Perbanyakan bahan tanaman
Controlled pollination
Setelah proses seleksi yang menghasilkan galur-galur terbaik,
proses lanjutannya adalah perbanyakan bahan tanaman. Proses ini melibatkan
tetua dura dan tetua pisifera dari persilangan yang terpilih, melalui
penyerbukan terkontrol (controlled pollination). Bunga betina dari
tetua dura diisolasi sebelum anthesis dengan menggunakan kantung kertas khusus
polinasi. Selanjutnya, tepung sari dari tetua pisifera diserbukkan ke bunga
betina saat masa anthesis. Sekitar 145-150 hari setelah penyerbukan, tandan
sudah dapat dipanen untuk memperoleh benih kelapa sawit hasil reproduksi. Dalam
proses reproduksi ini, pengawasan yang ketat harus dilakukan di semua lini
untuk menjamin bahwa benih yang dihasilkan adalah murni hasil persilangan dura
(D) dan pisifera (P) terpilih.
Kultur jaringan
Perbanyakan lain dapat dilakukan melalui proses kultur
jaringan. Proses ini menggunakan pupus (daun muda) dari individu-individu hasil
seleksi sebagai sumber ortet. Potongan pupus ditumbuhkan dalam rangkaian media,
baik padat maupun cair, yang mengandung zat-zat yang merangsang pertumbuhan.
Proses kultur jaringan ini memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar 18 bulan
hingga diperoleh bibit kelapa sawit dalam bentuk planlet. Keunggulan dalam
proses ini adalah bibit kelapa sawit yang dihasilkan memiliki pertumbuhan
seragam dan tingkat produktivitas yang lebih tinggi.
Pelepasan varietas
Dalam proses perbanyakan bahan tanaman, ada beberapa hal yang
perlu untuk diperhatikan khususnya yang berkaitan dengan komersialisasi. Setiap
bahan tanaman kelapa sawit yang akan dilempar ke pasaran memerlukan izin resmi
dari pemerintah. Oleh karena itu, setiap lembaga harus mengajukan proposal
pelepasan varietas sebelum benih yang dihasilkannya dapat dijual ke publik.
Pemerintah melalui Tim Penilai dan Pelepas Varietas akan menguji, menilai, dan
memberikan rekomendasi kelayakan varietas yang diajukan. Proses ini mencakup
verifikasi pengujian keturunan di lapangan dan kesiapan produksi benih, serta
proses pemaparan oleh pengusul di depan sidang pelepasan varietas.
PROSES PEMULIAAN KELAPA SAWIT Secara umum, pemuliaan tanaman
dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau
kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku
untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas
yang dihasilkan. Untuk dapat menghasilkan dan mengembangkan varietas kelapa
sawit, setiap institusi riset kelapa sawit harus memiliki beberapa hal sebagai
berikut : a. Populasi dasar dura dan tenera/pisifera Seluruh kegiatan pemuliaan
kelapa sawit berawal dari pembentukan populasi dasar yang terdiri atas grup
dura, tenera, dan pisifera dari berbagai orijin di tingkat seleksi. Jumlah dan
jenis orijin/famili yang digunakan oleh setiap lembaga riset dapat berbeda,
bergantung pada arah pemuliaan dan kapasitas benih yang akan dihasilkan.
Ketersediaan populasi dura dan populasi tenera/pisifera menjadi penting bagi
sumber benih karena berkaitan dengan kesinambungan program pemuliaan. Dengan
demikian diharapkan institusi yang menjadi sumber benih dapat melakukan
aktivitas pemuliaannya (perakitan dan pengembangan varietas) secara independen,
tanpa bergantung pada institusi lain. Hal penting lainnya dalam pembentukan
populasi dasar ini adalah ketersediaan informasi pedigree (silsilah keturunan)
yang jelas dari masing-masing orijin/famili dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. b. Prosedur Pemuliaan Dalam bidang pemuliaan tanaman dikenal
berbagai skema seleksi, dan yang sering digunakan pada pemuliaan kelapa sawit
adalah reciprocal recurrent selection (RRS) dan modified recurrent selection
(MRS). Secara umum, di setiap prosedur pemuliaan kelapa sawit terdapat tahapan
inti mencakup pembentukan populasi dasar, evaluasi, seleksi, serta rekombinasi.
Dari populasi dasar yang telah dibentuk dilakukan suatu tahapan evaluasi
melalui pengujian keturunan (progeny test) untuk menganalisis dan menentukan
persilangan terbaik yang akan direproduksi berdasarkan nilai daya gabung umum
(GCA) dan daya gabung khusus (SCA) dari tetua (progenitor) yang diuji.
Berdasarkan informasi daya gabung tersebut tersebut dilakukan seleksi untuk
menentukan tetua-tetua yang dapat dijadikan pohon induk untuk produksi benih.
Selain untuk menentukan materi pohon induk, pada tahapan seleksi ini juga
dilakukan pemilihan tetua yang akan direkombinasikan untuk mencari materi
persilangan dengan potensi yang lebih baik yang digunakan pada siklus pemuliaan
berikutnya. Melalui rekombinasi diharapkan dapat membentuk suatu populasi dasar
baru dengan sifat-sifat yang lebih baik dari populasi dasar sebelumnya. c.
Proses pengujian keturunan (projeni) Pengujian keturunan merupakan rangkaian
percobaan yang didesain untuk menilai dengan akurat keragaan suatu hibrida
(persilangan). Pengujian ini merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan
oleh setiap sumber benih, karena materi yang sampai ke tangan konsumen adalah
hibrida DxP. Pengujian dilakukan mengikuti metode statistik baku, mencakup
perancangan percobaan (jumlah persilangan, jumlah ulangan, jumlah individu,
standard cross ), masa pengamatan (minimal selama 6 tahun setelah tanam),
lokasi percobaan (dilakukan minimal pada 3 lokasi), dan metode analisis data
yang digunakan untuk memprediksi nilai hibrida DxP yang akan direproduksi
(Razak Purba, PPKS Medan*). You might also like:
Copy and WIN :
http://ow.ly/KNICZ

PPKS telah memproduksi bahan tanam kelapa sawit unggul yang
berstandar internasional sesuai dengan 'Sistem Manajemen Mutu' (ISO 9001:2008)
sehingga terjamin mutunya. Bahan tanam unggul berupa kecambah, bibit klon serta
bibit komersial kelapa sawit siap tanam yang telah melalui seleksi dan
pengujian dari program pemuliaan tanaman dalam waktu puluhan tahun secara
berkesinambungan. Bahan tanam kelapa sawit unggul merupakan modal utama untuk
mendapatkan produktivitas tinggi. Dengan bahan tanam unggul maka produksi TBS
dan minyak dijamin jauh lebih tinggi dibandingkan penggunaan bibit dari benih
asalan.
Grafik produksi kelapa sawit dari bahan tanam unggul dan
palsu/asalan.
Sembilan varietas unggul kelapa sawit yang saat ini tersedia
di PPKS adalah:
1. D x P PPKS 540 (High
mesocarp)
Rerata produksi: 28,1 ton
TBS/ha/tahun
Rendemen minyak: 27,4%
Produksi CPO: 8,1 ton/ha/tahun
Rasio inti/buah: 5,3 %
Pertumbuhan meninggi: 72 cm/tahun
Harga: Rp. 7.500,-
2. D x P PPKS 718 (Big
bunch)
Rerata produksi: 26,5 ton
TBS/ha/tahun
Rendemen minyak: 23,9%
Produksi CPO : 6,9 ton/ha/tahun
Rasio inti/buah : 8,7 %
Pertumbuhan meninggi : 75 cm/tahun
Harga: Rp. 7.500,-
3. D x P PPKS 239 (High
CPO & PKO)
Rerata produksi: 32 ton TBS/ha/tahun
Rendemen minyak: 25,8%
Produksi CPO: 8,4 ton/ha/tahun
Produksi PKO: 1,3 ton/ha
Rasio inti/buah: 8,9 %
Pertumbuhan meninggi: 62,5 cm/tahun
Harga: Rp. 7.500,-
4. D x P Simalungun
Rerata produksi: 28,4 ton
TBS/ha/tahun
Rendemen minyak: 26,5%
Produksi CPO: 7,53 ton/ha/tahun
Rasio inti/buah: 9,2 %
Pertumbuhan meninggi : 75-80 cm/tahun
Harga: Rp. 7.500,-
5. D x P Langkat
Rerata produksi: 27,5 ton
TBS/ha/tahun
Rendemen minyak: 26,3%
Produksi CPO: 7,23 ton/ha/tahun
Rasio inti/buah: 9,3 %
Pertumbuhan meninggi: 60-70 cm/tahun
Harga: Rp. 7.500,-
6. Dy x P Sungai Pancur (Dumpy)
Rerata produksi: 25-28 ton
TBS/ha/tahun
Rendemen minyak: 23-26%
Produksi CPO: 6,5-7,3 ton/ha/tahun
Rasio inti/buah : 6,5 %
Pertumbuhan meninggi: 40-55 cm/tahun
Harga: Rp. 7.500,-
7. D x P LaMe
Rerata produksi: 26-27ton
TBS/ha/tahun
Rendemen minyak: 23-26%
Produksi CPO: 5,9-7 ton/ha/tahun
Rasio inti/buah: 6,9 %
Pertumbuhan meninggi: 50-70 cm/tahun
Harga: Rp. 7.500,-
8. D x P Avros
Rerata produksi: 24-27 ton
TBS/ha/tahun
Rendemen minyak: 23-26%
Produksi CPO: 5,5-7 ton/ha/tahun
Rasio inti/buah: 6,6 %
Pertumbuhan meninggi: 60-80 cm/tahun
Harga: Rp. 7.500,-
Marihat Klon (MK) merupakan bahan tanaman unggul PPKS hasil
teknik kultur jaringan yang dimulai sejak tahun 1985 dan menghasilkan
bibit Marihat Klon yang telah ditanam di berbagai wilayah di Indonesia pada
berbagai kondisi lahan. Hasil penelitian menunjukkan MK memiliki hasil yang
lebih tinggi dibandingkan bibit asal kecambah D x P pada umumnya.
Keuntungan menggunakan bahan tanam Klon PPKS :
- Pertumbuhan seragam di lapangan,
- Potensi produktivitas lebih
tinggi 20-30% dibandingkan dengan kelapa sawit dari benih kecambah pada
umur yang sama,
- Berindikasi tahan terhadap
serangan hama dan penyakit,
- Berproduksi lebih cepat
dibanding dengan tanaman sawit yang berasal dari benih kecambah,
- Perawatan dan pemeliharaan
mudah, tidak berbeda dari perawatan dan pemeliharaan tanaman kelapa sawit
pada umumnya.
Harga bibit Marihat Klon :
- Pre Nursery (3 – 6
bulan): Rp. 16.500,-
- Main Nursery (siap
tanam 7-12 bulan): Rp. 40.000,-
Untuk informasi pembelian dapat menghubungi:
Sorimuda Oloan Lubis (Telp. 061 7862477 / 08153003776)
Irma Zulhana Koto (Telp. 061 7862477 / 082364740053)
Arfan Nazhri Simamora (Telp. 0622 21926 / 085268041841)
File:
9. D x P Yangambi
Rerata produksi: 25-28 ton
TBS/ha/tahun
Rendemen minyak: 23-26%
Produksi CPO: 5,8-7,3 ton/ha/tahun
Rasio inti/buah: 7,2 %
Pertumbuhan meninggi: 60-70 cm/tahun
Harga: Rp. 7.500,-
0 komentar:
Posting Komentar