Kelapa sawit tergolong
tanaman kuat. Walaupun begitu tanaman ini juga tidak luput dari serangan hama dan penyakit, baik yang kurang maupun
yang membahayakan. Sebagian besar hama yang menyerang adalah
golongan insekta atau serangga. Tetapi ada beberapa jenis hewan dari kelompok
mamalia yang bisa menyebabkan kerugian tidak sedikit pada perkebunan kelapa
sawit. Sedangkan penyakit yang menyerang kelapa sawit, disebabakan
oleh beberapa mikroorganisme antara lain jamur, bakteri, dan virus.
Tindakan pemberantasan/pencegahan
dari penyakit dan hama tanaman sawit pada prinsipnya dapat
dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
Secara fisik/mekanis
Beberapa usaha yang dapat
dilakukan antara lain pengambilan/pengumpulan hama dan penyakit secara
fisik/mekanis, pembongkaran dan pembakaran tanaman yang terserang.
Pembersihan kebun, gropyokan dan lain-lain.
Secara biologis
Dengan menggunakan
binatang/organism lain sebagai musuhnya, yaitu :
- Parasit : makhluk hidup/organism yang hidupnya tergantung pada makhluk hidup/orgainisme lain, seperti hama, serangga, binatang perusak dan
- Predator : makhluh hidup atau organism pemakan hama atau binatang lain yang merugikan.
Secara khemis
Usaha pemberantasan dengan
menggunakan bahan kimia yang berupa pestisida, antara lain fungisida,
bakterisida, insektisida, nematisida, akarisida, dan lain-lain.
Cara pemberantasan ini relative
cepat dan paraktis, tetapi seringkali menimbulkan efek sampingan. Sebab jika
penggunaannya tidak berhati-hati dapat membahayakan kesehatan manusia atau
organisme lain, Juga dapat mengganggu keseimbangan alam.
Tetapi bagaimanapun usaha
pencegahan akan selalu lebih baik dari pada pemberantasan. Di bawah ini akan
diuraikan secara singkat beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang
tanaman kelapa sawit, serta beberapa usaha pencegahaan maupun
pemberantasannya.
Hama Tanaman Kelapa Sawit
Nematoda
Gejala
Daun-daun yang baru akan membuka
menjadi tergulung dan tumbuh tegak. Selanjutnya daun berubah warna menjadi
kuning dan mengering. Terjadi pembusukan pada tandan bunga dan tidak membuka,
sehingga tidak menghasilakn buah.
Penyebab
Nematoda Rhadinaphelenchus
cocophilus. Hama ini menyerang akar tanaman kelapa sawit.
Pemberantasan
Pohon yang terserang diracun
denagn natrium arsenit. Untuk memberantas sumber infeksi, setelah tanaman
mati/kering dibongkar lalu dibakar
Tungau
Gejala
Daun yang diserang berubah warna
dari hijau menjadi perunggu mengkilat (bronz). Pesemaian atau pembibitan
mengalami kerusakan.
Penyebab
Tungau merah (Oligonychus) yang
panjangnya 0,5 mm. Hidupnya disepanjang tulang anak daun sambil mengisap cairan
daun.Hama ini menyebabkan dan berkembang pesat dalam keadaan cuaca kering
dimusim kemarau.
Pemberantasan
Penyemprotan dengan akarisida
yang mengandung bahan aktif tetradifon 75,2g/l. Contoh akarisida tersebut
adalah Tedion 75 EC yang disemprotkan dengan konsentrasi 0,1-0,2%.
Pimelephia ghesquierei
Gejala
Adanya lubang atau ruangan pada
daun muda bekas gerakan dari ulat hama ini. Jika ada angin yang bertiup
kencang, daun banyak yang patah.
Penyebab
Ngengat pimelephia ghesquierei.
Telur penggerek ini ditempatkan di bawah daun yang belum membuka. Beberapa hari
kemudian telur akan menetas menjadi larva berupa ulat yang berukuran 3-4 cm,
berwarna merah tua dan berubah menjadi kekuning-kuningan sesuai denagn
perkembangannya. Siklus hidup dari telur sampai dewasa berlangsung selama 35-45
hari. Yang diserang ngengat ini biasanya tanaman berumur 3-5 tahun atau yang di
pembibitan.
Pemberantasan
Serangan ringan dapat diatasi
denagn cara memotong bagain yang terserang. Untuk tanaman yang terkena serangan
cukup disemprot dengan parathion 0,02%.
Ulat api
Gejala
Helaian daun berlubang atau habis
sama sekali sehingga hanya tinggal tulang daunnya. Gejala ini dimula dari daun
bagian bawah.
Penyebab
Setora nitens, Darna trima, dan
Ploneta diducta merupakan hama penyakit daun ini. Larva berupa ulat berwarna
hijau dan pada punggungnya terdapat garis putih memanjang dari kepala sampai
ujung badan. Ulat ini berukuran panjang 20-25 mm. Bulu kasar kaku yang ada pada
punggungnya dan beracun. Jika terkena tanagn rasanya gatal dan panas.
Pemberantasan
Pada serangan ringan
pemberantasan dilakuakn secara manual, yaitu mengambil ulat-ulat dari daun dan
memusnahkannya. Pemberantasan secara khemis denagn menyemprotkan insektisida
berbahan aktif triazofos 242 g/l, karbanil 85%, dan klorpirifos 200 g/l.
Beberapa contoh insektisida tersebut adalah Hostation 25 ULV, Sevin 85 ES atau
Dursban dan konsentrasi yang dianjurkan yaitu 0,2-0,3%.Pada saat ini telah
dikembangkan pengendalian larva ulat api secara biologis, yaitu denagn
penyebaran virus B.nudaurelia.
Ulat kantong
Gejala
Daun tidak utuh lagi, rusak dan
berlubang-lubang.kerusakan helaian daun dimulai dari lapisan epidermisnya.
Kerusakan lebih lanjut adalah mengeringnya daun yang menyebabkan tajuk bagian
bawah berwarna abu-abu dan ahnaya daun muda yang masih berwarna hijau.
Penyebab
Metisa plana, Mahasena, dan
Crematosphisa pendula merupakan penyebab serangan ini. Penyebaran hama ini
amat cepat, karena sifatnya yang “mobil” mudah berpindah dari satu daun ke daun
lain atau dari satu pohon ke pohon lain.Kerusakan akibat hama ini dapat
menimbulkan penyusutan produksi sampai 40% pada tahun pertama.
Pemberantasan
Secara khemis dengan timah
arsenat 2,5 kg/ha dalam 25 l air atau denagn insektisida yang mengandung bahan
aktif triklorfon 707 g/l, contohnya Dipterex 700 ULV. Dosis penggunaan
insektisida tersebut untuk tiap hektar areal perkebunan adalah 1,5-2 kg
yang dilarutkan dalam 15-20 l air. Pemebrantasan secara biologis dengen
menyebarkan predator dan parasit. Beberapa jenis parasit yang sering djumpai
menyerang larva adalah Callimerus arcufer, Brachymeria sp, Apenteles sp, Fislistina
sp, Caryphus inferus dan lain-lain. Predator larva antara lain adalah Sycanus
dichotomus.
Belalang
Gejala
Daun tidak utuh, pada bagian
tepinya tampak bekas gigitan, terutama pada daun muda. Bibit rusak, bahkan bisa
patah.
Penyebab
Valanga nigricornis dan Grastrimargus
marmoratus. Meskipun kerusakan yang ditimbulkan tidak begitu serius, tetapi
dalam populasi besar hama ini dapat menurunkan produksi.
Pemberantasan
Secara biologis, predator yang
bisa memberantasnya antara lain burung.
Kumbang
Gejala
Adanya lubang-lubang berbentuk
taji pada daun muda yang belum membuka dan pangkal daun.
Penyebab
Oryctes rhinoceros. Serangan hama
ini cukup membahayakan jiak terjadi pada tanaman muda, sebab jika sampai
mengenai titik tumbuhnya menyebabkan penyakit busuk dan mengakibatkan kematian.
Tetapi jika hanya makan bakal daunnya, hanya menyebabkan kerusakan pada daun
dewasa.
Pemberantasan
Pencegahan denagn menjaga
kebersihan kebun, terutama di sekitar tanaman. Sampah-sampah dan pohon yang
mati dibakar, agar larva hama mati.
Pemberantasan secara biologis
dengan menggunakan jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus
oryctes. Atau dapat juga denagn penyebaran predator seperti kumbang, lalat,
semut, rayap, tokek, ular, dan burung.
Penggerek tandan tubuh
Gejala
Buah muda atau buah tua terlihat
berlubang.
Penyebab
Ngengat Tirathaba mundella. Ulat
hama ini berwarna cokelat muda sampai cokelat tua dan mencapai panjang
kurang lebih 4 cm. hama ini meletakkan telurnya pada tandan buah, dan setelah
menetas, larvanya (ulat) akan melubangi buah kelapa sawit.
Pemberantasan
Secara khemis, disemprot denagn
insektisida yang mengandung bahan aktif triklorfon 707 g/l atau endosulfan 359
g/l. Insektisida tersebut antara lain adalah Dipterex 700 ULV dan Thio dan 35
EC denagn dosis, 0,5 kg/ha yang dilarutkan dalam 370 l air.pemberantasan secara
biologi dengan penyebaran predator dan lalat parasit.
Tikus
Gejala
Pertumbuhan tanaman tidak normal,
terutama pada bibit dan tanaman muda, karena jaringan-jaringan pada titik
tumbuh rusak. Pada tanaman dewasa yang sudah menghasilkan, terjadi kerusakan
tandan buah dan bunga-bunga yang masih muda.
Penyebab
Tikus (Rattus tiomanicus, Rattus
sp). Hama ini menyerang tanaman pada semua umur dan menumbulkan kerugian yang
tidak sedikit
Pemberantasan
Hama tikus pada umumnya
sulit diberantas, karena daerah hidupnya sangat luas. Pemberantasan bisa
dilakukan secara emposan pada sarangnya. Secara biologis dengan predator
seperti kucing, ular, burung hantu (Ty to alba).
Hama lainnya
Selain tikus, beberapa jenis
mamalia lain yang merupakan hama kelapa sawit adalah tupai, babi hutan,
dan lain-lain.
Penyakit Tanaman Kelapa Sawit
Penyebab penyakit tanaman
kelapa sawit adalah beberapa jenis mikroorganisme seperti jamur (fungi),
bakteri, dan virus. Penyakit yang menyerang tanaman pada umumnya sangat sukar
untuk diberantas. Tindakan pemberantasan yang biasa dilakukan yaitu
dengan pemotongan bagian tanaman yang terserang, pembongkaran, dan
pembakaran.
Karena sulit pemberantasannya,
maka tindakan yang terbaik adalah dengan melakukan tindakan pencegahan.
Beberapa tindakan pencegahan agar tanaman sedikit atau terhindar dari
penyakit antara lain antara lain dengan pembibitan bibit yang reisiten,
isolasi, pemusnahan/pembakaran pohon-pohon yang sakit dan penggunaan bahan-bahan
kimia. Beberapa penyakita yang penting dan sering menyerang kelapa sawit, akan
diuraikan lebih lanjut.
Blast disease (penyakit akar)
Gejala
Tanaman tumbuh tidak normal,
lemah, dan daun berubah warna dari hijau menjadi kuning (nekrosis). Nekrosis
dimulai dari ujung daun dan beberapa hari kemudian tanaman mati. Bibit maupun
tanaman dewasa yang terserang akarnya membusuk.
Penyebab
Jamur Rhizoctania lamellifera dan
Phytium sp.
Pencegahan
Melakukan budidaya
yang baik merupakan cara yang efisien untuk pencegahan penyakit ini. Tindakan
tersebut antara lain dengan membuat pesemaian yang baik agar bibit sehat
dan kuat, pemberian air yang cukup dan naungan pada musim kemarau, dan lain-lain.
Basal stem rot atau Ganoderma
(penyakit busuk pangkal batang)
Gejala
Daun hijau pucat dan daun muda
(janur) yang terbentuk sedikit, Daun yang tua layu, patah pada pelepahnya, dan
menggantung pada batang. Selanjutnya pangkal batang menghitam, getah (gum=
blendok) keluar dari tempat yang terinfeksi, dan akhirnya batang membusuk
dengan warna cokelat muda. Akhirnya bagian atas tanaman berjatuhan dan
batangnya roboh.
Penyebab
Jamur Ganoderma applanatum,
Ganoderma lucidum, dan Ganoderma pseudofferum.
Jamur ini akan menular ke tanaman
yang sehat jika akarnya bersinggungan dengan tunggul-tunggul pohon yang sakit.
Pencegahan dan pemberantasan
Sebelum penanaman, sumber infeksi
dibersihkan. Terutama jika areal kelapa sawit merupakan lahan bekas kebun
kelapa atau kelapa sawit, tunggul-tunggul ini harus dibongkar serta dibakar.
Tanaman yang terserang harus
dibongkar dan dibakar. Di sekitar tanaman digali parit, dan tanaman yang belum
terserang dibumbun.
Upper stem rot (penyakit busuk
batang atas)
gejala
warna daun yang terbawah berubah
warna dan akhirnya mati. Keadaan ini berkembang terus sampai kuncup daun
terserang. Selanjutnya terjadi pembusukan pada batang. Batang yang membusuk,
sekitar 2 m di atas tanah, akan diwarnai cokelat keabuan
penyebab
jamur Formex noxius. Penyakit ini
berhubungan erat dengan defisiensi unsure K dan infeksi melalui spora pada saat
pemangkasan.
Pemberantasan
Bagian batang yang baru terserang
sedikit dapat ditolong dengan melakukan pembedahan atau pemotongan. Luka
bekas potongan ditutupi dengn obat penutup luka (protectant), misalnya ter
arang. Bila tanaman sudah tidak dapat tertolong lagi harus dibongkar.
Bagian-bagian tanaman yang sakit diletakkan diantara barisan tanaman agar
membusuk. Selain itu, penambahan unsure hara, terutama unsure K, dapat
mengurangi penderitaan pohon yang terserang.
Dry basal rot (penyakit busuk
kering pangkal batang)
Gejala
Tandan buah membusuk, pembentukan
bunga terhambat dan diikuti dengan patahnya peleph daun bagian bawah, akhirnya
tanaman kering dan mati. Jamur ini menyerang melalui akar atau bekas luka
akibat pemangkasan, masuk ke dalam kortek menuju ke pangkal batang.
Tanaman yang berumur 4-10 tahun lebih peka terhadap penyakit ini dan 2-3
tahun kemudian terkena penyakit, tanaman dapat mati.
Penyebab
Jamur (Ceratocystis para doxa)
Pencegahan dan pemberantasan
Tanaman yang sakit harus
dibongkar dan dibakar . Usaha pencegahan denagn cara menghindarkan dari sumber
infeksi dan usaha penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit tersebut.
Spear rot (penyakit busuk
kuncup)
Gejala
Jaringan pada kuncup
(spear) membusuk dan berwarna kecokelat-cokelatan. Setelah dewasa, kuncup akan
bengkok dan melengkung.
Penyebab
Belum diketahui dengan
pasti sampai sekarang.
Pemberantasan
Memotong bagian kuncup yang terserang
Bud rot (penyakit busuk titik
tumbuh)
Gejala
Kuncup yang ditengah membusuk
sehingga mudah dicabut dan berbau busuk. Akibat selanjutnya tanaman akan mati
dan tetap akan hidup, daun tumbuh abnormal, kerdil, dan lurus.
Penyebab
Bakteri Erwinia. Penyakit ini
sering berkaitan erat dengan serangan hama kumbang ( Oryctes rhinoceros).
Setelah hama menyerang titik tumbuh, kemudian dilanjutkan dengan serangan
penyakit ini yang merupakan serangan sekunder.
Pemberantasan
Belum ada cara efektif yang
ditemukan untuk memberantas penyakit ini.
Patch yellow (penyakit garis
kuning)
gejala
pada daun yang terserang, tampak
bercak-bercak lonjong berwarna kuning dan ditengahnya terdapat warna cokelat.
Penyakit ini sudah menyerang pada saat bagian ujung dan belum membuka, dan akan
menyebar ke helai dan lain yang telah terbuka pada pelepah yang sama. Daun yang
terserang akan mengering dan akhirnya gugur.
Penyebab
Jamur Fusarium oxysporum.
Penyakit ini menyerang tanaman yang mempunyai kepekaan tinggi dan disebabkan oleh
factor turunan.
Pencegahan
Usaha inokulasi penyakit pada
bibit dan tanaman muda, dapat mengurangi penyakit di pesemaian dan tanaman muda
di lapangan.
Anthacnose
Gejala
Terdapat bercak-bercak cokelat
tua pada ujung dan tepi daun. Bercak-bercak dikelilingi warna kuning yang
merupakan batas antara bagian daun yang sehat dan yang terserang. Gejala lain
yang tampak adalah adanya warna cokelat dan hitam diantara tulang daun. Daun –
daun yang terserang menjadi kering dan berakhir dengan kematian.
Penyebab
Jamur Melanconium sp. Glamorella
cingulata, dan Botryodiplodia palmarum
Pencegahan dan pemberantasan
Pencegahan secara agronomis
dengan mengatur jarak tanam,penyiraman yang teratur, pemupukan, pemindahan
bibit dari persemaian berikut tanahnya yang menggumpal di akar.
Pemberantasan secara khemis
dengan penyemprotan Captan (Orthocide M 50) 0,2% atau Cuman (Ziram) 0,1%.
Crown disease (penyakit tajuk)
Gejala
Helai daun mulai pertengahan
sampai ujung pelepah kecil-kecil, sobek, atau tidak ada sama sekali. Pelepah
yang bengkok dan tidak berhelai daun merupakan gejala yang cukuo serius. Gejala
ini tampak pada tanaman yang berumur 2-4 tahun.
Penyebab
Gen keturunan dari tanaman induk.
Pencegahan
Menyingkirkan tanaman-tanaman
induk yang mempunyai gen penyakit tersebut.
Bunch rot (penyakit busuk
tandan)
Gejala
Diantara buah atau pangkal
pelepah daun terdapat misselium yang berwarna putih.
Penyebab
Jamur Marasmius palmivorous.
Jamur ini menyerang buah yang matang dan dapat menembus daging buahnya,
sehingga menurunkan kualitas minyek sawit. Penyakit ini sering terjadi
pada tanaman permulaan panen, karena polinasi yang tidak sempurna.
Pencegahan dan pemberantasan
Tindakan pencegahan dilakukan
dengan melakukan penyerbukan buatan, kastrasi, dan sanitasi kebun terutama pada
musim hujan.
Pemberantasan dengan pembakaran
tandan buah yang terserang secara khemis dengan penyemprotan Difolatan 0,2%.
Semoga info singkat ini menambah pengetahuan seputar tanaman sawit khususnya penyakit dan hama pada tanaman kelapa sawit, untuk lebih jelas dan rinci anda bisa membaca langsung buku referensinya.
Semoga info singkat ini menambah pengetahuan seputar tanaman sawit khususnya penyakit dan hama pada tanaman kelapa sawit, untuk lebih jelas dan rinci anda bisa membaca langsung buku referensinya.
0 komentar:
Posting Komentar