KGI-PALM KAMI MENGERTI NILAI HIDUP , PENYEDIA PALM OIL GO GREEN

Senin, 19 Januari 2015

Kualitas Benih

Keragaan Kualitas Benih
Projeni terpilih maupun projeni RRS II memiliki kadar mesokarp + inti (M/B + I/B) yang baik yakni masing-masing 85,6% dan 85,8% dibandingkan projeni SC yang hanya 83,9%, walaupun kadar I/B projeni SC lebih tinggi yaitu 6.8%. Projeni hibrida terpilih maupun projeni RRS II memiliki rendemen total minyak (TOER) yang lebih tinggi yakni masing-masing 27,9% dan 27,4% dibandingkan projeni SC yang hanya sebesar 24,6%.
Projeni terpilih memiliki kandungan minyak dalam mesokarp segar (Mi/M1) dan rendemen minyak sawit (OER) yang lebih baik yaitu masing-masing 58,9% dan 26,2% dibandingkan projeni SC dan RRS II. Walaupun rendemen minyak intinya relatif rendah, namun projeni terpilih menunjukkan rendemen total minyak (TOER) yang lebih baik yaitu 27,9%.
Rangkuman nilai rerata projeni hibrida terpilih
1. Produksi total minyak (TO1, umur 4-7 thn) ton/ha/thn
2. Potensi produksi minyak total (TO2, umur 6 thn) ton/ha/thn
3. Potensi produksi TBS (FFB2, umur 6 thn) ton/ha/thn
4. Pertumbuhan meninggi yang relatif baik = 62,8 cm/tahun
5. Rendemen CPO = 26 %
6. Rendemen minyak total (TOER) = 28,7%
Dalam percobaan ini, PT SAIN telah menempuh jalur cepat dalam program pemuliaan kelapa sawit dan produksi benihnya dengan cara mengintroduksi dari ASD Costa Rica pada tahun 1998 sebanyak 99 projeni hibrida DxT/P (RRS II) berikut selfing/sibbing tetuanya melalui pendekatan pemuliaan RRS (reciprocal recurrent selection) yang selanjutnya ditanam pada tahun 2002/2003 di Kebun Perbenihan Lindai.
Berdasarkan hasil produksi selama 4 tahun pertama, telah dipilih 25 projeni hibrida yang menghasilkan total minyak (=TO1) terbaik dengan intensitas seleksi 25% untuk reproduksi benih hibrida komersial dengan menggunakan selfing/sibbing tetuanya.
Perkiraan performa rata-rata produksi umur 4-7 thn (ton/ha/thn) dari projeni hibrida terpilih yang terdiri dari 4 sumber genetik berbeda adalah TO1 = 7,9, CPO1 = 7,4, PKO1 = 0,45 dan FFB1 = 27,5. Perkiraan potensial produksi pada umur 6 tahun (ton/ha/tahun) adalah TO2 = 9,4 , CPO2 = 8,9 , PKO2 = 0,54 , FFB2 = 32,7.
HINC = 64 cm/thn dan RL = 506 cm.
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa kualitas hibrida SAIN yang terdiri dari varietas Calabar, Ekona, Ghana dan Yangambi menunjukan hasil memuaskan. Dalam sidang TP2V pun dalam putusannya menyetujui keempat varietas benih kelapa sawit PT SAIN disetujui untuk dilepas. (YR)

Pada perkebunan kelapa sawit, penggunaan benih menjadi faktor penting kesuksesan budidaya. Hanya saja, karena minimnya informasi dan pengetahuan yang beredar di masyarakat tentang benih kelapa sawit, menciptakan resiko penggunaan benih asalan.
Setidaknya ada beberapa pemahaman keliru tentang benih kelapa sawit yang berkembang di masyarakat, antara lain:
Benih kelapa sawit bisa dibeli secara bebas di pasar. Banyak orang yang beranggapan bahwa benih sawit mudah diperoleh seperti halnya tanaman sayuran. Tentu tidak demikian. Benih kelapa sawit hanya bisa diperoleh di 9 sumber benih antara lain PPKS Medan, PT Socfindo, PT Lonsum, PT. Dami Mas, PT. Bakti Tani Nusantara, PT. Tunggal Yunus, PT. Sarana Inti Prataka, PT. Bina Sawit Makmur dan PT. Tania Selatan. Hampir seluruh sumber benih ini tidak memiliki agen penjualan.
Benih kelapa sawit dijual paketan. Banyak calon pekebun yang menanggap benih sawit dapat dibeli per kantung atau per peti. Padahal benih asal sumber benih seluruhnya dijual per kecambah yang harganya ditetapkan per semester pada pertemuan sumber benih dengan pemerintah pusat.Penggunaan kantung atau pun peti tidak dilihat sebagai bentuk paket namun semata-mata metoda pengemasan benih saat akan dikirim kepada konsumen.
Benih sawit bisa dibeli cash and carry tanpa prosedur pendahuluan. Untuk memperoleh benih sawit unggul, pekebun harus mengikuti prosedur tertentu. Seperti mengurus surat keterangan dari Kepala Desa atau SP2BKS dari Dinas Perkebunan. Tanpa adanya kelengkapan ini sumber benih tidak akan melayani pesanan meskipun pekebun sudah menyiapkan dana.
Mengapa mendapatkan benih sawit tidak semudah memperoleh benih tanaman hortikultur?
Tidak lain karena berkebun kelapa sawit adalah investasi jangka panjang. Sekali salah menanam maka kerugian akan dirasakan hingga 25 tahun. Tentu perlu jaminan agar konsumen bisa mendapatkan benih unggul, meskipun membuat para pekebun sedikit kesulitan mendapatkan benih. Namun ini masih lebih baik daripada “mudah” namun tidak ada garansi jika benih yang diperoleh bisa mendatangkan keuntungan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger