KGI-PALM KAMI MENGERTI NILAI HIDUP , PENYEDIA PALM OIL GO GREEN

Senin, 19 Januari 2015

Losses pengutipan brondolan

5.1 Permasalahan dalam angkut brondolan
Panen kelapa sawit adalah kegiatan pemotongan Tandan Buah Segar (TBS), pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan TBS ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH), serta pengiriman ke PKS. Kegiatan panen yang sering menemukan masalah yaitu dalam pengutipan brondolan, banyaknya brondolan yang berserakan mengakibatkan brondolan sering tidak terangkut. Salah satu solusi yang dapat menanggulangi brondolan yang tidak terangkut yaitu dengan menggunakan penggaruk brondolan, namun metode tersebut masih memiliki kekurangan salah satu kekuranganya adalah terangkutnya material non brondolan. Pada saat penggarukan brondolan di piringan menggunakan penggaruk brondolan material non brondolan yang mungkin terangkut seperti pasir, tanah dan kotoran yang berasal dari pokok sawit itu sendiri. Material non brondolan apabila terangkut dapat mempengaruhi proses pengolahan dipabrik dan dapat menghabat proses pengolahan tersebut yang bedampak pada peningkatan Asam Lemak Bebas (ALB).
Sistem target kadar Asam Lemak Bebas adalah cara penilaian yang obyektif mengenai mutu panen, yang diarahkan untuk menghasilkan minyak sawit mentah dengan kadar ALB maksimal 2,6 atau 15 %. Pemeriksaan kadar ALB dilakukan di pabrik setiap setengah jam. Proses kenaikan kadar ALB yang berarti penurunan mutu minyak, lebih banyak terjadi di lapangan. Selama pengolahan TBS menjadi minyak sawit mentah hanya terjadi kenaikan kadar ALB berkisar antara 0,1-0,4 %, tergantung pada pengolahan di pabrik. Sedangkan dari lapangan adalah penentu kadar ALB yang terbesar, salah satu faktor yang mempengaruhi kenaikan kadar ALB yaitu lamanya waktu yang digunakan antara pengangkutan menuju pengolahan. Lamanya waktu yang digunakan dalam pengangkutan buah dapat mengakibatkan buah menjadi restan yang dapat mempengaruhi kenaikan kadar ALB yang tinggi. Buah restan adalah buah yang sudah dipanen tetapi terlambat dalam proses pengangkutannya. Selain kadar ALB naik, buah restan juga meninggalkan brondolan yang banyak, sehingga kemungkinan brondolan tidak terangkut habis sangat besar yang dapat berdampak pada kerugian perusahaan.
5.2 Pemilihan jenis Media Untuk Angkut Brondolan
Ada beberapa media yang dapat digunakan dalam pengangkutan brondolan di antanya adalah sebagai berikut :
1. Karung
Karung merupakan alat yang dapat digunakan dalam pengangkutan brondolan dari Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) ke mobil pengangkut buah dan karung juga dapat mengefesiensikan waktu pengangkutan. Namun karung memiliki kekurangan, kekurangan mengugunkan karung yaitu ikut terangkutnya material non brondolan yang dapat menghabat proses pengolahan.
2. Ember
Ember dapat juga di gunakan sebagai alat pengangkut brondolan, dari segi waktu ember juga efisien namun dari segi material non brondolan ember sangat tidak efisien apabila di aplikasikan. Selain susah membanya ember juga mudah rusak atau pecah jadi pengaplikasian ember sangat jarang di temukan di perkebunan.
3. Jaring
Jaring sangatlah efektif dan efisien baik dari segi waktu maupun dari segi material non brondolan yang terangkut, jaring sangatlah tepat untuk di aplikasikan dengan menggunakan jaring waktu yang di gunakan lebih efisien dan dengan menggunakan jaring kemungkinan material non brondolan tidak terangkut.
5.3 Spesifikasi BagianTPH Untuk Tempat Brondolan
1. TPH yang di lengkapi dengan jaring
Setelah pemanen selesai memotong buah, kemudian buah di bawa ketempat pengumpulan hasil. Semua hasil yang di dapat dari dalam kebun harus di kumpulkan di tempat pengumpulan hasil dan brondolan di taruh pada tempat yang telah tersedia yang terletak di tempat pengumpulan hasil tersebut, jadi tempat pengumpulan hasil tersebut haruslah memenuhi standar. Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) yang di lengkapi dengan karung dapat dilihat pada Gambar...
Gambar. TPH yang dilengkapi dengan karung
Pada gambar diatas dapat di lihat TPH yang dilengkapi dengan karung, memiliki ukurang panjang TPH 7 m dan lebar TPH 4 m. Karung yang digunakan untuk menaruh brondolan adalah karung expupuk dengan ukuran panjang 1.5 m dan lebar 1 m yang berbentuk persegi panjang dan di pasang dengan di patok di setiap sudut karung tersebut. Pemasangan karung di TPH untuk tempat brondolan dapat mencegah terjadinya losses brondolan dan dapat mempermudah atau mempercepat proses pengangkutan buah ke mobil pengangkut, tetapi pemasangan karung tersebut masih memiliki kekurangan yaitu terangkutnya material non brondolan pada saat proses pengangkutan.
2. TPH yang di lengkapi dengan alat jaring
Tempat pengumpulan hasil yang menggunakan alat jaring tidak ada bedanya dengan TPH yang menggunakan alas karung untuk tempat brondolannya, yang membedakanya hanya tempat brondolannya saja.TPH yang menggunakan jaring tersebut lebih banyak memiliki keuntungan, keuntungan darialt jaring yaitu mempercepat proses pengangkutan, meminimalisir losses dan menghindari terangkutnya material non brondolan yang dapat menghabat proses pengolahan. TPH yang dilengkapi dengan alat jaring dapat dilihat pada Gambar...berikut :
Gambar...TPH yang dilengkapi alat jaring
Pada Gambar.. diatas ukuran untuk TPH dengan panjang 7 m dan lebar 4 m dan di lengkapi jaring didalamnya dengan ukuran patok satu kepatok lainnya sebesar 120 cm.
5.4 penggunaan Alat Jaring
Pada TPH yang mengunakan jaring ada beberapa perbedaan yang spesifik diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bentuk dan ukuran alat jaring
Bentuk dari jaring tersebut berbentuk persegi dengan unkuran panjang 80 cm dan lebar 80 cm dengan lubang jaring 1cm x 1cm. Jaring tersebut menggunakan empat patok dengan jarak patok satu kepatok lainnya adalah 120cm, dengan tinggi masing – masing patok 40 cm, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar .... berikut :
Gambar...jaring brondolan
2. Tempat penaruhan alat jaring
Dengan ukuran TPH 4 x 7 jaring di letakkan di dalam TPH tersebut. penempatan jaring tidak memiliki ketentuan harus berada di sebelah kanan atau kiri, tapi biasa penenpatan di letakkan di sudut kiri TPH untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar..... Berikut :
Gambar....TPH yang di lengkapi jaring
3. Metode pemasangan alat jaring dan teknis penempatan brondolan kedalam alat jaring
Pemasangan alat jaring tersebut dilakukan dengan manual yaitu dilakukan oleh pemanen itu sendiri, setiap pemanen wajib membawa jaring, pada saat lingkaran pagi jaring dibagikan pada setiap pemanen. Pemanen diwajibkan untuk mengutip brondolan pada saat memanen, yang kemudian di kumpulkan di Jaring yang ada TPH yang sudah tersedia. Pada saat pengutipan brondolan kemungkinan terangkutnya material non brondolan sangat besar, yang kemudian ditaruh kedalam angkong setelah itu dibawa keTPH yang kemudian brondolan di tumpahkan kedalam jaring yang telah terpasang dan secara otomatis material non brondolan akan tersaring sehingga mendapatkan brondolan yang bersih.
4. Metode pengangkutan brondolan menggunakan alat jaring
Pada saat pengangkutan buah atau peloadingan, dengan menggunakan jaring maka peloding tersebut dapat dengan mudah mengangkut brondolan tampa harus mengaruk brondolan lagi peloding cukup mengangkat jaring dengan cara melepas tali yang di sangkutkan di patok, sehingga dapat mempercepat proses pengangkutan tampa terbawanya material non brondolan yang tidak di kehendaki oleh pekerja. Proses pengangkutan dapat di lihat pada Gambar.... dibawah ini :
Gambar...proses pengangkutan menggunakan alat jaring
5. Pasca pengangkutan menggunakan alat jaring
Setelah pengangkutan, jaring yang di gunakan untuk mengangkut brondolan tersebut wajib dibawa oleh mobil pengangkut untuk di kembalikan lagi kebarak pemanen yang merupakan barak peloading juga.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger