tua, pupukd iebrikan pada jawak antara 1 – 2,4 meter.
3.       Untuk sistem pemupukan benam (pocket), pupuk diberikan pada 4 – 6 lubang pada piringan di sekeliling tanaman. Kemudian lubang ditutup kembali agar pupuk meresap. Sistem ini cenderung digunakan pada areal rendah. Karena pada areal gambut dan pasir, akan mudah mengalami erosi.
4.       Cara pemupukan kelapa sawit dapat dilakukan dengan cara-cara manual atau mdoern.
5.       Pemupukan dengan cara manual yaitu pemupukan yang dilakukan satu per satu dengan tenaga manusia. Dan pemupukan secara modern yaitu pemberian pupuk pada tanaman kelapa sawit dilakukan menggunakan pesawat terbang atau traktor. Saat ini, metode pemupukan yang masih banyak dilakukan yaitu pemupukan dengan cara manual karena tergolong lebih murah dan lebih teliti.
6.       Pemupukan pada tanaman kelapa saiwt baisanya dilakukan 2 kali dalam setahun, yaitu ketika awal musim dan musim penghujan.
7.       Kelapa saiwt yang menggunakan pupuk NPK 15-15-15, gunakan dosis 4 kg per pohon yang ditambah dengan DSP 1 kg per pohon.
8.       Gunakan kompos untuk tandan sawit. Karena bahan organik dalam kompos berguna untuk lahan yang kurang kandungan organiknya.

Cara Memupuk Sawit dengan Sederhana

Setelah mengetahui dosis dan metode pemberian pupuk kelapa sawit diatas, akan lebih baik jika segera mencoba mempraktekkannya.  Karena apa yang telah diuraikan tersebut tidak akan berhasil jika kita tidak mencobanya. Untuk mencoba metode dan dosis pemupukan tersebut, lakukan terlebih dahulu dengan cara sederhana, tidak perlu dilakukan secara besar-besaran langsung. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pemborosan dan kegagalan.
Pemupukan kelapa sawit tidak perlu dilakukan secara berlebihan dan cukup dengan cara yang sederhana. Karena yang diperlukan hanyalah ketelitian dan ketekunan. Dosis pemupukan yang tidak sesuai dengan takarannya akan berdampak buruk terhadap pohon sawit. Sama halnya dengan aturan pemberian pupuk yang terlalu sering juga tidak akan membuahkan hasil yang maksimal.

Berikut adalah beberapa cara sederhana yang dapat diterapkan ketika melakukan pemupukan kelapa sawit :

1.        
1.       Terlebih dahulu, bersihkan piringan tanaman kelapa sawit dari rerumputan liar dan alang-alang. Pembersihan ini akan bermanfaat bagi pohon kelapa sawit dan tandan kelapa sawit. Jika rumput dan alang-alang dibersihkan dan dihilangkan, pemupukan akan berjalan dengan baik dan pupuk yang diberikan akan diserap maksimal oleh pohon kelapa sawitnya.
2.       Khusus pada areal datar, pupuk ditaburkan secara merata pada jarak 0,5 meter dari pohon sawit hingga pinggiran melingkar. Lakukan metode ini ke seluruh tanaman sawit yang berada di areal datar tersebut secara merata.
3.       Tempat penyebaran pupuk ialah tempat pupuk ditaburkan. Dengan kata lain, jangan menyebarkan pupuk tidak pada tempatnya atau ke tempat yang bukan semestinya karena akan mempengaruhi proses pemupukan kelapa sawit yang dilakukan.

1.       Apabila terdapat jenis pupuk yang tidak boleh dicampur dengan jenis pupuk lain, tempat penaburannya dipisah. Berikan jarak sekitar 12 hari antara satu pupuk dengan pupuk lainnya.
2.       Pupuk tebar dianjurkan untuk pohon sawit yang mempunyai akar-akar rambut paling banyak. Letaknya yaitu kira-kira dekat mahkota daun bagian paling luar dari kelapa sawit.
3.       Pupuk kelapa sawit yang akan ditebarkan harus telah benar-benar berbentuk remah. Jangan masih berupa gumpalan-gumpalan seperti yang terdapat pada pupuk Urea dan sebagainya. Jadi sebelum melakukan pemupukan, pastikan pupuknya sudah berbentuk remah dan baru boleh ditebarkan. Apabila masih berbentuk gumpalan, harus dihancurkan terlebih dahulu hingga berbentuk remah.
4.       Selalu gunakan alat takaran agar dosis pemupukan bisa tepat sesuai dengan kebutuhan pohon kelapa sawit. Pupuk memang bermanfaat baik untuk merangsang pertumbuhan buah kelapa sawit, namun pemberian pupuk yang berlebihan juga akan berakibat buruk untuk pohon sawit.

Tempat Menaburkan Pupuk pada Kelapa Sawit

Lokasi yang baik untuk untuk melakukan pemupukan kelapa sawit yaitu :
·         Bokoran
·         Ujung bokoran
·         Ujung pelepah

Beberapa Cara Memupuk Sawit

Berikut adalah beberapa metode atau cara pemberian pupuk kelapa sawit yang dianjurkan :
·         Top dressing, ditebar langsung di atas tanah
·         Furrow application, pemupukan di dalam rorak-rorak atau guludan. Rorak atau guludan adalah gundukan dan saluran air
·         Sub Soil placement, pemupukan dengan cara dibenam
·         Soil injection, pupuk dimasukkan ke dalam tanah dalam bentuk cairan
·         Stem injection, pupuk yang dimasukkan ke dalam batang
·         Nutritional spray, pemupukan melalui daun.
Hal terakhir dan penting sekali untuk diperhatikan yaitu pemupukan kelapa sawit harus diperhatikan terhadap tanaman sawit yang belum menghasilkan dan tanaman sawit yang sudah menghasilkan. Kedua umur tanaman tersebut berbeda cara pemupukannya.
Untuk meningkatkan hasil dan kualitas kelapa sawit Anda, saat ini telah tersedia produk Pupuk Kelapa Sawit berkualitas karya anak bangsa.

Panduan Cara Pemupukan Untuk Pohon Kelapa Sawit Yang Bagus

Pohon Kelapa Sawit Yang Bagus bisa didapatkan apabila pengelolanya melakukan perawatan tanaman sawit yang benar. Perawatan tanaman sawit meliputi penyiangan, penyulaman, pemjarangan, pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit. Pemupukan kelapa sawit dalam hal ini tidak bisa dilakukan sembarangan atau terus-menerus setiap hari diberi pupuk. Waktu pemupukan kelapa sawit biasanya dilakukan ketika curah hujannya kecil dan …
·         

Begini Cara Pemeliharaan Sawit Yang Tepat

Pemeliharaan Sawit di berbagai perkebunan dilakukan dengan tekhnik perawatan terpadu. Karena masing-masing petani telah memiliki lahan gambut masing masing yang cukup luas sehingga ketika musim panen tiba banyak perusahaan siap menampung kelapa sawit ini untuk disalurkan kembali ke berbagai perusahaan produksi. Budi daya kelapa sawit membutuhkan pembibitan yang efektif dengan metode Pemeliharaan Sawit yang bisa …
·         

Teknologi Budidaya Kelapa Sawit NASA

Teknologi Budidaya Kelapa Sawit yang perlu anda ketahui dan praktekkan beserta informasi seputar budidaya kelapa sawit. Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibedakan menjadi : Dura, merupakan sawit yang buahnya bercangkang tebal. Sering dianggap memperpendek umur mesin pengolah. Akan tetapi tandan buahnya besar-besar dengan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera, …
·         

8 Cara Budidaya Kelapa Sawit Unggul Dan Berbuah Banyak

Budidaya Kelapa Sawit Unggul bertujuan untuk mendapatkan buah sawit yang banyak dan berlimpah sebagai hasil panennya. Banyak petani yang masih belum merasakan panen kelapa sawit yang hasilnya melimpah. Namun tidak sedikit pula para petani yang telah marasakan bagaimana hasil usahanya bisa berbuah seperti harapan, yaitu dengan panen sawit yang banyak dan berlimpah. Siapa yang tidak …
·         

Penggunaan Pupuk Sawit di Lahan Gambut

Pupuk Sawit di Lahan Gambut – Sudah bukan hal yang aneh bagi masyarakat umum jika pada saat membuka lahan baru untuk ditanami tanaman kelapa sawit, para pembuka lahan kebun sawit mengusahakan kawasan yang subur dan memiliki banyak unsur hara. Salah satu lahan dengan kriteria tersebut adalah lahan gambut. Namun, walaupun lahan gambut memiliki banyak unsur …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger