KGI-PALM KAMI MENGERTI NILAI HIDUP , PENYEDIA PALM OIL GO GREEN

Senin, 19 Januari 2015

Rawat

A.                       Rawat


Rawat adalah suatu usaha untuk meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman, guna mendapatkan tanaman yang sehat dan menghasilkan produksi maksimal. Kegiatan rawat merupakan bagian item program kerja yang ada di perkebunan kelapa sawit, baik itu menjaga, mengontrol dan memperbaiki kondisi lingkungan yang ada diareal perkebunan kelapa sawit. Pekerjaan rawat dilakukan langsung oleh karyawan yang ada di Afdeling, dikoordinir langsung oleh mandor rawat, diawasi oleh Kepala asisten lapangan dan dikontrol oleh Kepala Kebun sekaligus penanggung jawab keadaan atau kondisi areal.
Item pekerjaan rawat bermacam- macam, masing-masing memiliki fungsi dan tujuan berbeda, juga jenis pekerjaan yang dilakukan memiliki teknis yang berbeda.. Sebelum melakukan pekerjaan rawat, masing-masing karyawan sudah mendapat ancak dan tempat kerja yang sudah ditentukan oleh mandor rawat, yang bertugas membuat planning rawat sebelum direalisasikannya ke areal. Pelaksanaan pekerjaan rawat terlebih dahulu harus ditentukan kalibrasinya yaitu kegiatan untuk mengetahui parameter dari penggunaan alat dan material sehingga sesuai dengan takaran yang dibutuhkan, sehingga bisa menentukan norma HK (Harian Kerja) dan jumlah pekerja. Setiap bekerja karyawan harus membawa alat dan material yang akan digunakan. Setiap pelaksanaan pekerjaan rawat harus ada koordinasi terlebih dahulu oleh mandor rawat kepada kepala kebun dan kepala asisten lapangan.
Macam-macam pekerjaan rawat tanaman kelapa sawit adalah
a)      Circle Widing Manual (CWM)
Yaitu membersihkan piringan disekitar pokok kelapa sawit dari gulma dan macam-macam sampah organik yang berada disekitarnya, ukuran lebar piringan dari pokok kelapa sawit 1,5-2 meter. Tujuan dari CWM supaya pada saat panen dan mengutip brondolan buah kelapa sawit lebih mudah untuk mengambilnya  sehingga mencegah terjadinya buah dan brondolan yang tinggal dan dapat mencegah terjadinya persaingan unsur hara pokok sawit dengan gulma yang tumbuh disekitarnya dan memudahkan menabur pupuk pada sekitar piringan. Alat yang digunakan bersifat manual seperti parang dan cangkul yang fungsinya untuk membantu pekerjaan Circle Weeding Manual (CWM), parang berfungsi untuk menebas gulma dan merapihkan tanaman pakis yang menempel pada pokok sawit dan disekitar piringan, sedangkan cangkul untuk mengangkat gulma yang ada dipiringan sampai pada akar-akarnya sehingga prosentase pertumbuhan gulma relatif lebih lama.
Pekerjaan CWM dilakukan oleh karyawan yang telah disesuaikan jumlah dan ancak tempat pada areal yang akan dilakukan CWM dan diawasi oleh mandor rawat. Sebelum melakukan pekerjaan CWM harus ditentukan jumlah pekerja yang disesuaikan dengan taksasi pada areal yang akan direalisasikan dengan melihat peta rotasi rawat, pada saat diareal mandor rawat melakukan absensi ulang setelah apel pagi kepada karyawan yang hadir disana, supaya dapat mengetahui jumlah orang yang bekerja pada saat itu. Pada saat diareal pekerjaan CWM diawasi dan dikontrol langsung oleh mandor rawat sehingga menjadi tanggung jawab penuh oleh mandor rawat, karena yang telah menentukan planning dan membuat laporan pekerjaan yang telah direalisasikan.

b)      Circle Weeding Chemical (CWC)
Yaitu membersihkan piringan disekitar pokok kelapa sawit dari gulma dan macam-macam sampah organik yang berada disekitarnya, dengan menggunakan material bahan kimia atau herbisida dan ukuran lebar piringan dari pokok kelapa sawit sebesar 1,5-2 meter(Sibarani,Heriyanti. 2005). Tujuannya supaya pada saat panen dan mengutip brondolan buah kelapa sawit lebih mudah untuk mengambilnya  sehingga mencegah terjadinya buah dan brondolan yang tinggal dan mencegah terjadinya persaingan unsur hara pokok sawit dengan gulma yang tumbuh disekitarnya dan memudahkan menabur pupuk pada sekitar piringan. Alat yang digunakan pada CWC yaitu alat semprot (kynapsak) yang memiliki fungsi pengaturan penyiraman material pada saat membasmi gulma dan rumput-rumputan yang tidak bermanfaat.
Material yang digunakan berupa herbisida memiliki macam-macam merek dagang. Herbisida kontak yaitu herbisida yang cara kerjanya hanya mematikan bagian yang terkena larutan saja, salah satu contohnya parakuat dan gramaxone. Herbisida sistemik yaitu herbisida yang dapat membunuh semua bagian tanaman dengan jalan translokasi keseluruh bagian tanaman sehingga mematikan fungsi tanaman.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan pada saat penggunan herbisida yaitu jenis dan dosis herbisida yang digunakan  seperti parakuat yang digunakan untuk gulma berdaun pita dan berdaun lebar, gylphosate biasa digunakan untuk rumput rumputan dan lalang. Waktu penyemprotan terdiri dari faktor intern yaitu penyemprotan yang dilakukan pada saat pertumbuhan optimal dan belum memsuki  masa fase generatif, factor ekstern yaitu penyemprotan yang dilakukan dengan menyesuaikan kondisi iklim. Teknik penyemprotan dilakuakan dengan alat semprot yang sudah diisi material dan air sesuai dengan aturannya, lalu dilakukan pemompaan sesuai dengan tekanan normal yang dibutuhkan, semportkan pada gulma sesuai dengan debit cairan yang sudah ditentukan, penyemprotan harus dilakukan sampai merata.  
Pekerjaan CWC dilakukan oleh karyawan yang telah disesuaikan jumlah dan ancak tempat pada areal yang akan dilakukan CWC dan diawasi oleh mandor rawat. Sebelum melakukan pekerjaan CWC harus ditentukan jumlah pekerja yang disesuaikan dengan taksasi pada areal yang akan direalisasikan dengan melihat peta rotasi rawat, pada saat diareal mandor rawat melakukan absensi ulang setelah apel pagi dikantor, supaya dapat mengetahui jumlah orang yang bekerja pada saat itu. Pada saat diareal pekerjaan CWC diawasi dan dikontrol langsung oleh mandor rawat sehingga menjadi tanggung jawab penuh oleh mandor rawat, karena yang telah menentukan planning dan membuat laporan pekerjaan yang telah direalisasikan.
c)      Weeding Manual (WDM)
Yaitu pekerjaan membersihkan gulma dan anak kayu (tanaman liar) yang berada digawangan maupun tempat lain yang dianggap merugikan tanaman maupun mengganggu pekerjaan panen. Teknik pekerjaan WDM dengan membongkar semua gulma yang tidak bermanfaat dan anak kayu yang tumbuh didalam gawangan atau didalam blok (areal), sehingga item pekerjaan ini sering disebut dengan dongkel anak kayu (DAK). Tujuan dari pekerjaan WDM adalah membasmi gulma dan tanaman yang dapat menjadi pesaing unsur hara pada pokok sawit dengan mencabut atau mendongkel sampai bagian akar sehingga prosentase tumbuh kembalinya relaitf lebih lama, selain itu juga menghindari tumbuhnya tanaman liar selain tanaman kelapa sawit dan gulma bermanfaat yang sengaja dirawat dan dipelihara. Alat yang digunakan dalam pekerjaan WDM yaitu cangkul untuk mengangkat anak kayu yang sulit untuk dicabut sampai akarnya dan parang untuk membersihkan tanaman gulma dipokok sawit yang sulit dijangkau dengan tangan. .
Pekerjaan WDM dilakukan oleh karyawan yang telah disesuaikan jumlah dan ancak tempat pada areal yang akan dilakukan WDM dan diawasi oleh mandor rawat. Sebelum melakukan pekerjaan WDM harus ditentukan jumlah pekerja yang disesuaikan dengan taksasi pada areal yang akan direalisasikan dengan melihat peta rotasi rawat, pada saat diareal mandor rawat melakukan absensi ulang setelah apel pagi karyawan dikantor, supaya dapat mengetahui jumlah orang yang bekerja pada saat itu. Pada saat diareal pekerjaan WDM diawasi dan dikontrol langsung oleh mandor rawat sehingga menjadi tanggung jawab penuh oleh mandor rawat, karena yang telah menentukan planing dan membuat laporan pekerjaan yang telah direalisasikan.
d)     Pruning (pemangkasan)
Yaitu memangkas pelepah dipokok sawit yang akan berpengaruh terhadap perilaku fisiologinya dengan mempertahankan jumlah pelepah yang ditentukan, jika kurang dari standar karena dipruning terlalu berlebihan akan meyebabkan tanaman lebih banyak mengahasilkan bunga jantan  setiap melakukan pruning harus ditinggalkan tiga pelepah yang berada dibawah tandan yang tertua, tujuannya supaya pertumbuhan vgetatif dan generatif bisa seimbang yang biasa disebut dengan proses asimilasi (Anonim, 2006). Pelepah atau daun yang telah dipangkas dibuang kedalam gawangan mati, sehingga dapat menjadi salah satu bahan organik disekitarnya.
Tujuan dari pruning yaitu:
·         Menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif
·         Mempermudah pelaksanaan panen
·         Mengurangi perintang penyerbukan secara alami
·         Pemasukan cahaya yang lebih merata untuk proses asimilasi dan sirkulasi angin
         yang lebih baik.
·         Mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun-daun yang lebih
         produktif.
·         Mengurangi kehilangan brondolan di cabang.
Pelaksanaan pruning tanaman kelapa sawit di PT. GSPP dilakukan dengan meninggalkan 2 (dua) pelepah berada di bawah tandan tertua atau disebut sebagai songgo dua, untuk  memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup tinggi, dan untuk memberikan keleluasaan perkembangan tandan sehingga tidak ada yang tandan terjepit (Ari, 2006). Cara pelaksanaan pruning/ penunasan adalah dengan menebas tunasan pelepah daun berbentuk tapak kuda pada  kemiringan 15-30°  memakai alat dodos atau egrek. Pelepah daun yang ditunas dipotong tiga bagian dimana 2 (dua) bagian atas disusun disela-sela tanaman sebagai mulsa, sedang satu bagian pangkal pelepah disusun di gawangan mati dengan posisi tengkurap.
Kendala dalam pelaksanaan pruning bisa terjadinya over pruning yang disebabkan karena pemangkasan secara berlebihan, dapat mengakibatkan timbulnya bunga baru yang tidak menjadi buah. Over pruning juga dapat menimbulkan adanya hama penyakit (jamur buah), disebabkan pelepah yang dipangkas mengeluarkan air yang berlebihan sehingga kelembaban semakin tinggi.pekerjaan pruning dilakukakn oleh beberapa orang karyawan

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger