Latar Belakang
Kehadiran
gulma di perkebunan kelapa sawit dapat menurunkan produksi karena terjadi
persaingan dalam pengambilan air, unsur hara, sinar matahari, dan ruang
tumbuh. Keberadaan gulma pada areal piringan dapat menurunkan mutu
produksi akibat kontaminasi bagian gulma, menjadi inang bagi tanaman,
mengganggu pertumbuhan tanaman, mengganggu tata guna air, dan meningkatakan
biaya pemeliharaan. Pada areal pasar pikul, kehadiran gulma dapat
mengganggu kelancaran transportasi TBS ke TPH dan upaya pemeliharaan
lainnya. Banyaknya gangguan yang dapat ditimbulkan oleh gulma menjadikan
pengendalian gulma merupakan tindakan yang sangat penting dalam pengelolaan
kelapa sawit.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat memelihara kelapa sawit TBM 1-2
mencakup pengendalian dan menentukan jenis gulma di piringan pokok (circle
weeding) kelapa sawit TBM 1-2.
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan penting penghasil
minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Tanaman Sawit
berasal dari Guinea (pantai barat Afrika). Tanaman kelapa sawit (Elaeis
guineensis) termasuk dalam anggota famili Palmae yang merupakan golongan
keras minyak nabati. Berdasarkan taksonominya, tanaman kelapa sawit termasuk
dalam divisi Tracheophyta, kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledoneae, ordo
Cocoideae, famili Palmae, subfamili Elaeis, spesies Elaeis guineensis
(Corley, 1976).
Kelapa
sawit termasuk tanaman berumah satu (monocious) yaitu tanaman yang memiliki
bunga jantan dan bunga betina dalam satu tanaman. Kedua jenis bunga tersebut
keluar dari ketiak pelepah daun dan berkembang secara terpisah. Bunga dapat
menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Tanaman kelapa sawit dapat dibagi
menjadi bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif terdiri dari
akar, batang dan daun, sedangkan bagian generatif adalah bunga dan buah
(Mangoensoekarjo dan Tojib, 2003).
Tanaman
kelapa sawit dibedakan menjadi 2 fase. Fase tanaman belum menghasilkan (TBM)
dan tanaman menghasilkan (TM). Tanaman belum menghasilkan adalah tanaman kelapa
sawit yang belum menghasilkan produksi secara maksimal. Tanaman TBM ini dibagi
menjadi 3, yaitu (1) TBM 1 yaitu tanaman pada tahun ke I (0-12 bulan), (2) TBM
2 yaitu tanaman pada tahun ke II (13024 bulan), dan (3) TBM 3 yaitu tanaman
pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan). Masa TBM merupakan masa
pemeliharaan yang banyak memerlukan tenaga dan biaya karena pada dasarnya merupakan
penyempurnaan dari pembukaan lahan dan persiapan tanaman, selain itu pada masa
ini sangat menentukan keberhasilan masa TM. Pemeliharaan TBM kelapa sawit sejak
ditanam hingga berproduksi pertama kali meliputi:
- Konsolidasi tanaman,
- Pemeliharaan jalan, benteng, teras, parit, dan lain-lain,
- Penyulaman,
- Pengendalian gulma
- Pemupukan,
- Pemeliharaan tanaman tanaman penutup tanah,
- Kastrasi/ablasi,
- Penyerbukan (polinasi),
- Pengendalian hama dan penyakit.
Kegiatan
pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual dan atau kimia, namun di areal
kelapa sawit biasanya pengendalian dilakukan secara kimia. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman pokok, yaitu
kelpa sawit.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan dilakasanakan pada 18 Februari di Kebun
Percobaan Cikabayan Atas.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain adalah cangkul (3 buah),
sabit (2 buah), parang (1 buah), dodos (1 buah), dan ember (1 buah). Bahan
tanaman yang digunakan adalah tanaman kelapa sawit TBM 1-2.
Metode
Membersihkan piringan kelapa sawit TBM dengan deameter 2 m dari gulma. Stelah
melakukan bersih gulma di areal piringan, kemudian melakukan penunasan pelepah
sawit yang menempel pada permukaan tanah dengan menggunakan dodos. Mencatat
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pembersihan gulma dan penunasan TBM
kelapa sawit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
HOK
= jam penyelesaian x jumlah pekerja x 1 HOK/7 jam = 0.333 jam x 5 orang
x 1HOK/7 jam = 0.23 HK
Dalam
melakukanpemeliharaan 5 tanaman sawit, dibutuhkan 0.23 HK. Populasi sawit 1 ha
lahan adalah 136 tanaman, berarti untuk mengerjakan 1 ha oleh 5 orang pekerja
dibutuhkan waktu selama 133/3 x 0.23 HK = 6.256 = 7 HK
Pembahasan
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengendalian gulma pada piringan TBM
kelapa sawit cukup singkat. Hal ini terjadi karena peralatan yang digunakan
cukup memadai untuk menunjang praktikum, yaitu 3 cangkul, 1 dodos, 1 golok dan
2 sabit.
Pengendalian
gulma adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan secara intensif. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi tingkat kompetisi gulma terhadap tanaman pokok dalam
pemanfaatan unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh serta memudahkan kontrol
pekerjaan serta menekan populasi hama dan penyakit. Secara umum penurunan hasil
tanaman akibat kehadiran gulma dapat mencapai 20-80% bila gulma tidak
dikendalikan (Moenandir, 1985). Pada kegiatan pengendalian gulma, kriteria yang
umum digunakan adalah: (1) W0, areal bersih gulma dan LCC, yaitu piringan dan
jalan, (2) W1, murni LCC, pada gawangan sampai tahun ke-2 TM, dan (3) W2, areal
hanya boleh tumbuh LCC dan rumput lunak. Tujuan dari adanya kriteria-kriteria
ini adalah identifikasi juga bertujuan untuk dapat mengetahui areal mana yang
perlu dibersihkan dari gulma dan areal mana yang tidak perlu dibersihkan dari
gulma.
Pengendalian
gulma di perkebunan dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
pengendalian secara mekanis, kultur teknis, fisis, biologis, kimia dan terpadu.
Pada areal perkebunan kelapa sawit, umumnya pengendalian dilakukan secara
mekanis dan kimia. Sebelum melakukan pengendalian gulma, perlu diketahui
keadaan pertumbuhan gulma di lapangan melalui kegiatan identifikasi dan
penelitian gulma (weed assessment).
Pada
praktikum ini dilakukan pengendalian gulma secara manual dan penunasan tanaman
TBM. Areal yang dilakukan pengendalian yaitu piringan TBM kelapa sawit dengan
jari-jari 1 m. Alat yang diguanakan dalam mengendalikan gulma yaitu cangkul,
golok dan sabit, sedangkan dodos dugunakan untuk penunasan.
Terdapat
beberapa jenis gulma pada areal piringan. Jenis gulma tersebut diantaranya: Imperata
cylindrica (rumput), Penissetum polystachyon (rumput), Cynodon
dactylon (rumput) dan Borreria alata (daun lebar). Identifikasi
gulma pada pertanaman TBM kelapa sawit bertujuan untuk mengetahui tindakan
selanjutnya dalam melakukan pengendalian gulma. Apabila dilihat pada kriteria
area yang harus bebas ataupun boleh terdapat gulma, areal piringan merupakan
salah satu areal yang harus bebas dari gulma dan LCC. Namun, pada areal
praktikum ini, areal tersebut terdapat beberapa gulma baik jenis rumput ataupun
daun lebar. Oleh sebab itu pengendalian terhadap gulma harus dilakukan agar
penurunan produksi kelapa sawit pada saat TM nantinya tidak besar.
Gulma
pertanaman TBM ataupun TM kelapa sawit sangat merugikan. Beberapa kerugian yang
diakibatkan adanya gulma yaitu: pertumbuhan tanaman kelapa sawit muda terhambat
dan mengakibatkan peningkatan biaya pemeliharaan, produksi tandan buah segar
(TBS) menurut akibat adanya kompetisi, menyulitkan kegiatan operasional kebun
(pemupukan, pemanenan), ancaman bahaya kebakaran dan keberadaan gulma di
piringan atau yang menempel pada pokok sawit akan menyulitkan pengamatan jaatuhnya
berondolan sehingga terlambat panen.
Piringan
(circle weeding) yaitu daerah yang berada di sekitar pokok kelapa sawit
yang berbentuk lingkaran. Deameter masing-masing piringan berbeda, tergantung
dari umur tanaman. Tanaman umur 2-6 bulan lebar piringan jari-jari60 cm, 6-12
bulan lebar piringan jari-jari 75 cm, 12-24 bulan lebar piringan jari-jari 100
cm, 24-36 bulan lebar piringan jari-jari 100-125 cm, dan umur lebih dari 24
bulan lebar piringan jari-jari 200 cm. Tujuan adanya piringan pada pertanaman
kelapa sawit yaitu memudahkan proses pemanenan, memudahkan dalam pengutipan
brondolan dan perawatan tanaman dan mencegah adanya hama dan penyakit tanaman.
Oleh sebab itu, pada areal ini tidak boleh adanya gulma dan LCC (kriteria W0)
yang akan mengganggu kegiatan pemupukan, pemanenan dan dapat menjadi inang bagi
hama dan penyakit. Sedangkan untuk areal gawangan menerapkan kriteria W1 dan W2
untuk mengurangi kompetisi hara, air dan sinar matahari dengan tanaman kelapa
sawit, mempermudah kontrol pekerjaan dari satu gawangan ke gawangan lain, serta
menekan perkembangan populasi hama.
Umumnya
areal pertanaman kelapa sawit terletak di daerah curah hujan yang cukup tinggi.
Untuk mencegah aliran permukaan atau run off dan memperbesar daya
infiltrasi tanah maka digunakan teras. Salah satubentu teras diantaranya tapal
kuda. Fungsi teras ini yaitu meningkatkan daya simpan air, mempermudah
pemeliharaan, tempat menabur pupuk, dan mempermudah pemanenan. Teras tapal kuda
digunakan untuk daerah dengan kemiringan 8 derajat.
KESIMPULAN
Pemeliharaan TBM kelapa sawit meliputi beberapa hal, diantaranya pengendalian
gulma piringan dan penunasan pelepah. Tujuan dari pengendalian gulma pada
piringan diantaranya memudahkan proses pemanenan, memudahkan dalam pengutipan
brondolan dan perawatan tanaman dan mencegah adanya hama dan penyakit tanaman.
Jenis gulma yang terdapat pada piringan TBM kelapa sawit di KP Cikabayan adalah
Imperata cylindrica (alang-alang, golongan rumput), Pennisetum
polystachyon (rumput), Cynodon dactylon (rumput) dan Borreria
alata (daun lebar).
Pemeliharaan tanaman pada komoditas perkebunan yang bersifat tahunan,
biasanya dikelompokkan ke dalam tanaman belum menghasilkan/immature atau
disingkat (TBM) dan tanaman menghasilkan/mature disingkat (TM). TBM pada
kelapa sawit adalah masa sebelum panen (dimulai dari saat tanam sampai panen
pertama) yaitu berlangsung 30-36 bulan. Periode waktu TBM pada tanaman kelapa
sawit terdiri dari :
TBM 0 : menyatakan keadaan lahan sudah selesai dibuka, ditanami
kacangan penutup tanah dan kelapa sawit sudah ditanam pada tiap titik pancang.
TBM 1 : tanaman pada tahun ke I (0-12 bulan)
TBM 2 : tanaman pada tahun ke II (13-24 bulan)
TBM 3 : tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan)
Tujuan pemeliharaan TBM adalah
untuk mendapatkan tanaman yang sama dalam hal pertumbuhannya, produktif dan
berproduksi tinggi. Manfaat pemeliharaan TBM mengoptimalkan pertumbuhan
vegetatif tanaman sawit sebagai penujang pertumbuhan generatif yang berproduksi
tinggi.
Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit, sejak bibit sawit selesai
ditanam di lahan sampai tanaman mulai pertama kali berbunga yaitu:
0 komentar:
Posting Komentar