I. PENGERTIAN
Dalam
pengertian sehari-hari istilah pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki
kesuburan tanah.Sedang pemupukn adalah penambahan bahan tertentu kedalam tanah
agar tanah tersebut menjadi subur.
Oleh
karena itu pemupukan pada umumnya diartikan sebagai penambahan zat hara suatu
media tertentu untuk dipergunakan pada organisme tertentu dalam pertumbuhannya.
Dalam arti luas pemupukan sebenarnya adalah penambahan bahan lain yang dapat
memperbaiki sifat-sifat tanah
Dalam
arti luas yang dimaksud pupuk ialah suatu bahan yang digunakan untuk
mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi
pertumbuhan tanaman. Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian bahan kapur
dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin
bersama benih tanaman kacang-kacangan serta pemberian pembenah tanah (soil
conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Demikian pula pemberian
urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut.
Semua usaha tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian bahan kapur, legin,
pembenah tanah dan urea disebut pupuk.
Dalam
pengertian yang khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih
hara tanaman. Dengan pengertian ini, dari kegiatan yang disebutkan di atas
hanya urea yang dianggap pupuk karena bahan tersebut yang mengandung hara tanaman
yaitu nitrogen.
Pemupukan
merupakan salah satu faktor utama yang menentukan produktivitas tanaman.
Ketersediaan pupuk secara tepat dosis dan tepat waktu sering menjadi masalah
bagi pekebun kelapa sawit. Dalam hal ini pemakaian pupuk majemuk merupakan
salah satu alternatif untuk menjamin penyediaan seluruh hara
secara tepat waktu dan seimbang di dalam tanah.
Kelapa
sawit memerlukan pemupukan baik pada tahap pembibitan, tanaman belum
menghasilkan (TBM), maupun tanaman menghasilkan (TM). Tanaman kelapa sawit
memerlukan pupuk dalam jumlah yang tinggi, mengingat bahwa 1 ton TBS yang
dihasilkan setara dengan 6,3 kg Urea, 2,1 kg TSP, 7,3 kg MOP, dan 4,9 kg
Kiserit.
Tanaman
yang tidak dipupuk satu kali dapat berakibat penurunan produksi tanaman hingga
beberapa tahun. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemupukan dapat
meningkatkan produksi antara 6‐11% (Foot et al, 1987), 0‐35% (Gurmit,
1989), 5‐92% (Dolmat et al,1989). Beragamnya pengaruh pemupukan terhadap
produktivitas tanaman tersebut oleh beragamnya jenis tanah, umur tanaman,
kondisi iklim dan tingkat pengelolaan kultur teknis yang diterapkan oleh
pekebun.
Tanaman
menyerap unsur hara dari tanah dan udara. Hara yang diserap dari tanah berasal
dari tanah itu sendiri dan dari pupuk yang diaplikasikan. Beberapa hal yang
menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah: (1) Tanah tidak mampu menyediakan
unsur hara yang cukup bagi tanaman, (2) Tanaman kelapa sawit memerlukan hara
yang besar untuk tumbuh dan produksi tinggi, (3) Penggunaan varietas unggul
yang membutuhkan hara lebih besar, (4) Unsur hara yang terangkut berupa
produksi tidak seluruhnya dikembalikan ke tanah. Karena itu pemupukan mempunyai
tujuan agar tanaman mampu tumbuh normal dan produksi sesuai dengan potensinya,
serta untuk mempertahankan atau meningkatkan kesuburan tanah. Tingginya hara
yang terangkut oleh tanaman kelapa sawit, dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Bahan
pupuk selain mengandung hara tanaman umumnya mengandung bahan lain,
yaitu:
- Zat pembawa atau karier (carrier). Double superfosfat (DS): zat pembawanya adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P).
- Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran bahan lain dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (zwavelzuure amoniak) sering mengandung kotoran sekitar 3% berupa khlor, asam bebas (H2SO4) dan sebagainya.
- Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan maksud agar pupuk mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya berkurang, nilai higroskopisnya menjadi lebih rendah dan mungkin agar lebih menarik. Bahan yang digunakan untuk selaput berupa aspal, lilin, malam, wax dan sebagainya. Pupuk yang bermantel harganya lebih mahal dibandingkan tanpa mantel.
- Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya tinggi sering diberi filler agar ratio fertilizer nya dapat tepat sesuai dengan yang diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar lebih merata
Dalam
praktek perlu diketahui istilah-istilah khusus yang sering digunakan dalam
pupuk antara lain ialah:
- Mutu pupuk atau grade fertilizer artinya angka yang menunjukkan kadar hara tanaman utama (N,P, dan K) yang dikandung oleh pupuk yang dinyatakan dalam prosen N total, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk Rustika Yellow 15-10-12 berarti kadar N 15%, P2O5 10% dan K2O 12%.
- Perbandingan pupuk atau ratio fertilizer ialah perbandingan unsur N,P dan K yang dinyatakan dalam N total, P2O5 dan K2O merupakan penyederhanaan dari grade ferilizer. Misalnya grade fertilizer 16-12-20 berarti ratio fertilizernya 4:3:5.
- Mixed ferilizer atau pupuk campuk ialah pupuk yang berasal dari berbagai pupuk yang kemudian dicampur oleh pemakainya. Misalnya pupuk Urea, TSP dan KCl dicampur menjadi satu dengan perbandingan tertentu sesuai dengan mutu yang diinginkan. Hal ini berbeda dengan pupuk majemuk yaitu pupuk yang mempunyai dua atau lebih hara tanaman dibuat langsung dari pabriknya.
Gambar
Proses Hilangnya Pupuk
Gambar
Kebutuhan Pupuk pada Tanaman Sawit
II. JENIS
PUPUK
1.
Pupuk Tunggal Sintetis
Seperti
namanya pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering
disebut dengan pupuk buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan menjadi pupuk kimia
tunggal dan pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal hanya memiliki satu macam
hara, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki kandungan hara lengkap. Pupuk kimia
yang sering digunakan antara lain Urea dan ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan
SP-26 untuk hara P, Kcl atau MOP untuk hara K.
Kelebihan
nya :
- Mudah didapat dan harga lebih murah
- Kepastian dosis bisa lebih tepat sesuai rekomendasi yang dibutuhkan
- Kelarutan dalam tanah sangat cepat dan cepat diserap tanaman.
Kelemahannya
- Pupuk secara kelarutan cepat sehingga tingkat lossis ataupun kehilangan pupuk sangat tinggi contohnya tercuci, menguap (urea). Kondisi ini dipengaruhi terhadap applikasi pemberian pupuk (4 T) tepat waktu, tepat cara, tepat dosis dan tepat tempat. Sehingga kehilanggan dapat diperkecil.
- Pupuk tunggal juga dapat memperburuk sifat tanah seperti menimbulkan pengerasan ataupun peningkatan atom H dalam tanah (tetapi ini bisa dianulir dengan applikasi lain seperti tanam kacangan ataupun pemakaian organik suplement.
2.
Pupuk Majemuk ( semi sintetis NPK dll)
Pupuk
majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal. Komposisi
haranya bermacam-macam, tergantung produsen dan komoditasnya.
Pada
tanaman kelapa sawit, pupuk majemuk umumnya digunakan pada tahapan pembibitan
dan tanaman belum menghasilkan. Pupuk majemuk yang digunakan di pembibitan
adalah pupuk majemuk NPKMg dengan komposisi 15 15 6 4 dan 12 12 17 2
(Nitrogen N 12%, kandungan fosfor P 12%, kandungan kalium K 17% dan
kandungan magnesium Mg 2%. ) Pupuk majemuk biasa digunakan pada tanaman belum
menghasilkan (TBM). Pada usia TBM, sistem pertumbuhannya belum sempurna
sehingga akan lebih baik jika diberikan pupuk dengan kandungan nutrisi yang
komplit. Pupuk majemuk biasa digunakan pada tanah marginal seperti tanah
berpasir karena pupuk majemuk mempunyai kelarutan yang lambat dan tidak menguap
oleh panas. Selain itu pupuk majemuk mempunyai efisiensi pemupukan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pupuk tunggal. Pada berbagai jenis tanah efisiensi
pupuk majemuk ini tidak jauh berbeda.
Kelebihannya
:
- Pupuk slow reliase (tidak secara keseluruhan terurai sebab pupuk komposisi padan dengan bahan lainnya.
- Tidak merusak tanah bersinergis.
Kekurangannya
- Harga pupuk sangat mahal
- Ketepat dosis tidak bisa tercapai sebab setiap unsur seyawa hara terdapat dalam perbandingan yang berbeda.
- Kebutuhan pupuk tidak sama setiap unsurnya.
3.
Pupuk Organik
Pupuk
organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik atau alami.
Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk kandang,
kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano. Berdasarkan bentuknya pupuk
organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
Beberapa orang juga mengkelompokkan pupuk-pupuk yang ditambang seperti dolomit,
fosfat alam, kiserit, dan juga abu (yang kaya K) ke dalam golongan pupuk
organik. Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik misalnya adalah tepung
darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair antara lain adalah
compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan,
fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain.
Pupuk
organik memiliki kandungan hara yang lengkap. Bahkan di dalam pupuk organik
juga terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman,
seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain (sumber java
organik farm)
Selain
kandungan hara, pupuk organik juga mengandung senyawa-senyawa organik lain.
Meskipun kandungan haranya rendah tetapi kandungan senyawa-senyawa organik di
dalam kompos ini memiliki peranan yang lebih penting dari pada peranan hara
saja. Misalnya, asam humik dan asam fulvat. Kedua asam ini memiliki peranan
seperti hormon yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Kompos diketahui
dapat meningkatkan nilai KTK (kapasitas tukar kation) tanah. Artinya tanaman
akan lebih mudah menyerap unsur hara. Tanah yang diberi kompos juga menjadi
lebih gembur dan aerasi tanah menjadi lebih baik. Tanah yang diberi kompos
lebih banyak menyimpan air dan tidak mudah kering. Jika diamati lebih jauh,
aktivitas mikroba pada tanah yang diberi kompos akan lebih tinggi daripada
tanah yang tidak diberi kompos. Mikroba-mikroba ini memiliki peranan dalam
penyerapan unsur hara oleh tanaman. Pupuk Organiks seperti kompos dapat
memperbaiki sifat kimia, sifat fisik, dan sifat biologi tanah.
Intinya perbandingan unsur kimia pada
pupuk sintetis dan pupuk organik tidak semata mata pada nilai perbandingan
unsur kima nya saja, tetapi manfaat dari penggunaan pupuk organik adalah
peranan pupuk organik sebagai unsur peningkatkan nilai KTK (kapasitas Tukar
Kation) pada tanaman.
III. PERSIAPAN UMUM PEMUPUKAN
1. Mempersiapkan lapangan
yang akan dipupuk.
a. Piringan.
Piringan harus bersih dengan lebar yang
cukup (jari-jari 2 meter) dan tidak tergenang air.
b. Tunasan.
Blok yang akan dipupuk sebaiknya telah
ditunas (untuk tahun yang sedang berjalan).
c. Jadwal urutan
penaburan.
Dahulukan memupuk blok Tanaman Baru –
kemudian TBM – setrusnya TM menerima 2 kali penaburan – blok dengan pokok-pokok
kuning – baru TM yang satu kali menerima penaburan.
2. Mempersiapkan pengangkutan (
transport ).
Transport pupuk harus diatur sehari
sebelumnya agar pupuk pagi-pagi sudah ada di blok ( hubung traksi, gudang ).
Pengeceran pupuk di blok dari arah-arah transport harus diatur oleh petugas
yang terlatih untuk menunjukan lokasi penaburan dan menetapkan jumlah
kantongper tumpuk untuk setiap interval baris tertentu berdasarkan peta detail
blok atau angka sensus pohon. Kantong atau bungkusan pupuk harus ditumpuk
dipiringan dan tidak dibenarkan diletakan dipasar atau parit, sedangkan
interval pokok untuk pengeceran kantong masuk kedalam barisan tanaman adalah :
Berat
kantongan x 1 pokok
Dosis
3. Mempersiapkan keamanan.
- Keamanan pupuk yang telah diecer harus terjamin ( aman pencurian, pembuangan / menyembunyikan pupuk kegawangan atau parit ), untuk itu kerahkan centeng-centeng.
- Pupuk yang sudah diangkut kelapangan harus selesai ditaburkan seluruhnya pada hari tersebut.
4. Organisasi dan
pelaksanaan.
- Setiap hari hanya diperkenankan satu macam pupuk saja yang ditaburkan ditiap afdeling.
- Semua penabur harus yang sudah terlatih, terdiri dari satu mandoran wanita yang tetap untuk setiap afdeling. Sediakan jumlah tenaga yang pasti sesuai luas yang akan dipupuk.
- Sediakan takaran sesuai jumlah penabur, juga cangkol untuk mencacah ( khusus untuk area). Araah mencacah harus maju dan bukan mundur.
- Kantong – kantong diecer oleh penabur sendiri kedalam blok.
- Penaburan pupuk dimulai dari rintis tengah kepasar kebun.
5. Syarat Pemupukan
a. Jarak
tabur dari pohon :
·
Untuk
TB (Tanaman Baru ) dan TBM (Tanaman Belum Menghaslkan) jarak tabur pupuk
tergantung kepada perkembangan pohon ( lebarnya tajuk ). Tepatnya jalur penaburan
harus dibawah proyeksi ujung tajuk dengan jarak kira-kira :
·
TB
( 0 Tahun ) = 30 cm
·
TBM
( 1 – 3 Tahun ) = 0,5 – 1 meter.
·
TM
( > 4 Tahun ) = 2
meter.
b. Menurut sifatnya
cara penaburan pupuk diatur sebagai berikut :
A. PEMUPUKAN
PADA TBM
1. Rencana
Pemupukan
- Buat rencana pemupukan dengan mandor pupuk sebagai leadernya, mandor pemupukan dengan krani adeling membuat rencana pemupukan sesuai dengan pedoman RKAP dan RAB .
- Rencana meliputi :
- Blok yang akan dipupuk
- Jumlah kebutuhan pupuk/blok ( dosis x jml pohon)
- Permintaan kendaraan dan rencana tempat pengeceran pupuk.
2. Peralatan
- Bakul/ember untuk isi 10 kg
- Takaran : dari mangkuk plastik seperti bekas sabun atau yang lain.
- Kain gendong.
- Sarung tangan.
3. Pelaksanaan Pemupukan
Sebelum dipupuk
keadaan piringan harus sudah bersih/sudah digaruk.
- Sistem pemupukan dilakukan per jenis pupuk dan tidak dianjurkan mencampur pupuk terlebih dahulu.
- Upuk Urea, ZA, MOP (KCL) dan Kieserite, waktu penaburannya boleh berurutan.
- Pupuk RP/TSP dihindari agar tidak bercampur dengan ZA, dengan cara pemupukan RP/TSP dilaksanakan sesudah pemupukan ZA.
- ( HK/ha ) sbb :
§ Membuat RK,SPK,SPB :
0,04
§ Mengangkut pupuk :
0,18
§ Mengumpul goni : 0,04
§ Menabur : 0,30
- Pupuk diecer ke titik-titik pengeceran yang telah ditentukan.
- Sistem pemupukan adalah ancak giring, dimana pekerja digiring ke 1 blok hingga selesai, kemudian baru pindah ke blok lain.
- Pupuk ditabur dipiringan,1 orang penabur berjalan sekaligus 2 baris tanaman (1 gawangan ).
- Jarak penaburan dapat dipedomani sebagai berikut :
§ TBM 0 : 30-50 cm
§ TBM 1 : 50-100 cm
§ TBM 2 : 100-150 cm
§ TBM 3 : 150-200 cm
4. Dosis Pupuk
- Dosis pupuk pada TBM Kelapa Sawit.
Pemupukan
RP pada TBM
catatan : Pupuk ditabur pada
permukaan piringan pohon, dari pangkal pohon kearah pinggir piringan.
5. Penaburan Pupuk
Aplikasi
pemupukan padaTBM dilakukan dngan Pupuk ditabur pada permukaan piringan pohon,
dari pangkal pohon kearah pinggir piringan.
B . Pemupukan pada TM
1. Pendahuluan
Pemupukan
TM untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman guna menunjang pertumbuhan untuk
mencapai produksi yang optimal, serta ketahanan terhadap hama penyakit.
Pemupukan memerlukan biaya yang samgat besar, oleh karena itu pelaksanaannya
diperlukan perhatian dan pengawasan yang baik.Jenis dan dosis pupuk berdasarkan
pedoman dari kantor pusat atau Rekomendasi dari Balai Penelitian.
- Dasar penyusunan rekomondasi pemupukan mempertimbangkan :
- Hasil analisa tanah.
- Hasil analisa daun.
- Pengamatan pertumbuhan tanaman.
- Gejala-gejala kekurangan hara yang terjadi/terlihat dilapangan.
- Produksi yang dicapai TBS/ha/th.
- Realisasi pemupukan sebelumnya.
- Di tingkat kebun/afdeling yang perlu disiapkan adalah contoh daun kelapa sawit (diambil 1 kali/tahun) untuk di analisa di laboratorium.
- Sebagai pedoman umum, dosis pupuk TM dapat dilihat :
a. Penentuan dosis
pupuk.
Dosis pupuk ditentukan berdasarkan
pertimbangan hasil analisa daun,hasil penelitian, umur dan kondisi tanaman,
tanah, iklim, keseimbangan hara, efisiensi biaya, produksi yang telah
diperoleh, dan target produksi.
b. Soil sampling unit
( SSU ).
Soil sampling unit dilakukan setiap 3
tahun pada blok-blok LSU sebagai upaya untuk mengetahui perkembangan kadar hara
didalam tanah secara detail pada masing-masing blok, yang akan digunakan
sebagai pendukung rekomondasi pemupukan.
Contoh tanah diambil secara komposit
pada piringan, gawangan hidup, dan gawangan mati.
Kedalaman
pengembalian contoh :
- Tanah Mineral : 0 – 10 cm, 10 – 30 cm, dan 30- 60 cm.
- Tanah gambut : 0 – 15 cm, 15 – 30 cm, dan 30 – 60 cm.
c. Cara aplikasi.
Aplikasi pupuk pada TM dapat
dilakukan secara manual maupun mekanis dengan spreader dan pesawat.
2.
Tehnik Pemupukan
a. Pemupukan
secara manual.
·
Dilakukan
pada TM muda pada umur <7 tahun atau pada TM yang lebih tua yang tidak
dimungkinkan untuk dilakukan secara mekanis.
·
Pada
TM muda pupuk ditabur merata mulai batas luar piringan menuju kedalam dengan
lebar 1 meter.
·
Pada
TM remaja dan tua, pupuk ditabur melalui batas luar piringan ke arah luar
dengan lebar sebaran 1 meter.
·
Pupuk
posfat untukTM muda diberikan dipiringan, sedangkan pada TM remaja dan tua
diberikan pada tumpukan pelepah maupun diatas bahan organik.
·
Aplikasi
pupuk harus dilakukan dengan sistem untilan.
b. Pemupukan secara
mekanis dengan fertilizer spreader.
Penggunaan fertilizer spreader (FS)
sesuai pada areal TM yang datar sampai landai (kemiringan 0-5 derajat) dengan
umur tanaman > 6 tahun.
3. Tanda-tanda
Kekurangan Hara
Beberapa tanda/gejala visual kekurangan
hara dilapangan adalah :
- N Daun menguning, warna pucat terutama pada daun yang tua, daun muda tetap hijau .
- P Jarang bisa dilihat langsung secara jelas, bila sudah terjadi dalam waktu yang lama. Ukuran daun makin lama mengecil dan pertumbuhan tanaman kerdil. Bila ada vegetasi rumput/lalang, tulang daunnya berwarna keunguan.
- K Daun – daun tua menguning mulai dari ujungnya disertai bercak-bercak warna orange.
- Mg Jelas terlihat pada daun terutama yang terkena sinar matahari langsung. Warnanya menguning kemudian mengering dimulai dari pinggir helai daun terutama pada daun tua, jumlahnya terkadang sampai 1 lingkaran (8 daun).
- S Kebalikan dan kekurangan N. Pada kekurangan S yang menguning pucat adalah daun-daun muda sampai sebanyak 1-2 putaran daun (8-16 pelepah).
- B Daun muda tumbuhnya tidak normal seperti melingkar, ujung anak daun membentuk seperti kait atau menggulung, anak daun pada ujung pelepah seperti jarum.
Untuk
lebih jelas kekurangan Elemen Makro pada Bab Nutrisi
tanaman
4. Waktu Aplikasi
Pada situasi yang normal, semua hara
makro (N, P, K dan Mg) harus diberikan sebelum pemberian unsur mikro (B, Cu dan
Zn).
Pupuk diaplikasi pada saat kondisi lembab
yang umumnya pada awal dan akhir musim hujan.
Prakiraan priode akhir musim hujan
(aplikasi SM I) dan awal musim hujan (aplikasi SM II) berdasarkan data merata
curah hujan setiap wilayah
5.
Pedoman Umum Pemupukan
Merupakan pedoman secara umum, namun
demikian curah hujan di masing-masing kebun harus diperhatikan. Pada saat
curah hujan rendah dan musim kering, maka aplikasi pupuk harus mempertimbangkan
frekuensi curah hujan dengan ketentuan :
- Pemupukan harus dihentikan segera apabila 7 hari berturut-turut tidak terjadi hujan
- Pemupukan dapat dilanjutkan segera apabila terdapat minimal 2 hari hujan dengan curah hujan 25 mm atau 1 hari hujan dengan curah hujan 50 mm dalam kurun waktu 7 hari berturut-turut
- Pemupukan harus dihentikan kembali apabila : Untuk urea, segera bila tidak ada hujan dalam 3 hari berturut-turut, Untuk pupuk MOP, Kieserite, pupuk mikro segera setelah 7 hari berturut-turut tidak hujan
Catatan :
Pupuk Rock phosphate, super phosphat,
dan super dolomite dapat diaplikasikan karena tidak terjadi penguapan.
Waktu aplikasi
pupuk yang saling antagonis
a. Pupuk
ammonium (N) dan pupuk alkalis
Pupuk ammonium seperti urea, ammonium
sulphate, ammonium chloride, dan ammonium nitrate harus diaplikasi sekitar 4
minggu sebelum aplikasi pupuk alkalis seperti super dolomite maupun TSP.
Aplikasi secara bersamaan dari pupuk
ini pada tempat yang sama akan mengakibatkan hilangnya nitrogen karena
penguapan. Interval pemupukan tidak diperlukan jika pemberian ammonium dan
alkalis tidak diaplikasi pada tempat yang sama seperti pada areal piringan dan
gawangan mati yang sudah terpisah dan tidak akan mengakibatkan antagonis.
b. Pupuk
potassium (K) dan magnesium (Mg)
Pupuk potassium seperti muriate of
potash (MOP/KCL) dan sulphate of potash (ZK) tidak bisa diaplikasi secara
bersamaan dengan pupuk magnesium seperti kieserite dan super dolomite karena
adanya pengaruh yang antagonis antara K dan Mg serta antara K Ca (kalsium dalam
bentuk kapur pertanian/kaptan). Untuk mengurangi pengaruh antagonis pupuk ini
diperlukan waktu sekitar 3 minggu. Apabila memungkinkan, pupuk K harus
diberikan terlebih dahulu
6. Frekuensi Pemupukan
a. Nitrogen (N)
dan Potassium (K)
Umumnya dua kali aplikasi per tahun.
Jarak minimum antara aplikasi tidak kurang dari 2 bulan. Pada tanah pasir
umumnya tiga kali aplikasi per tahun
b. Phosphorus
(P), Magnesium (Mg), copper (Cu) dan boron (B)
Diberikan sesuai dengan rekomendasi
pemupukan. Pada kondisi tertentu, frekuensi tidak mengikuti situasi normal.
C. PENGGUNAAN BY – PRODUCT PKS
1. Tandan Kosong
Sawit (TKS)
a.
Aplikasi
Tandan kosong merupakan produk samping
(by-product) yang dihasilkan PKS dalam bentuk padatan sekitar 21% dari TBS yang
di olah.
Manfaat
:
- Manfaat dari aspek kimia tanah, sumber hara tanaman dan bahan organik tanah
- Manfaat dari aspek biologi tanah, media tumbuh bagi mikroganisme mampu merangsang pertumbuhan akar-akar baru tanaman
- Manfaat fisik tanah, media konservasi tanah guna mencegah resiko erosi dan meningkatkan kemampuan menyimpan air tanah (water holding capacity)
b. Dosis dan
frekuensi
Dosis
aplikasi TKS pada TBM dan TM :
- Pada TBM dosis rekomondasi per pohon per tahun sebesar 200 kg TKS dan ditambahkan pupuk 500 g urea diatas TKS segera setelah aplikasi dilakukan. Aplikasi harus dilakukan satu lapis disekitar piringan tanaman mulai sekitar 30 cm dari pangkal batang kelapa sawit.
- Pada TM dosis aplikasi TKS dan pupuk organik tambahan dibedakan bardasarkan kondisi tanahnya.
Dosis
dan frekuensi TKS dan pupuk nitrogen serta fospat
Keterangan
Pada lokasi yang direkomendasikan pupuk
RP. Apabila tanaman berumur <7 tahun maka
·
Jika
merupakan areal baru, RP dikonversi dengan TSP
·
Jika
merupakan areal replanting, konversi RP ke TSP disesuaikan dengan kadar P didaun
·
S
= Pasir, SL = Lempung berpasir, SCIL = Lepung liat berpasir, Ci = liat
·
Dosis
pupuk tambahan Mg, B, dan CU sesuai dengan rekomendasi
c. Cara aplikasi
Cara aplikasi dilakukan di gawangan
hidup dengan memperhatikan kegiatan operasional dilapangan (misal panen) dan
tidak menimbulkan pengurangan negatif bagi kelapa sawit
Secara
Manual :
- Aplikasi didistribusikan pada areal yang tidak dapat dilakukan secara mekanis
- TKS didistribusikan di pinggiran MR atau CR menggunakan truk atau traktor tanpa menyumbat saluran drainase atau parit
- TKS diaplikasikan pada bahu kiri dan kanan jalan rintis atau di antara pohon setebal satu lapis, mulai dari tengah blok
- Pupuk urea diaplikasikan merata di atas TKS paling lambat satu minggu setelah penaburan TKS sesuai dengan dosisnya
- Aplikasi pupuk urea bertujuan untuk menambah hara nitrogen tanaman dan untuk menurunkan nisbah C/N TKS yang diaplikasikan agar dapat terdekomposisi dengan baik
- Pupuk fosfat (RP/TSP/DAP) diaplikasikan merata di atas TKS sesuai dengan dosisnya. Aplikasi pupuk fosfat bertujuan untuk menambah hara P dalam tanah
Secara
Mekanis :
- Aplikasi TKS pada areal yang bertopografi datar sampai landai dilakukan secara mekanis dengan menggunakan empty bunch spreader (EBS)
- TKS dimuat ke dalam EBS yang berkapasitas 7,0 ton dengan wheel loader atau crane graple. Selanjutnya EBS ditarik dengan traktor 4-WD (85 HP) ke lapangan
- TKS diecer dengan EBS sepanjang jalan rintis sesuai dengan dosis rekomendasi, dimulai dari CR menuju ke dalam blok
- Seorang mandor ditugaskan mencatat jumlah TKS yang telah di aplikasi dan mengawasi pelaksanaannya.
- TKS yang diecer dengan EBS yang masih berupa tumpukan harus diratakan menjadi satu lapis secara manual
- Pupuk urea dan fosfat diaplikasikan merata secara manual di atas TKS sesuai dengan dosisnya
d. Waktu Aplikasi :
- Tandan kosong harus telah diaplikasi dalam kurun waktu 6 hari ke lapangan untuk mengurangi kehilangan haranya. Kandungan unsur hara di TKS cepat merosot/menurun pada penumpukan yang lambat waktu diaplikasi, akibatnya manfaat menggunakan TKS tidak tercapai (maksimal)
2. Aplikasi Kompos dari Tandan Kosong
Kompos merupakan pemanfaatan lain dari
tandan kosong setelah melalui proses dekomposisi sehingga terjadi penurunan
bobot dan volume dari tandan kosong tanpa mengurangi potensi hara yang
terkandung di dalamnya. Kompos yang dihasilkan sekitar 20% dari TKS. Setiap
periode produksi kompos harus dilakukan sampling terhadap kompos yang sudah
matang dan harus dianalisa kadar nutrisinya.
a. Dosis Aplikasi
Dosis
rekomendasi per pohon
- Semester I : 35 kg kompos + 1,0 kg RP
- Semester II : 35 kg kompos
b. Cara Aplikasi :
- Kompos yang sudah matang dimuat dengan Dump-Truck lalu ditimbang di PKS dan diecer di CR serta MR
- Kompos diaplikasikan secara manual dengan diletakkan di antara dua pohon dalam barisan searah jalan rintis
- Pupuk RP diaplikasikan merata di atas kompos sesuai dengan dosisnya yang bertujuan untuk menambah hara phosphorus dalam tanah
- Seorang mandor bertanggung jawab atas distribusi kompos dan pengawasan aplikasinya.
c. Waktu Aplikasi :
- Kompos yang sudah matang harus segera diaplikasi ke lapang untuk mengurangi kehilangan haranya.
3. Aplikasi Abu Tandan
Abu tandan yang dihasilkan ± 0,3% dari
TBS. Abu tandan adalah produk akhir dari proses pembakaran tandan kosong di
dalam incenerator, bersifat alkalis dan memiliki potensi hara yang tinggi,
terutama unsur Kalium. Setiap bulan abu tandan harus dianalisa kandungan
haranya.
Manfaat :
Sumber hara tanaman dan dapat
meningkatkan pH tanah karena sifatnya yang alkalis (manfaat kimia tanah)
a. Dosis dan
Frekwensi
Dosisi abu tandan (pada kadar air 11%)
yang direkomendasikan adalah 2 kali berat dari dosis pupuk MOP yang dianjurkan.
Aplikasi dilakukan 1 kali setahun, secara bergiliran antara semester 1 dan
semester 2 dengan pupuk MOP dan abu tandan
b. Cara Aplikasi
Abu tandan yang telah dimasukkan ke
dalam karung diangkut ke lapangan untuk ditabur merata secara manual di luar
piringan. Pekerja sebaiknya menggunakan sarung tangan dan masker
c. Waktu
Aplikasi
Abu tandan diaplikasi sesuai dengan
jadwal rekomendasi pemupukan anorganik
4. Aplikasi Limbah Cair PKS (LCPKS)
Limbah cair PKS dihasilkan ± 55% dari
TBS yang diolah. LCPKS merupakan produk samping yang dihasilkan PKS dalam
bentuk cairan.
Limbah cair PKS yang dimanfaatkan untuk
aplikasi di lapangan adalah LCPKS yang sudah mendapat perlakuan di dalam kolam
instalasi pengolahan air limbah – digest effluent bukan LCPKS yang masih mentah
(raw effluent).
Manfaat
:
- Manfaat ditinjau dari aspek kimia tanah sebagai sumber hara tanaman, air dan bahan organik tanah
- Manfaat ditinjau dari aspek biologi tanah sebagai media tumbuh bagi mikroorganisme pengurai di dalam tanah
a. Dosis dan Frekwensi
- Dosis rekomendasi per ha per tahun adalah 375 m3 atau 125 m3/ha/rotasi x 3 rotasi
- Dosis 750 m3 per ha per tahun atau 250 m3/ha/rotasi x 3 rotasi digunakan pada :
·
- Areal LA lama yang tidak ada lagi lokasi untuk pengembangan
- Areal LA baru yang tidak memungkinkan dilakukan aplikasi secara luas karena sebagian areal lainnya adalah tanah berpasir atau tanah dengan porositas tinggi atau berlubang
- Semua dosis rekomendasi diaplikasikan 3 kali setahun atau 4 bulan sekali
b. Cara aplikasi :
- Limbah cair PKS diaplikasikan di tanah mineral non pasir yang bertopografi datar hingga agak bergelombang. Tanah pasir serta gambut tidak direkomendasikan
- Areal aplikasi harus memiliki kedalaman air tanah > 75 cm dari permukaan tanah
- Blok-blok yang banyak dilalui oleh parit dan sungai serta rendahan tidak rekomendasikan untuk diaplikasi limbah cair
- Limbah cair PKS dialirkan melalui pipa utama dan pipa distribusi kedalam blok-blok yang sudah ditentukan
- Seorang mandor bertugas mengelola aplikasi limbah cair dan mengkomunikasikan waktu aplikasi dengan operator mesin pompa di PKS
- Aplikasi limbah cair PKS dilakukan secara jalur perjalur didalam blok dibawah pengawasan seorang pekerja. Apabila menggunakan sistem gravitasi maka harus dipastikan bahwa flatbad terjauh telah teraplikasi
- Pada saat barsamaan dapat dilakukan aplikasi beberapa jalur bergantung kepada jarak dan tekanan air yang keluar dari pipa distribusi. Tekanan yang terlalu besar harus dikurangi dengan cara membuka jalur aplikasi lainnya agar pipa distribusi tidak pecah, sebaliknya apabila tekanan terlalu kecil maka aplikasi hanya dikerjakan pada jalur-jalur yang berdekatan saja untuk meningkatkan prestasi aplikasi yang diperoleh
- Lamanya jam operasi bergantung kepada debitnya yang keluar dari pipa distribusi yang ditentukan oleh jarak kapasitas pompa
- Aplikasi pada flatbad yang berdekatan dengan badan air seperti parit dan sungai harus dilakukan secara hati-hati. Beberapa hal yang harus diperhatikan :
- Menaikkan tanggul pembatas pada flatbad yang berdekatan dengan badan air Memastikan bahwa masih ada jarak atau sisa tempat didalam flatbad yang tidak terisi dengan limbah cair sebagai cadangan apabila turun hujan dengan intensitas yang tinggi.
- Setelah aplikasi seluruh peralatan pedukung putaran kran air harus dilepas dan disimpan di tempat yang aman.
c. Waktu Aplkasi :
Limbah
cair diaplikasikan sesuai dengan jadwal rekomendasi dengan memperhatikan batas
ketinggian maksimum di dalam flatbad sekitar 10 cm
0 komentar:
Posting Komentar