KGI-PALM KAMI MENGERTI NILAI HIDUP , PENYEDIA PALM OIL GO GREEN

Senin, 19 Januari 2015

Gulma

Latar Belakang
Kehadiran gulma di perkebunan kelapa sawit dapat menurunkan produksi karena terjadi persaingan dalam pengambilan air, unsur hara, sinar matahari, dan ruang tumbuh.  Keberadaan gulma pada areal piringan dapat menurunkan mutu produksi akibat kontaminasi bagian gulma, menjadi inang bagi tanaman, mengganggu pertumbuhan tanaman, mengganggu tata guna air, dan meningkatakan biaya pemeliharaan.  Pada areal pasar pikul, kehadiran gulma dapat mengganggu kelancaran transportasi TBS ke TPH dan upaya pemeliharaan lainnya.  Banyaknya gangguan yang dapat ditimbulkan oleh gulma menjadikan pengendalian gulma merupakan tindakan yang sangat penting dalam pengelolaan kelapa sawit.
Tujuan
            Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat memelihara kelapa sawit TBM 1-2 mencakup pengendalian dan menentukan jenis gulma di piringan pokok (circle weeding) kelapa sawit TBM 1-2.

 TINJAUAN PUSTAKA
            Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan penting penghasil minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Tanaman Sawit berasal dari Guinea (pantai barat Afrika). Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) termasuk dalam anggota famili Palmae yang merupakan golongan keras minyak nabati. Berdasarkan taksonominya, tanaman kelapa sawit termasuk dalam divisi Tracheophyta, kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledoneae, ordo Cocoideae, famili Palmae, subfamili Elaeis, spesies Elaeis guineensis (Corley, 1976).
Kelapa sawit termasuk tanaman berumah satu (monocious) yaitu tanaman yang memiliki bunga jantan dan bunga betina dalam satu tanaman. Kedua jenis bunga tersebut keluar dari ketiak pelepah daun dan berkembang secara terpisah. Bunga dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Tanaman kelapa sawit dapat dibagi menjadi bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif terdiri dari akar, batang dan daun, sedangkan bagian generatif adalah bunga dan buah (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2003).
Tanaman kelapa sawit dibedakan menjadi 2 fase. Fase tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Tanaman belum menghasilkan adalah tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan produksi secara maksimal. Tanaman TBM ini dibagi menjadi 3, yaitu (1) TBM 1 yaitu tanaman pada tahun ke I (0-12 bulan), (2) TBM 2 yaitu tanaman pada tahun ke II (13024 bulan), dan (3) TBM 3 yaitu tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan).  Masa TBM merupakan masa pemeliharaan yang banyak memerlukan tenaga dan biaya karena pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari pembukaan lahan dan persiapan tanaman, selain itu pada masa ini sangat menentukan keberhasilan masa TM. Pemeliharaan TBM kelapa sawit sejak ditanam hingga berproduksi pertama kali meliputi:
  1. Konsolidasi tanaman,
  2. Pemeliharaan jalan, benteng, teras, parit, dan lain-lain,
  3. Penyulaman,
  4. Pengendalian gulma
  5. Pemupukan,
  6. Pemeliharaan tanaman tanaman penutup tanah,
  7. Kastrasi/ablasi,
  8. Penyerbukan (polinasi),
  9. Pengendalian hama dan penyakit.
Kegiatan pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual dan atau kimia, namun di areal kelapa sawit biasanya pengendalian dilakukan secara kimia. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman pokok, yaitu kelpa sawit.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
            Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan dilakasanakan pada 18 Februari di Kebun Percobaan Cikabayan Atas.
Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain adalah cangkul (3 buah), sabit (2 buah), parang (1 buah), dodos (1 buah), dan ember (1 buah).  Bahan tanaman yang digunakan adalah tanaman kelapa sawit TBM 1-2.
Metode
            Membersihkan piringan kelapa sawit TBM dengan deameter 2 m dari gulma. Stelah melakukan bersih gulma di areal piringan, kemudian melakukan penunasan pelepah sawit yang menempel pada permukaan tanah dengan menggunakan dodos. Mencatat waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pembersihan gulma dan penunasan TBM kelapa sawit.

 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
HOK = jam penyelesaian x jumlah pekerja x 1 HOK/7 jam = 0.333 jam x 5 orang   x 1HOK/7 jam = 0.23 HK
Dalam melakukanpemeliharaan 5 tanaman sawit, dibutuhkan 0.23 HK. Populasi sawit 1 ha lahan adalah 136 tanaman, berarti untuk mengerjakan 1 ha oleh 5 orang pekerja dibutuhkan waktu selama 133/3 x 0.23 HK = 6.256 = 7 HK
Pembahasan
            Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengendalian gulma pada piringan TBM kelapa sawit cukup singkat. Hal ini terjadi karena peralatan yang digunakan cukup memadai untuk menunjang praktikum, yaitu 3 cangkul, 1 dodos, 1 golok dan 2 sabit.
Pengendalian gulma adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan secara intensif. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat kompetisi gulma terhadap tanaman pokok dalam pemanfaatan unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh serta memudahkan kontrol pekerjaan serta menekan populasi hama dan penyakit. Secara umum penurunan hasil tanaman akibat kehadiran gulma dapat mencapai 20-80% bila gulma tidak dikendalikan (Moenandir, 1985). Pada kegiatan pengendalian gulma, kriteria yang umum digunakan adalah: (1) W0, areal bersih gulma dan LCC, yaitu piringan dan jalan, (2) W1, murni LCC, pada gawangan sampai tahun ke-2 TM, dan (3) W2, areal hanya boleh tumbuh LCC dan rumput lunak. Tujuan dari adanya kriteria-kriteria ini adalah identifikasi juga bertujuan untuk dapat mengetahui areal mana yang perlu dibersihkan dari gulma dan areal mana yang tidak perlu dibersihkan dari gulma.
Pengendalian gulma di perkebunan dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya pengendalian secara mekanis, kultur teknis, fisis, biologis, kimia dan terpadu. Pada areal perkebunan kelapa sawit, umumnya pengendalian dilakukan secara mekanis dan kimia. Sebelum melakukan pengendalian gulma, perlu diketahui keadaan pertumbuhan gulma di lapangan melalui kegiatan identifikasi dan penelitian gulma (weed assessment).
Pada praktikum ini dilakukan pengendalian gulma secara manual dan penunasan tanaman TBM. Areal yang dilakukan pengendalian yaitu piringan TBM kelapa sawit dengan jari-jari 1 m. Alat yang diguanakan dalam mengendalikan gulma yaitu cangkul, golok dan sabit, sedangkan dodos dugunakan untuk penunasan.
Terdapat beberapa jenis gulma pada areal piringan. Jenis gulma tersebut diantaranya: Imperata cylindrica (rumput), Penissetum polystachyon (rumput), Cynodon dactylon (rumput) dan Borreria alata (daun lebar). Identifikasi gulma pada pertanaman TBM kelapa sawit bertujuan untuk mengetahui tindakan selanjutnya dalam melakukan pengendalian gulma. Apabila dilihat pada kriteria area yang harus bebas ataupun boleh terdapat gulma, areal piringan merupakan salah satu areal yang harus bebas dari gulma dan LCC. Namun, pada areal praktikum ini, areal tersebut terdapat beberapa gulma baik jenis rumput ataupun daun lebar. Oleh sebab itu pengendalian terhadap gulma harus dilakukan agar penurunan produksi kelapa sawit pada saat TM nantinya tidak besar.
Gulma pertanaman TBM ataupun TM kelapa sawit sangat merugikan. Beberapa kerugian yang diakibatkan adanya gulma yaitu: pertumbuhan tanaman kelapa sawit muda terhambat dan mengakibatkan peningkatan biaya pemeliharaan, produksi tandan buah segar (TBS) menurut akibat adanya kompetisi, menyulitkan kegiatan operasional kebun (pemupukan, pemanenan),  ancaman bahaya kebakaran dan keberadaan gulma di piringan atau yang menempel pada pokok sawit akan menyulitkan pengamatan jaatuhnya berondolan sehingga terlambat panen.
Piringan (circle weeding) yaitu daerah yang berada di sekitar pokok kelapa sawit yang berbentuk lingkaran. Deameter masing-masing piringan berbeda, tergantung dari umur tanaman. Tanaman umur 2-6 bulan lebar piringan jari-jari60 cm, 6-12 bulan lebar piringan jari-jari 75 cm, 12-24 bulan lebar piringan jari-jari 100 cm, 24-36 bulan lebar piringan jari-jari 100-125 cm, dan umur lebih dari 24 bulan lebar piringan jari-jari 200 cm. Tujuan adanya piringan pada pertanaman kelapa sawit yaitu memudahkan proses pemanenan, memudahkan dalam pengutipan brondolan dan perawatan tanaman dan mencegah adanya hama dan penyakit tanaman. Oleh sebab itu, pada areal ini tidak boleh adanya gulma dan LCC (kriteria W0) yang akan mengganggu kegiatan pemupukan, pemanenan dan dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit. Sedangkan untuk areal gawangan menerapkan kriteria W1 dan W2 untuk mengurangi kompetisi hara, air dan sinar matahari dengan tanaman kelapa sawit, mempermudah kontrol pekerjaan dari satu gawangan ke gawangan lain, serta menekan perkembangan populasi hama.
Umumnya areal pertanaman kelapa sawit terletak di daerah curah hujan yang cukup tinggi. Untuk mencegah aliran permukaan atau run off dan memperbesar daya infiltrasi tanah maka digunakan teras. Salah satubentu teras diantaranya tapal kuda. Fungsi teras ini yaitu meningkatkan daya simpan air, mempermudah pemeliharaan, tempat menabur pupuk, dan mempermudah pemanenan. Teras tapal kuda digunakan untuk daerah dengan kemiringan 8 derajat.
KESIMPULAN
            Pemeliharaan TBM kelapa sawit meliputi beberapa hal, diantaranya pengendalian gulma piringan dan penunasan pelepah. Tujuan dari pengendalian gulma pada piringan diantaranya memudahkan proses pemanenan, memudahkan dalam pengutipan brondolan dan perawatan tanaman dan mencegah adanya hama dan penyakit tanaman. Jenis gulma yang terdapat pada piringan TBM kelapa sawit di KP Cikabayan adalah Imperata cylindrica (alang-alang, golongan rumput), Pennisetum polystachyon (rumput), Cynodon dactylon (rumput) dan Borreria alata (daun lebar).
Pemeliharaan tanaman pada komoditas perkebunan yang bersifat tahunan, biasanya dikelompokkan ke dalam tanaman belum menghasilkan/immature atau disingkat (TBM) dan tanaman menghasilkan/mature disingkat (TM). TBM pada kelapa sawit adalah masa sebelum panen (dimulai dari saat tanam sampai panen pertama) yaitu berlangsung 30-36 bulan. Periode waktu TBM pada tanaman kelapa sawit terdiri dari :

TBM 0 :  menyatakan keadaan lahan sudah selesai dibuka, ditanami kacangan penutup tanah dan kelapa sawit sudah ditanam pada tiap titik pancang.
TBM 1 :  tanaman pada tahun ke I (0-12 bulan)
TBM 2 :  tanaman pada tahun ke II (13-24 bulan)
TBM 3 :  tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan)
Tujuan pemeliharaan TBM adalah untuk mendapatkan tanaman yang sama dalam hal pertumbuhannya, produktif dan berproduksi tinggi. Manfaat pemeliharaan TBM mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif tanaman sawit sebagai penujang pertumbuhan generatif yang berproduksi tinggi.
Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit, sejak bibit sawit selesai ditanam di lahan sampai  tanaman mulai pertama kali berbunga yaitu:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger