Pemupukan Kelapa Sawit (Tiga)
Jenis Dan Sifat Pupuk
Sumber Hara
- Tanah
- Residu tanaman : Pelepah, Tandan Kelapa Sawit, Abu janjang, Limbah cair dan kacangan penutup tanah.
- Pupuk An-Organik : Tunggal, Campur, Majemuk, Majemuk khusus
Pupuk An-Organik
- Pupuk tunggal : Mengandung satu hara utama, tidak terlalu mahal per kg hara, mahal dibiaya kerja, mudah diberikan sesuai rekomendasi.
- Pupuk Campur : Campuran beberapa pupuk tunggal secara manual, sekali aplikasi, tidak semua pupuk dapat dicampur, keseragaman campuran beragam, sulit untuk diterapkan untuk tanaman menghasilkan.
- Pupuk Majemuk : Satu formulasi mengandung beberapa hara utama, sekali aplikasi, mudah disimpan, biaya aplikasi murah.
- Pupuk Majemuk Khusus : Pupuk majemuk yang dibuat secara khusus, seperti dalam bentuk tablet atau pelet
Sifat Pupuk
Sifat pupuk sangat beragam sehingga pemilihan pupuk hendaknya mengacu pada Standar Nasional Indonesia ( SNI ) yang telah ada.
Sifat pupuk sangat beragam sehingga pemilihan pupuk hendaknya mengacu pada Standar Nasional Indonesia ( SNI ) yang telah ada.
Sumber Hara
|
Hara Utama
|
N
|
P2O5
|
K2O
|
MgO
|
CaO
|
B
|
Cu
|
S
|
Cl
|
1. Pupuk Tunggal
|
||||||||||
- Urea
|
N
|
46
|
||||||||
- Ammonium Nitrat (AN)
|
N
|
35
|
||||||||
- Sulphate of Ammonia (SOA – ZA)
|
N, S
|
21
|
24
|
|||||||
- Rock Phosphate (RP)
|
P, Ca
|
30
|
45
|
|||||||
- Triple Super Phosphate (TSP)
|
P, Ca
|
46
|
20
|
|||||||
- Single Super Phosphate (SSP)
|
P, Ca, S
|
18
|
25
|
11
|
||||||
- Muriate of Potash (MOP – KCl)
|
K, Cl
|
60
|
35
|
|||||||
- Sulphate of Potash (SOP-ZK)
|
K, S
|
50
|
17
|
|||||||
- Kieserite
|
Mg, S
|
27
|
23
|
|||||||
- Dolomit
|
Mg, Ca
|
22
|
30
|
|||||||
- Sulfur
|
S
|
97
|
||||||||
- Borate
|
B
|
11
|
||||||||
- Copper Sulphate (CuSO4.H2O)
|
Cu
|
25
|
13
|
|||||||
- Langbeinite
|
K, Mg, S
|
22
|
18
|
22
|
||||||
2. Pupuk Majemuk
|
||||||||||
- Diammonium Phosphate (DAP)
|
N, P
|
18
|
46
|
|||||||
- NPK (12-12-17-2)
|
N,P,K,Mg
|
12
|
12
|
17
|
2
|
|||||
- NPK (15-15-6-4)
|
N,P,K,Mg
|
15
|
15
|
6
|
4
|
|||||
- NPK (15-15-15)
|
N,P,K
|
15
|
15
|
16
|
||||||
3. Sisa – sisa Tanaman
|
||||||||||
- Abu tandan kosong
|
K, Mg, Ca
|
4
|
40
|
6
|
5
|
|||||
- Tandan kosong
|
N, K
|
< 1
|
0,1
|
1,2
|
0,1
|
0,1
|
||||
- Pelepah hasil tunasan
|
N, P, K
|
0,5
|
0,1
|
0,8
|
0,1
|
0,1
|
||||
- Limbah cair PKS
|
N, K, Mg
|
0,4
|
0,2
|
1,3
|
0,4
|
Karakteristik
Pupuk Urea dan ZA
|
||
Keterangan
|
Jenis Pupuk
|
|
Urea
|
Z A
|
|
Kadar N (%)
|
42 – 46
|
21
|
Hara lain (%)
|
–
|
24 % S
|
Kelarutan dalam air (gr/ltr)
|
1.030
|
750
|
Reaksi
|
agak masam
|
masam
|
Higroskopisitas
|
tinggi
|
kurang
|
Pencucian/penguapan
|
tinggi
|
sedang
|
Ketersediaan
|
mudah
|
mudah
|
Dosis standar (kg/phn/thn) (umur 9 – 13 thn)
|
2,75
|
4,5
|
Karakteristik Pupuk Phosphate
|
||||||||
Keterangan
|
Jenis Pupuk
|
|||||||
RP-Gafsa
|
RP-Maroco
|
CIRP
|
TSP
|
SP-36
|
||||
P2O5
(larut asam sitrat 2 %) |
26,7
|
33,1
|
28
|
46
|
36
|
|||
Hara Lain : - CaO (%)
- Al2O3 + Fe2O3 (%) - S (%) |
49,8
0,2 - |
48,2
0,18 - |
35,7
9,3 - |
18,3
0 - |
-
- 5 |
|||
Kelarutan dalam air
( gr/ltr ) |
0,125
|
–
|
–
|
> 99
|
–
|
|||
Reaksi
|
Netral – basa
|
Netral – basa
|
Netral – basa
|
Masam
|
Agak masam
|
|||
Higroskopisitas
|
–
|
–
|
–
|
–
|
–
|
|||
Kehalusan :
|
63
91 |
29
80 |
60
99 |
-
- |
-
- |
|||
Ketersediaan
|
Mudah
|
Mudah
|
Mudah
|
Tidak tersedia
|
Mudah
|
|||
Dosis standar (kg/phn/thn) (umur 9 – 13 thn)
|
-
|
-
|
-
|
1,75
|
2,25
|
Karakteristik Pupuk ZK dan KCl/MOP
|
||
Keterangan
|
Jenis Pupuk
|
|
ZK
|
MOP/KCl
|
|
Kadar K2O (%)
|
49 – 53
|
21
|
Hara lain (%)
|
18 % S
|
47 % Cl
|
Kelarutan dalam air
|
larut
|
larut
|
Reaksi
|
netral
|
netral
|
Higroskopisitas
|
–
|
–
|
Ketersediaan
|
mudah
|
mudah
|
Dosis standar (kg/phn/thn) (umur 9 – 13 thn)
|
-
|
2,25
|
Karakteristik Pupuk Magnesium
|
|||
Keterangan
|
Jenis Pupuk
|
||
Kieserite
|
Dolomit
|
Dolomit – Lokal
|
|
Kadar MgO (%)
|
27
|
18 – 22
|
2,9 – 37,7
|
Hara lain (%)
|
22 % S
|
40 % CaO
|
0,9 – 48 % CaO 0,04
– 4,21 % Fe2O3
35 – 45 % SiO2 |
Kelarutan dalam air
|
Agak sukar
|
sukar
|
–
|
Reaksi
|
Agak masam
|
Basa
|
–
|
Higroskopisitas
|
–
|
–
|
–
|
Kehalusan
|
-
|
Bervariasi > 95
% (mesh 100)
|
Bervariasi > 90
% (mesh 80)
|
Ketersediaan
|
mudah
|
mudah
|
mudah
|
Dosis standar (kg/phn/thn) (umur 9 – 13 thn)
|
1,5
|
2 – 2,5
|
–
|
Pencampuran Beberapa Jenis Pupuk
Urea
|
Z A
|
R P
|
SP-36
|
ZK
|
MOP
|
Kieserite
|
Dolomit
|
|
Urea
|
a
|
N
|
a
|
a
|
a
|
N
|
||
Z A
|
N
|
a
|
N
|
x
|
x
|
a
|
||
R P
|
a
|
|||||||
SP-36
|
a
|
N
|
a
|
x
|
a
|
N
|
||
ZK
|
a
|
x
|
x
|
a
|
a
|
a
|
||
MOP
|
a
|
x
|
a
|
a
|
a
|
a
|
||
Kieserite
|
a
|
|||||||
Dolomit
|
N
|
a
|
N
|
a
|
a
|
a
|
||
Keterangan :
|
Waktu Dan Frekwensi Pemupukan
Waktu Pemupukan
- Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60 mm/bulan. Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.
- Pupuk Dolomit dan Rock Phosphate diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP (KCl) dan rea/Z A.
- Jarak waktu penaburan Dolomit/Rock Phosphate dengan Urea/Z A minimal 2 minggu.
- Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu 2 (dua) bulan.
Frekwensi Pemupukan
- Pemupukan dilakukan 2 – 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur – kondisi tanaman.
- Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekwensi yang lebih banyak.
- Frekwensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggu kegiatan kebun lainnya
Cara Pemupukan
- Pemupukan dilakukan dengan sistem tebar dan sistem benam (Pocket)
- Pada sistem pocket, pupuk diberikan pada 4 – 6 lubang pada piringan disekeliling pohon. Kemudian lubang ditutup kembali. Sistem pocket disarankan pada areal rendahan, areal perengan ataupun pada tanah pasiran yang mudah tercuci/tererosi.
- Pada tapak kuda, 75 % pupuk diberikan pada areal dekat tebing. Untuk mengurangi pencucian, pupuk ini sebaiknya diaplikasikan dengan sistem pocket.
Berdasarkan alat yang digunakan, Pemupukan dapat dilakukan
secara manual, mekanis, maupun dengan Pesawat terbang.
- Pemupukan manual paling umum dan mudah dilakukan.
- Pemupukan mekanis menggunakan alat (traktor) penebar pupuk untuk areal yang relatif rata. Cara ini banyak diterapkan karena sulitnya memperoleh tenaga kerja pemupuk
- Aerial spraying sesuai untuk aplikasi pupuk padaareal yang sulit terjangkau dan daerah yangsulit memperoleh tenaga kerja.
Pada areal
perengan seperti ini aplikasi pupuk perlu dilakukan dengan sistem pocket
|
|
Cara Pemupukan Kelapa Sawit yang Baik![]() Metode pemupukan sawit
Dosis Pemupukan
Berikut adalah tabel dosis pemupukan menggunakan metode
pemupukan biotrent cair dan pupuk kimia
Tempat penyebaran pupuk sawit
Oke
selanjutnya kita akan melihat tempat menyebaran pupuk atau lokasi yang
dipilih sebagai tempat untuk melakukan pemupukan kelapa sawit adalah sebagai
berikut:
Cara praktis memupuk sawit
|
|
PEMELIHARAAN TANAMAN
Pemiharaan tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan
menentukan masa produktif tanaman. Pemeliharan tidak hanya ditujukan pada
tanaman tetapi juga pada media tanam (tanah). Pemeliharaan tanaman kelapa sawit
yang belum menghasilkan (TBM) dan yang sudah menghasilkan (TM) relatif memiliki
perbebedaan dalam beberapa hal.
Pemeliharaan TBM Kelapa Sawit
- Perawatan tanaman penutup tanah.
Sekitar 3 - 4 minggu setelah tanam, pertumbuhan tanaman penutup tanah
mulai terlihat. Inilah saatnya penyisipan legume cover crop di
tempat - tempat yang pertumbuhannya kurang baik atau bahkan tidak tumbuh. Untuk
mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang murni 100 %, perawatan rutin
harus dilakukan selama enam bulan yang dihitung sejak ditanam dan untuk
selanjutnya rutinitas perawatan dapat dikurangi secara bertahap. Hal pertama
yang dilakukan adalah pengendalian gulmas secara menyeluruh diantara gawangan
kelapa sawit. Hal tersebut dilakukan karena gulma akan tumbuh bersama - sama
dengan tanaman penutup tanah. Sehingga penyiangan gulma sebaiknya dilakukan
secara manual. Namun, pengendalian secara kimia pun masih dapat dilakukan..
Untuk memicu pertumbuhan LLC, tetap diperlukan pemupukan organik maupun
anorganik. LCC juga tidak lepas dari serangan hama. Terdapat dua jenis hama
yaitu hama acute seranganya hanya terjadi pada waktu - waktu tertentu ( seperti
Ulat Jengkal ) dan hama chronic yang serangannya akan berlangsung terus
menerus.(seperti kumbang). Pengendalian hama dapat dilakukan secara
manual, mekanis dan kimia. Cara manual dengan mengutip langsung, hal ini dapat
dilakukan jika populasi hama masih sedikit. Secara mekanis dengan memasang
lampu sebagai alat perangkap. Secara kimia dengan menyemprotkan pestisida. Hal
ini dilakukan jikak populasi hama telah memasuki ambang batas ekonomi.
2. Perawatan Piringan Tanaman
Pada masa TBM I-III, pelepah tanaman yang terendah masih sangat dekat dengan
permukaan tanah sehingga penyiangan peringan sebaiknya dilakukan secara manua
menggunkan sabit atau arit. Adapun lebar radius (jari - jari) piringan yang
akan disiangi tergantung umur tanaman dan lingkaran pertumbuhan tajuk kelapa
sawit.
- Pada TBM I, radius piringan harus dibuka 1 meter dari pangkal batang.
- Pada TBM II, radius piringan harus dibuka 1,5 m dari pangkal batang.
- Pada TBM III, radius piringan harus dibuka 2 m dari pangkal batang.
- Khusus lahan gambut, radius piringan yang dibuka pada TBM I-III harus ditambahkan 50 cm dari ketentuan diatas karena lahan gambut mengandungn banyak bahan organik sehingga pertumbuhan gulma dan tanaman penutup lebih cepat.
Rotsai penyiangan piringan pun berbeda - beda, tergantung umur tanaman
kelapa tidur, yaitu sebagai berikut.
- Pada TBM I, untuk tanah gambut rotasi penyiangan piringan dapat dilakukan sebulan sekali; sedangkan untuk tanah mineral dapat dilakukan dua bulan sekali.
- Pada TBM II , untuk tanah gambut rotasi penyiangan piringan dilakukan 1,5 bulan sekali; sedangkan untuk tanha mineral dapat dilakukan 2,5 bulan sekali.
- Pada TBM III, untuk tanah gambut 2 bulan sekali ; sedangkan untuk tanah mineral 3 bulan sekali
Ketentuan tidak mengikat karena rotasi penyiangan piringan dapat disesuaikan
dengan kecepatan pertumbuhan gulma.
3.
Pembukaan dan Perawatan Pasar Kontrol dan Pasar Pikul
Pasar kontrol berfungsi untuk memudahkan tenaga kerja dan tenaga pengontrolan
dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada masa TBM I, pasar kontrol dapat di buat
dengan perbandingan 8:1, artinya, untuk setiap delapan baris tanaman akan
terdapat satu jalur pasar kontrol. Pada masa TBM II, tanaman akan semakin besar
maka angka perbandingan menjadi 4 : 1, dan 2:1 untuk TBM III karena tanaman
tumbuh semakin besar lagi.
Pasar kontrol dan pasar pikul yang dibuat harus mengikuti arah - utara selatan
agar sejajar dengan jalan utama dan barisan tanaman serta tegak lurus terhadap
jalan koleksi.Pembukaan pasar pikul dan pasar kontrol dapat dilakukan secara
manual dengan arit, sabit atau parang dan untuk perawatan pada tahap
selanjutnya dapat digunakan herbisida kimia.
Penyemprotan areal pada masa TBM, yaitu pada saat tanaman masih belum rimbun
dan berkecepatan angin cukup tinggi, sebaiknya menggunakan knapsack sprayer karena
alat semprot ini memilik berbagai jenis nozel yang dapat
menghasilkan butiran semprot yang lebih besar. Penyemprotan sebaiknya dilakukan
antara jam 7 pagi sampai jam 11 pagi. Rotasi perawatan masa kontrol untuk TBM
dapat dilakukan dua bulan sekali pada areal dengan tanah bergambut atau rawa,
sedangkan dengan tanah mineral dilakukan tiga bulan sekali.
4.
Pemupukan Tanaman
Salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan berpengaruh
terhadap meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman
menjadi lebih stabil seta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serang
penyakit dan iklim yang merugikan. Pemupukan juga bermanfaat melengkapi
ketersediaan unsur hara di dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman.
0 komentar:
Posting Komentar