KGI-PALM KAMI MENGERTI NILAI HIDUP , PENYEDIA PALM OIL GO GREEN

Minggu, 18 Januari 2015

Penyusun tanah


Lapisan Tanah, Tekstur, Komposisi Dan Profilnya - Disini saya akan menjelaskan masing-masing dari lapisan pada tanah, tekstur tanah, komposisi tanah dan profil tanah serta solum tanah.
  1. Lapisan Tanah - Tanah terdiri atas lapisan-lapisan yang tersusun secara berurutan dari atas kebawah sebagai berikut. 
    • Tanah Lapisan Atas - Tanah lapisan atas disebut juga top soil, tebalnya antara 10 s.d 30 cm, warnanya gelap, coklat kehitaman. Lapisan ini merupakan lapisan paling subur, sehingga merupakan areal paling optimal guna menunjang kehidupan tumbuhan. Semua komponen tanah ada pada lapisan ini. 
    • Tanah Lapisan Bawah atau Lapisan Tengah - lapisan ini sering dinamakan tanah cadas, warnanya lebih cerah daripada top soil. Tebalnya 50 s.d 60 cm. Kesuburan pada lapisan ini sudah berkurang. 
    • Batuan Induk - batuan induk merupakan batuan asal tanah. Batuan induk warnanya kemerah-merahan atau putih kelabu. Lapisan ini mudah pecah tetapi sulit sekali ditembus akar tanaman. Di lereng-lereng gunung banyak sekali kita jumpai jenis lapisan tanah ini.
  1. Tekstur Tanah - Tekstur tanah adalah " perbandingan relatif dari berbagai partikel tanah menurut diameternya seperti pasir, debu dan lempung ". Fraksi tanah diameter maksimalnya 2 mm sedangkan yang lebih dari 2 mm disebut gravel. Jika tanah sebagian besar berupa raksi pasir, maka tanah tersebut teksturnya kasar. Dan sebaliknya jika tanah sebagian besar berupa lempung, maka tanah tersebut teksturnya halus. Tekstur tanah yang baik untuk pertanian adalah geluh atau remah. Tekstur geluh memiliki sedikit kandungan fraksi lempung, banyak fraksi debu dan fraksi pasir sedang hingga banyak.
  2. Solum Tanah - Solum Tanah adalah kedalaman tanah diukur dari permukaan tanah.
  3. Komposisi Tanah - Tanah merupakan kumpulan bahan-bahan alami dengan komposisi sebagai berikut: mineral 45%, bahan organik 5%, air 25% dan udara 25%. Walaupun secara umum komposisi tanah seperti yang disebutkan dimuka, namun pada kenyataannya jenis tanah di Indonesia bermacam-macam. Hal ini disebabkan oleh faktor penyinaran matahari, vegetasi, relief dan curah hujan. Sehingga bukan hanyajenis tanahnya yang berbeda, tingkat kesuburannya pun tidak sama, semakin kebawah semakin berkurang. Bahkan ada suatu jenis tanah yang hanya cocok ditanami jenis tanaman tertentu.
  4. Profil Tanah - Tanah mempunyai persebaran vertikal dan persebaran horizontal. Persebaran vertikal, dari permukaan bumi hingga kebatuan induk, yang juga sering dikenal horizon tanah. Persebaran horizontal sesuai dengan permukaan bumi. Kita bisa melihat profil tanah dengan cara membuat penampang atau irisan melintang pada tanah. Sehingga kelihatan lapisan, tekstur, porositas dan permiabilitas, serta kedalaman tanah. Dari profil tanah tersebut kemudian dapat dilihatperlapisan tanah yang kemudian disebut horizon tanah, yang terdiri dari lapisan-lapisan berikut. 
    • Horizon O, merupakan lapisan tanah permukaan dimana pada lapisan tersebut terdapat banyak akar tanaman dan jasad renik tanah. Horizon O berwarna gelap dan sangat kaya akan humus sehingga sangat memungkinkan untuk dilaksanakannya usaha pertanian. 
    • Horizon A, merupakan zona elluviasi yang masih memiliki humus, berwarna ke abu-abuan gelap pucat, karena pengaruh banyaknya mineral yang larut bersama air hujan. 
    • Horizon B, merupakan zona akumulasi yang sedikit sekali mangandung humus. Pada lapisan ini merupakan tempatdiendapkannya sebagian besar mineral yang hanyut dari horizon A. Warnanya coklat kuning atau coklat kemerahan. 
    • Horizon C, merupakan zona terjadinya pelapukan batuan induk. 
    • Horizon R, merupakan zona batuan induk, terdiri dari batuan cadas.
Demikian penjelasan mengenai Lapisan Tanah, Tekstur Tanah, Komposisi Dan Profilnya, dimana disini dipaparkan dengan jelas. Semoga dapat menambah pengetahuan anda sekalian, terimakasih.
Tanah merupakan bagian dari kerak bumi yang bahan penyusunnya adalah mineral dan organik. Pengertian tanah sangat banyak tergantung cara pandang orang. Menurut Darmawijaya(1990), Tanah adalah sebagai akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagain besar permukaan palnet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula.

Menurut Jooffe dan Marbut(1949), yang merupakan ahli tanah dari Amerika Serikat menyatakan bahwa tanah ialah tubuh alam yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam terhadap bahan-bahan alam dipermukaan bumi. Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi membentuk horizon-horizon mieneral maupun organik yang kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun kehidupan biologinya.

Sruktur Tanah
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.

Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandiangkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah.

Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur tanah menentukan besar kecilnya air limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah bersolum dalam (>90 cm), struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah dan hanya sebagian kecil yang menjadi air limpasan permukaan (longsor). Sebaliknya, pada tanah bersolum dangkal, struktur padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil air hujan yang terinfiltrasi dan sebagian besar menjadi aliran permukaan (longsor)

Pembentukan Agregat
Menurut Gedroits (1955) ada dua tingkatan pembentuk agregat tanah, yaitu:
1. Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) kedalam agregat tanah mikro
2. Sementasi (pengikat) agregat mikro kedalam agregat makro.
Teori pembentukan tanh berdasarkan flokulasi dapat terjadi pada tanah yang berada dalam larutan, misal pada tanah yang agregatnya telah dihancurkan oleh air hujan atau pada tanah sawah. Menurut utomo dan Dexter (1982) menyatakan bahwa retakan terjadi karena pembengkakan dan pengerutan sebagai akibat dari pembasahan dan pengeringan yang berperan penting dalam pembentukan agregat.
Dapat diambil kesimpulan bahwa agregat tanah terbentuk sebagai akibat adanya interaksi dari butiran tunggal, liat, oksioda besi/ almunium dan bahan organik. Agregat yang baik terbentuk karena flokuasi maupun oleh terjadinya retakan tanah yang kemudian dimantapkan oleh pengikat (sementasi) yang terjadi secara kimia atau adanya aktifitas biologi.

Faktor yang mempengaruhi pembentukan agregat

1. Bahan Induk
Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan agregat-agregat tanah serta kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan dalam pembentukan agregat, karena liat berfungsi sebagai pengikat yang diabsorbsi pada permukaan butiran pasir dan setelah dihidrasi tingkat reversiblenya sangat lambat. Kandungan liat > 30% akan berpengaruh terhadap agregasi, sedangakan kandungan liat < 30% tidak berpengaruh terhadap agregasi.

2. Bahan organik tanah

Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian. Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah. Sehingga bahan organik dan organisme di dalam tanah saling berhubungan erat.
3. Tanaman
Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat yang mantap. Akar tanaman dapat menembus tanah dan membentuk celah-celah. Disamping itu dengan adanya tekanan akar, maka butir-butir tanah semakin melekat dan padat. Selain itu celah-celah tersebut dapat terbentuk dari air yang diserp oleh tnaman tesebut.
4. Organisme tanah
Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu berperan langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna tanaman.Secara tidak langsung merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan akan dikeluarlan lagi menjadi bahan pengikat tanah.
5. Waktu
Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin mantap.
6. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan, pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan agregat tanah.


Macam macam struktur tanah

1. Struktu tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut “Crumbs” atau Spherical.
2. Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.
3. Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).
4. Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.

B.FAKTOR FAKTOR PEMBENTUK TANAH
1.Iklim dan Faktor-faktor iklim, yang diantaranya adalah cuaca dan curah hujan.
2.Organisme (Vegetasi, jasad Renik), organisme sangat berpengaru terhadap proses pembentukan tanah seperti :
  • Membuat proses pelapukan
  • Membantu proses pembentukan humus
  • Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah, hal ini terlihat pada daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika
  • Memiliki kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman yang berpengaruh pada sifat-sifat tanah.

3.Batuan vulkanik, Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan juga Batuan Metamorf. Semua batuan tersebut bisa disebut dengan bahan induk.
4.Relief Keadaan (Topografi), Keadaan Relief suatu daerah akan mempengaruhi tebal atau tipisnya lapisan tanah.
5.Waktu, tanah merupakan benda alan yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus.

C.KONSEP PEDON DAN PROFIL TANAH

1.Pedon

Pedon Tanah

Pedon merupakan volume terkecil yang dapat disebut tanah dan mempunya ukuran tiga dimensi. Luas Pedon berkisar antara 1-10 m persegi. Kumpulan dari pedon-pedon disebut polipedon. Luas Polipedon minimum 2 m persegi, sedangkan luas maksimumnya tidak terbatas.

2.Profil Tanah

Profil Tanah

Profil tanah atau penampang tanah adalah bidang tegak dari suatu sisi pedon yang mencirikan suatu lapisan-lapisan tanah, atau disebut (Horizon Tanah). Setiap horizon tanah memperlihatkan perbedaan, baik menurut komposisi kimia maupun fisiknya. Kebanyakan horizon dapat dibedakan dari dasar warnanya. Perbedaan horizon tanah terbentuk karena dua faktor yaitu pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air atau pencucian tanah (leached) dan karena proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Horizon-horizon yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah adalah horizon O, A, B, C, dan D atau R (Brf Rock).


D.STRUKTUR TANAH
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Struktur tanah memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut.
  • Lempeng (Platy), ditemukan di horizon A.
  • Prisma (Prosmatic), ditemukan di Horizon B pada daerah iklim kering.
  • Tiang (Columnar) ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
  • Gumpal Bersudut (Angular Blocky) ditemukan pada horizon B di daerah iklim basah.
  • Gumpal Membulat (Sub Angular Blocky) ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah.
  • Granuler (Granular) ditemukan pada horizon A.
  • Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A.

E.TEKSTUR TANAH

Tekstur Tanah

Tekstur Tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah yang didasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir padir, debu, dan liat di dalam tanah. Untuk menentukan tekstur tanah terdapat 12 kelas dalam segi tiga tekstur tanah.

F.KLASIFIKASI TANAH
Sistem klasifikasi tanah (alami) yang ada di dunia ini terdiri atas berbagai macam. Sebab banyak negara yang menggunakan sistem klasifikasi yang di kembangkan sendiri oleh negara tersebut. Nama golongan tanah dengan membubuhkan kata sol merupakan singkatan dari kata latin solum. Adapun yang dimaksud solum adalah kedalaman efektif tanah yang masih dapat dijangkau oleh akar tanaman.

G.BEBERAPA JENIS TANAH

1.Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah Organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam, tanah ini merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa.

2.Tanah Endapan / Tanah Alluvial
Tanah Alluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.

3.Tanah laterit
Tanah Laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi.

H.KERUSAKAN TANAH DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN

Kerusakan Tanah

Kerusakan tanah yang terjadi saat ini merupakan dampak pemanfaatan lingkungan yang tidak terkontrol sehingga mengakibatkan terjadinya krisis lingkungan. Dampak yang sangat terasa dalam kehidupan manusia adalah berkurangnya lahan subur yang menjadikan semakin menipisnya lahan yang bisa dijadikan lokasi produksi kebutuhan agraris(hal yang menyangkut dengan pertanian) manusia.

Nah Sekian postingan kita tentang ilmu Tanah, Terimakasih sobat telah mau berkunjung dan menghabiskan waktu untuk membaca artikel di softilmu.blogspot.com. Jika masih ada sesuatu yang mengganjal tentang ilmu pengetahuan pada artikel kali ini, langsung aja di isikan di kotak komentarnya. Jangan Lupa juga bagi-bagi jempol ya J.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger