A. Rawat
Rawat
adalah suatu usaha untuk meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah dalam
lingkungan pertumbuhan tanaman, guna mendapatkan tanaman yang sehat dan
menghasilkan produksi maksimal. Kegiatan rawat merupakan bagian item program
kerja yang ada di perkebunan kelapa sawit, baik itu menjaga, mengontrol dan
memperbaiki kondisi lingkungan yang ada diareal perkebunan kelapa sawit.
Pekerjaan rawat dilakukan langsung oleh karyawan yang ada di Afdeling,
dikoordinir langsung oleh mandor rawat, diawasi oleh Kepala asisten lapangan
dan dikontrol oleh Kepala Kebun sekaligus penanggung jawab keadaan atau kondisi
areal.
Item
pekerjaan rawat bermacam- macam, masing-masing memiliki fungsi dan tujuan
berbeda, juga jenis pekerjaan yang dilakukan memiliki teknis yang berbeda..
Sebelum melakukan pekerjaan rawat, masing-masing karyawan sudah mendapat ancak
dan tempat kerja yang sudah ditentukan oleh mandor rawat, yang bertugas membuat
planning rawat sebelum direalisasikannya ke areal. Pelaksanaan pekerjaan rawat
terlebih dahulu harus ditentukan kalibrasinya yaitu kegiatan untuk mengetahui
parameter dari penggunaan alat dan material sehingga sesuai dengan takaran yang
dibutuhkan, sehingga bisa menentukan norma HK (Harian Kerja) dan jumlah
pekerja. Setiap bekerja karyawan harus membawa alat dan material yang akan
digunakan. Setiap pelaksanaan pekerjaan rawat harus ada koordinasi terlebih
dahulu oleh mandor rawat kepada kepala kebun dan kepala asisten lapangan.
Macam-macam
pekerjaan rawat tanaman kelapa sawit adalah
a)
Circle Widing Manual (CWM)
Yaitu
membersihkan piringan disekitar pokok kelapa sawit dari gulma dan macam-macam
sampah organik yang berada disekitarnya, ukuran lebar piringan dari pokok
kelapa sawit 1,5-2 meter. Tujuan dari CWM supaya pada saat panen dan mengutip
brondolan buah kelapa sawit lebih mudah untuk mengambilnya sehingga
mencegah terjadinya buah dan brondolan yang tinggal dan dapat mencegah
terjadinya persaingan unsur hara pokok sawit dengan gulma yang tumbuh
disekitarnya dan memudahkan menabur pupuk pada sekitar piringan. Alat yang
digunakan bersifat manual seperti parang dan cangkul yang fungsinya untuk
membantu pekerjaan Circle Weeding Manual (CWM), parang berfungsi untuk
menebas gulma dan merapihkan tanaman pakis yang menempel pada pokok sawit dan
disekitar piringan, sedangkan cangkul untuk mengangkat gulma yang ada
dipiringan sampai pada akar-akarnya sehingga prosentase pertumbuhan gulma
relatif lebih lama.
Pekerjaan
CWM dilakukan oleh karyawan yang telah disesuaikan jumlah dan ancak tempat pada
areal yang akan dilakukan CWM dan diawasi oleh mandor rawat. Sebelum melakukan
pekerjaan CWM harus ditentukan jumlah pekerja yang disesuaikan dengan taksasi
pada areal yang akan direalisasikan dengan melihat peta rotasi rawat, pada saat
diareal mandor rawat melakukan absensi ulang setelah apel pagi kepada karyawan
yang hadir disana, supaya dapat mengetahui jumlah orang yang bekerja pada saat
itu. Pada saat diareal pekerjaan CWM diawasi dan dikontrol langsung oleh mandor
rawat sehingga menjadi tanggung jawab penuh oleh mandor rawat, karena yang
telah menentukan planning dan membuat laporan pekerjaan yang telah
direalisasikan.
b)
Circle Weeding Chemical (CWC)
Yaitu
membersihkan piringan disekitar pokok kelapa sawit dari gulma dan macam-macam
sampah organik yang berada disekitarnya, dengan menggunakan material bahan
kimia atau herbisida dan ukuran lebar piringan dari pokok kelapa sawit sebesar
1,5-2 meter(Sibarani,Heriyanti. 2005). Tujuannya supaya pada saat panen
dan mengutip brondolan buah kelapa sawit lebih mudah untuk mengambilnya
sehingga mencegah terjadinya buah dan brondolan yang tinggal dan mencegah
terjadinya persaingan unsur hara pokok sawit dengan gulma yang tumbuh
disekitarnya dan memudahkan menabur pupuk pada sekitar piringan. Alat yang
digunakan pada CWC yaitu alat semprot (kynapsak) yang memiliki fungsi
pengaturan penyiraman material pada saat membasmi gulma dan rumput-rumputan
yang tidak bermanfaat.
Material yang digunakan berupa herbisida
memiliki macam-macam merek dagang. Herbisida kontak yaitu herbisida yang cara
kerjanya hanya mematikan bagian yang terkena larutan saja, salah satu contohnya
parakuat dan gramaxone. Herbisida sistemik yaitu herbisida yang dapat membunuh
semua bagian tanaman dengan jalan translokasi keseluruh bagian tanaman sehingga
mematikan fungsi tanaman.
Ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan pada saat penggunan herbisida yaitu jenis dan dosis herbisida yang
digunakan seperti parakuat yang digunakan untuk gulma berdaun pita dan
berdaun lebar, gylphosate biasa digunakan untuk rumput rumputan dan lalang. Waktu
penyemprotan terdiri dari faktor intern yaitu penyemprotan yang
dilakukan pada saat pertumbuhan optimal dan belum memsuki masa fase
generatif, factor ekstern yaitu penyemprotan yang dilakukan dengan menyesuaikan
kondisi iklim. Teknik penyemprotan dilakuakan dengan alat semprot yang sudah
diisi material dan air sesuai dengan aturannya, lalu dilakukan pemompaan sesuai
dengan tekanan normal yang dibutuhkan, semportkan pada gulma sesuai dengan debit
cairan yang sudah ditentukan, penyemprotan harus dilakukan sampai merata.
Pekerjaan CWC dilakukan oleh karyawan yang
telah disesuaikan jumlah dan ancak tempat pada areal yang akan dilakukan CWC
dan diawasi oleh mandor rawat. Sebelum melakukan pekerjaan CWC harus ditentukan
jumlah pekerja yang disesuaikan dengan taksasi pada areal yang akan
direalisasikan dengan melihat peta rotasi rawat, pada saat diareal mandor rawat
melakukan absensi ulang setelah apel pagi dikantor, supaya dapat mengetahui
jumlah orang yang bekerja pada saat itu. Pada saat diareal pekerjaan CWC
diawasi dan dikontrol langsung oleh mandor rawat sehingga menjadi tanggung
jawab penuh oleh mandor rawat, karena yang telah menentukan planning dan
membuat laporan pekerjaan yang telah direalisasikan.
c)
Weeding Manual (WDM)
Yaitu
pekerjaan membersihkan gulma dan anak kayu (tanaman liar) yang berada
digawangan maupun tempat lain yang dianggap merugikan tanaman maupun mengganggu
pekerjaan panen. Teknik pekerjaan WDM dengan membongkar semua gulma yang tidak
bermanfaat dan anak kayu yang tumbuh didalam gawangan atau didalam blok
(areal), sehingga item pekerjaan ini sering disebut dengan dongkel anak kayu
(DAK). Tujuan dari pekerjaan WDM adalah membasmi gulma dan tanaman yang dapat
menjadi pesaing unsur hara pada pokok sawit dengan mencabut atau mendongkel
sampai bagian akar sehingga prosentase tumbuh kembalinya relaitf lebih lama,
selain itu juga menghindari tumbuhnya tanaman liar selain tanaman kelapa sawit
dan gulma bermanfaat yang sengaja dirawat dan dipelihara. Alat yang digunakan
dalam pekerjaan WDM yaitu cangkul untuk mengangkat anak kayu yang sulit untuk
dicabut sampai akarnya dan parang untuk membersihkan tanaman gulma dipokok
sawit yang sulit dijangkau dengan tangan. .
Pekerjaan
WDM dilakukan oleh karyawan yang telah disesuaikan jumlah dan ancak tempat pada
areal yang akan dilakukan WDM dan diawasi oleh mandor rawat. Sebelum melakukan
pekerjaan WDM harus ditentukan jumlah pekerja yang disesuaikan dengan taksasi
pada areal yang akan direalisasikan dengan melihat peta rotasi rawat, pada saat
diareal mandor rawat melakukan absensi ulang setelah apel pagi karyawan
dikantor, supaya dapat mengetahui jumlah orang yang bekerja pada saat itu. Pada
saat diareal pekerjaan WDM diawasi dan dikontrol langsung oleh mandor rawat
sehingga menjadi tanggung jawab penuh oleh mandor rawat, karena yang telah
menentukan planing dan membuat laporan pekerjaan yang telah
direalisasikan.
d)
Pruning (pemangkasan)
Yaitu
memangkas pelepah dipokok sawit yang akan berpengaruh terhadap perilaku
fisiologinya dengan mempertahankan jumlah pelepah yang ditentukan, jika kurang
dari standar karena dipruning terlalu berlebihan akan meyebabkan tanaman lebih
banyak mengahasilkan bunga jantan setiap melakukan pruning harus ditinggalkan
tiga pelepah yang berada dibawah tandan yang tertua, tujuannya supaya
pertumbuhan vgetatif dan generatif bisa seimbang yang biasa disebut dengan
proses asimilasi (Anonim, 2006). Pelepah atau daun yang telah dipangkas
dibuang kedalam gawangan mati, sehingga dapat menjadi salah satu bahan organik
disekitarnya.
Tujuan dari
pruning yaitu:
·
Menjaga keseimbangan
pertumbuhan vegetatif dan generatif
· Mempermudah
pelaksanaan panen
·
Mengurangi perintang penyerbukan secara alami
·
Pemasukan cahaya yang lebih
merata untuk proses asimilasi dan sirkulasi angin
yang lebih baik.
·
Mendorong penyaluran zat hara
yang diserap tanaman pada daun-daun yang lebih
produktif.
·
Mengurangi kehilangan brondolan di cabang.
Pelaksanaan pruning tanaman kelapa
sawit di PT. GSPP dilakukan dengan meninggalkan 2 (dua) pelepah berada di bawah
tandan tertua atau disebut sebagai songgo dua, untuk memudahkan
pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup tinggi, dan untuk memberikan
keleluasaan perkembangan tandan sehingga tidak ada yang tandan terjepit (Ari,
2006). Cara pelaksanaan pruning/ penunasan adalah dengan menebas
tunasan pelepah daun berbentuk tapak kuda pada kemiringan 15-30°
memakai alat dodos atau egrek. Pelepah daun yang ditunas dipotong tiga bagian
dimana 2 (dua) bagian atas disusun disela-sela tanaman sebagai mulsa, sedang
satu bagian pangkal pelepah disusun di gawangan mati dengan posisi tengkurap.
Kendala dalam pelaksanaan pruning bisa
terjadinya over pruning yang disebabkan karena pemangkasan secara berlebihan,
dapat mengakibatkan timbulnya bunga baru yang tidak menjadi buah. Over pruning
juga dapat menimbulkan adanya hama penyakit (jamur buah), disebabkan pelepah
yang dipangkas mengeluarkan air yang berlebihan sehingga kelembaban semakin
tinggi.pekerjaan pruning dilakukakn oleh beberapa orang karyawan
0 komentar:
Posting Komentar