Salah satu kebudayaan khas masyarakat Indonesia adalah gotong
royong. Gotong royong merupakan suatu konsep yang erat sangkut pautnya
dengan kehidupan rakyat Indonesia sebagai masyrakat agraris, oleh karena
itu gotong royong bernilai tinggi. Gotong royong merupakan sistem
pengerahan tenaga tambahan dari luar kalangan untuk mengisi kekurangan
tenaga pada masa-masa sibuk dalam lingkaran produksi sebagai masyarakat
agraris. Nilai gotong royong merupakan latar belakang dari segala
aktivitas tolong menolong antar masyarakat. Aktivitas tersebut tampak
dalam antar tetangga, antar kerabat dan terjadi secara spontan tanpa ada
permintaan atau pamrih bila ada sesama yang sedang kesusahan.
Dalam sistem nilai budaya Indonesia, gotong royong mengandung
4 konsep : Pertama, Manusia tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi
dikelilingi oleh komunitasnya, masyrakatnya dan alam semesta sekitarnya.
Kedua, Dalam segala aspek kehidupan manusia pada hakekatnya tergantung
terhadap sesamanya. Ketiga, Memelihara hubungan baik dengan sesamanya,
terdorong oleh jiwa sama-rata sama-rasa. Keempat, Selalu berusaha untuk
sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dan bersama dengan
sesamanya. Seluruh konsep tersebut memberikan sifat ketergantungan
kepada sesama, dimana hal tersebut menciptakan suatu rasa keamanan
nurani yang sangat dalam. Gotong royong merupakan kunci budaya
kontemporer Indonesia, yang menggambarkan masyarakat di dalamnya dan
semua kebijakan yang diambil dalam kehidupan bermasyarakat harus
berdasarkan konsep gotong royong (Bowen 1986, 545).
Abdurrahaman Wahid mengatakan bahwa masyarakat bangsa
Indonesia itu memiliki nilai sesuatu yang berwujud pencarian yang tak
berkesudahan akan sebuah perbahan sosial tanpa memutuskan sama sekali
dengan ikatan masa lampau (Wahid 1981, 7). Masyarakat bangsa Indonesia
selalu mengikuti pergerakan perubahan sosial menurut perkembangan zaman.
Hal tersebut menjadikan masyarakat itu lupa akan jati dirinya sendiri,
tetapi mereka tidak memutuskan ikatan dengan sejarah masa lalu.
Masyarakat bangsa Indonesia selalu mencari sesuatu yang baru, tetapi
tidak melupakan konsep nilai budaya dan identitas nasionalmya.
Budaya khas lain yang dimiliki masyrakat bangsa Indonesia
adalah negara dan ideologi agama yang mengakar di lapisan masyarakat
saling tumpang tindih. Hal tersebut menjadi sangat sulit dibedakan.
Indonesia merupakan contoh yang hebat dari adanya kesesuaian Islam
(ideologi agama) dengan demokrasi (Wahid, 2001). Walaupun masyrakat
Indonesia mayoritas beragama Islam tetapi Indonesia bukan merupakan
negara dengan pemerintahan yang bersifat teokrasi. Masyarakat Indonesia
menyetujui adanya nilai-nilai agama dan nilai-nilai patriotik, dan hal
tersebut dijadikan dasar pembentukan negara Indonesia. Pada era
reformasi peluang berpolitik semakin terbuka lebar, namun peran agama
disini harus hilang sebagai adanya sikap toleransi. Sekalipun agama
memainkan peran penting dalam nilai-nilai bermasyarakat tetapi arena
politik harus sejalan dengan sebagai mana mestinya politik (Wahid,
2001).
0 komentar:
Posting Komentar